Keutamaan Manusia
Syajaratul Ma'arif 3
Oleh Mustamsikin
Jamak diketahui bahwa manusia merupakan makhluk yang teramat mulia. Allah benar-benar memuliakan manusia meski Ia juga memfiramnkan bahwa manusia itu _dhaluman jahula._ Dari sudut manapun manusia adalah makhluk Allah yang memiliki banyak kelebihan dari makhluknya yang lain. Manusia lebih unggul dari benda mati seperti batu yang hanya sebagai objek. Lebih baik dari tumbuhan yang dapat merasa tanpa dapat berucap. Lebih sempurna atas binatang yang bisa bersuara namun tidak dapat mengutarakan ekspresi perasaanya dengan sempurna.
Selain keunggulan manusia atas makhluk Allah yang lain seperti benda mati, tumbuhan dan binatang manusia diberi anugrah berupa kemampuan berucap dengan jelas, dan akal yang sempurna lengkap dengan kemampuan memahami sesuatu. Dapat dididik dengan baik dan sempurna. (h.3)
Atas keunggulan dan keutamaan manusia tersebut maka kemudian dibebankan atas manusia berbagai perintah dan larangan oleh Allah melalui pengajaran al-Qur'an. Manusia diperintahkan untuk berbuat kebaikan serta dilarang untuk berbuat dosa dan kelaliman. (h.3)
Meski fasilitas yang diberikan Allah kepada manusia kemudian sebagai pertanggungjawaban itu dikenakan padanya suatu aturan--berupa perintah dan larangan tadi--Allah dalam perintah dan larangannya menyiapkan setiap balasannya. Tentang balasan ini Syekh Al-Izz bin Abdissalam (W. 660 H.)menuturkan bahwa konsekuensi amal manusia baik secara lahir maupun batin ada dua.
Pertama, menjadikan manusia mengabadi di surga dan memperoleh ridha dari Allah yang maha pengasih. Kedua, menetapkan manusia berada di neraka selamanya serta mendapat kemurkaan Allah zat yang maha membalas segala perbuatan. Kecuali bagi yang diampuni oleh-Nya.
Dua kemungkinan inilah balasan yang diperoleh manusia atas apa yang ia kerjakan. Boleh jadi ia abadi di surga. Boleh jadi pula ia kelak menjadi penduduk tetap neraka.
Namun demikian dua perlu diingat bahwa baik di surga maupun di neraka kelak semua atas kehendak dan ketetapan Allah. Boleh jadi Ia mengampuni pendosa dengan sifat-Nya yang maha pengampun kemudian si pendosa tadi dimasukkan surga dengan anugrah-Nya. Bisa jadi juga ahli ibadah dimasukkan ke dalam neraka dengan sifat-Nya yang maha kuasa.
Selain itu perlu diingat bahwa Allah sangat maha kuasa. Kekuasan-Nya tidak terbatas. Ia tetap berbuat semau-Nya baik saat ini hingga kapanpun bahkan di akhirat kelak. Oleh sebab itulah atas kekuasaan-Nya semua kemungkinan atas manusia dapat terjadi. Sehingga manusia menjadi lebih hati-hati dalam beramal baik dan berbuat dosa. Tidak lantas membanggakan amal bagi ahli ibadah. Tidak pula ceroboh berbuat dosa semaunya.
Demikianlah keutamaan manusia dengan segala keunggulan dan tuntutan yang diberlakukan untuknya. Semoga kita semua menjadi manusia-manusia yang dibimbing oleh hidayah-Nya sehingga memperoleh ridha-Nya. Dengan harapan hidup bahagia, mati masuk surga dan mendapat ridha-Nya. Amin.
Wallahu A'lam Bisshawab
No comments:
Post a Comment