MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Monday, June 15, 2020

Kala Diam Lebih Utama

Kala Diam Lebih Utama
Nashaihul Ibad 
Oleh Mustamsikin

"Salat adalah tiangnya agama, dan diam lebih utama. Sedekah dapat memadamkan murkanya Allah, dan diam lebih utama. Puasa menjadi penghalau api neraka, dan diam lebih utama. Jihad penanda yang paling luhur dalam agama, dan diam lebih utama."
Nabi Muhammad Saw.

Diam pada saat yang tepat memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Di antara keutamanaannya adalah menghemat energi. Lebih-lebih pada tengah hari di bulan puasa. Dengan diam energi seseorang tidak mudah habis. Apalagi untuk hal yang sia-sia.

Di samping menghemat energi dengan diam seseorang dapat dengan mudah meninggalkan hal-hal yang kurang atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Sebagaimana Nabi Saw., memerintahkan untuk meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Apalagi yang hal-hal yang dimaksud dapat menambah pundi-pundi dosa seperti ghibah (menggunjing) dan namimah adu domba. 

Lebih dari itu masih banyak keutamaan dari diam, sebagaimana dalam kutipan sabda Nabi Saw., di atas. Jika di katakan bahwa salat adalah tiangnya agama, maka diam lebih utama. Maksudnya bukan lantas diam dan tidak salat bukan. Diam dalam posisi keutamannya sangat tinggi layaknya kedudukan salat dalam agama. 

Berkait kelindan dengan hal ini, Syekh Nawawi mengutio sebuah hadis yang di dalamnya menyatakan, bahwa diam menjadi lebih tingginya ibadah. Diam di sini dimaknai Syekh Nawawi, diam dari hal-hal yang tidak bermanfaat bagi urusan agama dan dunia. Sedang menolak orang yang menganiaya agama adalah ibadah. Mengapa dalam hal ini diam lebih utama karena asal banykanya kesalahan bermula dari lisan.

Selanjutnya dalam dikatakan di atas bahwa sedekah dapat memadamkan murkanya Allah, dan diam lebih utama. Pengertiannya, diam memiliki fungsi yang setara dengan sedekah. Jika sedekah mampu memadamkan api amarah maka diam mampu menutupi aib. Hal ini senada dengan sabda Nabi Saw.,--yang diukutip oleh Syekh Nawawi-- "Diam adalah perhiasan bagi orang alim--berpengetahuan--dan hijap bagi orang yang bodoh." Orang yang alim pada saat yang tepat akan semakin berwibawa dengan diam. Sebagaimana orang bodoh tidak akan diketahui kebodohannya selagi tidak  berbicara.

Berikutnya, Nabi Saw., mengatakan, "Puasa adalah penghalau--tameng-- dari api neraka,  dan diam lebih utama." Maksudnya, jika puasa dapat memghalau api neraka, maka diam juga dapat menghalau perkataan yang buruk. Menghindarkan dan menyelamatkan dari gunjing-menggunjing. Di samping itu, kata Nabi Saw., diam adalah akhlak tertinggi. 

Perlu dicatat dalam ingatan, meskipun kedudukan diam sangat tinggi, namun sebaik-baiknya diam, kata Syekh Nawawi, masih lebih baik menyibukkan diri dengan hal-hal yang menambah pahala seperti zikir, membaca al-Qur'an dan membaca ilmu. Diam yang seperti ini tidak lebih baik daripada amal-amal tersebut.

Terakhir, Nabi Saw., mengatakan,"Jihad adalah penanda paling luhur dalam agama dan diam lebih utama." Jihad sebagai amal menjadi sesuatu yang paling menonjol dalam agama. Sebagaimana diam memiliki hikmah yang sangat terang. Diam dapat mencegah dari kebodohan. Kendati hanya sedikit orang yang melakukannya.

Demikianlah uraian _ngaji_ kitab Nashaihul Ibad kali ini. Semoga uraian di atas membawa manfaat. Di samping dapat menambah wawasan bahwa diam pada saat yang tepat memiliki keutamaan yang sangat banyak. Membawa hikmah yang sangat nampak.

Wallahu A'lam Bisshwab

2 comments: