Syajaratul Ma'arif
Oleh Mustamsikin
"Di antara kelembutan Allah yang maha mengasihi yakni, Allah tidak memerintahkan kita kecuali untuk memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat atau salah satunya. Tidak pula melarang kecuali terhadap sesuatu yang dapat mendatangkan kerusakan baik di dunia maupun di akhirat atau salah satunya."
Syaikh Al-Izz bin Abdissalam
Allah adalah yang disebut dalam ayat pertama surah al-Fatihah sebagai zat yang maha rahman dan rahim. Yang mengasihi dan menyayangi. Selain Allah maha engasihi dan menyayangi Ia juga sangat lembut. Kelembutan-Nya tidak dapat diukur dengan sesuatu apapun. Sebab tidak ada sesuatu apapun yang mampu membandingi kelembutannya.
Kata Al-Izz (w.660 h.) menerangkan bahwasannya kelembutan Allah pada hambanya itu untuk keberlangsungan kebaikan dan mencegah kerusakan. Ketika Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya maka perintah itu untuk mendatangkan kebaikan baik di dunia dan di akhirat atau salah satunya. Sebaliknya ketika Ia melarang sesuatu pada hamba-Nya semata-mata agar tidak terjadi kerusakan di dunia maupun di akhirat atau salah satunya.(h.4-5)
Memang bila kita pikir secara mendalam setiap perintah Allah akan mendatangkan kebaikan. Sepertihalnya Allah memerintahkan zakat. Selain agar zakat untuk menyucikan diri dan harta bagi muzakki zakat juga dapat untuk membantu mustahik. Setidaknya agar saat berlebaran ia tercukupi makanan pokoknya. Sebaliknya ketika Allah melarang mengkonsumsi segala yang memabukkan--khamr dan sejenisnya--maka semata-mata agar tidak terjadi kerusakan atas efek yang ditimbulkanya. Sebab orang yang mambuk dapat melakukan kerusakan secara tidak sadar. Mulai memukul orang lain yang tidak bersalah hingga melakukan perkosaan hingga pembunuhan.
Selanjutnya Al-Izz juga menerangkan tentang apa yang dimaksud dengan kebaikan--mashlahah dan kerusakan--mafsadah. Maslahah yang dimaksud di sini adalah kelezatan atau yang mrnyebabkan lezat. Atau juga mashlahah dapat dimaknai sebagai kegembiraan atau penyebabnya. Sedangkan yang dimaksud dengan mafsadah adalah rasa sakit atau penyebabnya. Ataupun dapat dimaknai dengan kesedihan atau penyebabnya.(h.5)
Dari penjelasan Al-Izz tentang kebaikan maupun kerusakan di atas dapat dipahami bahwa kebaikan akan mendatangkan kelezatan sekaligus kenikmatan. Kebaikan akan pula berujunga pada kegembiraan. Sedangkan kerusakan akan menjadi penyebab timbulnya penyakit atatu kesakitan yang psda ujungnya adalah rasa sedih yang tak berkesudahan. Pada kesimpulannya kebaikan akan berbuah kebaikan. Sedang kerusakan akan berbuah kerusakan.
Sebagai manusia yang dianugrahi akal yang sempurna dengan dipandu kitab suci melalui penjelasan Nabi Muhammad Saw., Sahabat dan pengikut serta ulamak-Nya--seperti Al-Izz--kita mampu membedakan kebaikan dan kerusakan. Apa saja yang mendatangkan kebaikan dan apa saja yang mendatangkan keburukan. Dengan bekal itu semoga hidayah senantiasa menyertai kita.
Demikian kajian kitab Syajaratul Ma'arif kali ini. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kalam-kalam indah penuh makna dari Al-Izz bin Abdissalam. Paling tidak untuk dijadikan sebagai bahan renungan untuk kehidupan yang lebih baik.
Wallahu A'lam Bisshawab
Keren Mas. Mantap.
ReplyDeleteAlhamdulillah, jumat barokah dpt pencerahan
ReplyDeleteHatur nuhn Bu.
Delete