Manisnya Ibadah
Nashaihul Ibad Bab Ruba'iy Maqalah 8
Oleh Mustamsikin
Tujuan utama manusia diciptakan tidak lain adalah untuk beribadah. Menyembah Allah Swt., dengan segenap penghambaan dan semaksimal mungkin. Menyembah-Nya dengan memurnikan niat semata karena, dan untuk-Nya. Tidak untuk yang lain.
Agar ibadah kepada-Nya menyenangkan hingga timbul rasa manis dalam beribadah tentu diperlukan resep manjur. Resep ini bukan sekadar resep. Melainkan resep yang dapat menjadikan seseorang menemukan rasa dari ibadah kepada Allah. Dapat menikmati semua jenis ibadah, sehingga ia terasa krasan 'bercengkerama' dengan Allah Saw saat beribadah.
Membincangkan resep agar ibadah terasa manis, tepat rasanya jika nasehat dari Sayidina Usman bin Afan diuraikan di sini. Pada suatu ketika, Usman mengatakan, "Manisnya ibadah ditemukan pada empat hal. Pertama, menunaikan kewajiban yang Allah perintahkan. Kedua, meningglkan larangan-larangan-Nya. Ketiga, memerintahkan kebaikan, sekaligus mencari pahala dari Allah. Keempat, melarang kemungkaran dan menjaga dari murkanya Allah."
Dari ungkapan Usman bin Afan di atas, dapat diperoleh pengajaran bahwa agar seseorang dapat merasakan manisnya ibadah maka hendaknya ia mencoba empat hal tersebut di atas. Dengan seseorang sepenuh hati menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah, secara ikhlas--dalam keadaan bagaimanapun tetap konsisten--tidak menutup kemungkinan ia akan merasakan pengaturan Allah. Merasakan bahwa menghambakan diri bukan lagi kewajiban melainkan konsekwensi hamba kepada Tuhannya.
Selanjutnya, jika kewajiban telah ditunaikan maka kebalikannya harus dijauhi bahkan bila mampu ditinggalkan. Seorang hamba dengan sekuat tenaga meninggalkan larangan-larangan Allah, maka ia akan manisnya ibadah akan tambah terasa. Larangan yang dimkasud menurut Syekh Nawawi, meliputi larangan yang kecil maupun yang besar.
Jika yang demikian telah dilakukan maka perlu ditingkatkan dengan berupaya mengajak, dan memerintahkan kepada sesama untuk melakukan kebaikan dengan harapan mencari pahala dari Allah. Siapa yang melakukan hal ini tentu manfaat yang ia peroleh dapat dirasakan ornag lain. Lebih-lebih tentang manisnya ibadah. Rasa manisnya ibadah juga dapat dirasakan orang lain.
Untuk menambah kesempurnaan rasa manis ibadah, maka seseorang perlu mencoba hal keempat yang dinasehatkan oleh Usman. Yakni dengan mencegah kemungkaran berasamaan dengan menjaga murka Allah. Dengan mencegah terjadinya kemungkaran diharapkan manfaat seseorang dengan setatusnya sebagai hamba Allah akan turut mendakwahkan syari'at-Nya. Di samping memang mencegah kemungkaran memang suatu kewajiban.
Demikianlah jika seseorang hendak merasakan manisnya ibadah. Ada baiknya resep dari Usman bin Afan ini dicoba. Syukur-syukur diamalkan. Paling tidak agar ibadah tidak hanya berasa biasa-biasa saja. Tawar-tawar saja, tanpa ada rasa manis sedikit pun.
Wallahu A'lam Bisshawab
No comments:
Post a Comment