MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Wednesday, June 10, 2020

Adab Qur'ani

Adab Qur'ani
Syajaratul Ma'arif
Oleh Mustamsikin

Adab atau akhlak sangatlah penting dalam semua sendi kehidupan sosial masyarakat. Tanpa adab niscaya manusia laksana seperti lalat. Hinggap di sembarang tempat tanpa memedulikan apa yang harus ia sesuaikan dengan tempat itu. Lebih dari itu adab yang baik akan melahirkan hubungan sosial yang harmonis. 

Untuk menunjang hubungan yang harmonis demikian al-Qur'an mengajarkan adab yang dapat dipelajari dalam kehidupan. Tentang hal ini penting kiranya menyimak uraian dalam Syaikh Al-Izz bin Abdissalam (w.660h.) tentang adab qur'ani dalam Syajaratul Ma'arif. Untuk lebih lanjut mari simak sekmen berikut ini. 

Berkaitan dengan adab atau akhlak qur'ani, Al-Izz membaginya dalam dua bagian. Pertama, berakhlak dengan karakteristik kehambaan seperti merasa hina dan berlaku melakukan ketundukan. Kedua, berakhlak dengan sebagian sifat ketuhanan seperti adil dan berbuat kebaikan. (h.5)

Dengan klasifikiasi Al-Izz di atas setidaknya penulis menarik satu pemahaman untuk bagian yang pertama, bahwasannya secara qur'ani seseorang hendaknya memiliki akhlak yang baik dengan merasa rendah di hadapan Allah yang disertai dengan rasa ketundukan kepada-Nya. Akhlak ini sangatlah penting, sebab dengan merasa hina akan menghindarkan seseorang dari rasa sombong dan sok suci. Sedang dengan ketundukan seseorang merasa sebagai hamba yang senantiasa rela untuk mengikuti aturan tuannya yakni Allah Swt.

Adapun bagian yang kedua, tentang berakhlak dengan sifat ketuhanan seseorang hendaknya berbudi baik dengan meniru sifat-sifat Allah. Meskipun tentunya tidak semua sifat Allah boleh dijadikan sebagai panduan. Sebab terdapat kekhususan yang hanya ada pada Allah tidak selain-Nya. Apa itu? Tanpa permulaan, selalu abadi, dan tidak membutuhkan selain-Nya. Adapun yang mungkin dijadikan panduan akhlak adalah karater selain yang telah sifat Allah yang telah disebutkan tadi. Misalnya saja sifat dermawan, malu, murah hati, dan menepati janji. Sifat-sifat ketuhanan yang seperti inilah yang boleh diterapkan dalam kehidupan. 

Selanjutnya jika ada yang bertanya, Allah kan memiliki karkter al-Kibriya' maha sombong dan al-Udhmah maha agung. Pertanyaannya, apakah boleh manusia sebagai hambanya berlaku demikian? Jawabnya tidak boleh. Sebab Al-Izz dalam memandang sifat Allah sebagai akhlak membaginya menjadi dua. Pertama tidak mungkin dari sifat Allah itu dapat dijadikan panduan akhlak, seperti sifat agung dan sombong. Kedua, mungkin dan boleh untuk berakhlak dengan sifat Allah seperti menepati janji, dermawan, murah hati dan selainnya. (h.5)

Berakhak dengan meniru beberapa sifat-sifat Allah yang--boleh--demikian semampunya akan mendatangkan rida Allah. Allah yang maha pengasih akan senantiasa mencurahkan kasih-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang meiliki akhlak yang baik. Selain itu dengan akhlak yang baik juga secara otomatis akan mempermalukan setan.  

Demikianlah akhlak qur'ani dalam pandangan Al-Izz. Semoga akhlak-akhlak yang demikian dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam berbudi dan beretika. Semoga kita mampu untuk berakhlak secara qur'ani dengan sekuat tenaga.

Wallahu A'lam Bisshawab.

No comments:

Post a Comment