MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Tuesday, June 9, 2020

Bekal Menuju Rumah Keabadian

Bekal Menuju Rumah Keabadian
Nashihul Ibad Bab Ruba'iy Bagian 1
Oleh Mustamsikin

Pangkal kehidupan ini tak lain dan tak bukan adalah kehidupan abadi di akhirat. Tidak ada akhir yang lebih jauh darinya. Tempat yang disebut al-Qur'an sebagai yang khairun lebih baik dan abqa lebih kekal dari dunia.

Sebagai pangkal dari perjalanan hidup yang telah digariskan Yang Maha Kuasa, tentu dibutuhkan berbagai bekal. Tidak cukup itu saja. Niat yang kuat didukung dengan keteguhan dan kesungguhan untuk menggapai kebahagiaan kelak diakhirat menjadi penopang utama disamping saku untuk bekal yang cukup. 

Untuk menuju tempat yang abadi ini, Ibnu Hajar mengutip sebuah hadis tentang bekal menuju akhirat. Bekal yang dimaksud ada empat. Sebagaimana Nabi Saw., memberikan pengajaran kepada sahabat Abu Dzar al-Ghifari. Nabi Saw., mengatakan, "Hai Abu Dzar perbaharui perahumu  karena lautan itu dalam; Bawalah saku yang sempurna karena perjalanan sangat jauh; Ringankan bawaanmu karena jalan yang sempit sulit pendakiaannya; Ikhlaslah dalam beramal karena Allah sebagai penilai Maha Melihat."

Dari sabda Nabi Saw, di atas dapat dipahami bahwa untuk menuju akhirat ada empat hal yang perlu diperhatikan. Pertama, senantiasa memperbaharui kendaraan. Dalam artian terus memperbaiki niat--sebagaimana penjelasan Syaikh Nawawi al-Jawi. Yang demikian bertujuan supaya selamat dari siksa Allah Saw. Kedua, memperbanyak bekal karena perjalanan ke sana sangat jauh dan menyulitkan. Ketiga, peringan barang bawaan--barang-barang duniawai--yang dapat memperberat langkah ke sana. Keempat, murnikan segala amal yang diperbuat, sebab amal yang diperhitungkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui berdasarkan kadar keihkhlasan yang menyertainya.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kehidupan sejati adalah nanti. Kelak di akhirat. Kehidupan yang kekal lagi tidak akan lagi ada kehidupan selebihnya. Maka dari itulah dunia ini diibaratkan ladang yang nantinya di ladang itu supaya ditanami sehingga dapat dipetik hasil panennya dikemudian hari untuk ditukar dengan kehidulan yang lebih layak di akhirat. 

Demikianlah kajian kitab Nashaihul Ibad kali ini. Semoga bermanfaat. 

Wallahu A'lam Bissahwab
Keterangan foto Sonora.id

No comments:

Post a Comment