MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Sunday, June 14, 2020

Melirik Nikmat Sendiri

Melirik Nikmat Sendiri
Oleh Mustamsikin

Banyak anugrah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya termasuk kita. Bagian dari anurgah-Nya adalah nikmat yang kita peroleh secara cuma-cuma. Sekalipun kita tidak meminta kita tetap diberi oleh Allah Swt. Misalnya ooksigen untuk kebutuhan pokok kita. Meskipun kita tidak pernah selalu meminta dalam hela nafas kita namun Allah tetap memberinya secara cuma-cuma pada kita. 

Anugrah Allah yang lain yang patut kita terus sebut dan ingat-ingat adalah berbagai nikmat-Nya. Apa saja bentuk nikmat itu. Bisa nikmat sehat, nikmat waktu luang, nikmat akal sempurna, fisik sempurna, hingga harta yang banyak jumlahnya.  Dengan berbagai nikmat yang demikian kita diperintahkan untuk terus menyebut-nyebutnya. Paling tidak sebagai wujud syukur kita atas nikmat yang diberikan Allah.

Untuk menyukuri nikmat Allah banyak cara yang dapat kita lakukan. Baik dengan ucapan, maupun prilaku. Dengan ucapan kita dapat berucap paling tidak dengan berucap alhamdulillah sembari menyebut-nyabutnya--bukan agar dilihat orang. Sedang syukur perbuatan dapat dilakukan dengan cara berprilaku baik. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Selain itu penting untuk menyukuri nikmat tidak perlu melirik apalagi membandingkan dengan nikmat orang lain. Sehingga, timbul prilaku hasud. Prilaku yang membahayakan bagi diri seseorang dan orang lain. Dengan seseorang tidak melirik lebih-lebih terus memperhatikan nikmat orang lain, seseorang akan terhindar dari rasa iri dan mampu untuk lebih bersyukur.

Konsentrasi pada nikmat yang dimiliki apapun itu bentuknya akan menjadikan dada ini semakin lapang. Hati tidak merasa sesak sebab kedengkian yang memuncak. Di sisi lain, nikmat apapun yang kita peroleh dan yang berada pada orang lain itu sudah sesuai porsi yang diberikan Allah Swt. Jika seseorang dengki dengan nikmat orang lain hakikatnya ia sedang tidak terima atas pemberian Allah yang telah Ia takar porsi dan ukurannya. Sedang yang seperti ini amat membahayakan bagi kita dihadapan Allah Swt.

Sebesar apapun nikmat--dengan segala bentuknya--yang diberikan Allah kepada kita, itulah yang terbaik meskipun kita juga diperintahkan untuk terus berikhtiar untuk mewujudkan cita-cita dan kehidupan yang lebih baik. Pun juga yang diberikan Allah pada orang lain yang mungkin di mata kita itu lebih banyak dari apa yang kita miliki itu juga atas kadar dan ketetapan-Nya. Dengan demikian kita akan lebih mampu untuk terus bersyukur atas bikmat Allah bukan mengufurinya.

So, mari terus bersyukur. Agar hidup lebih makmur. 
Wallahu A'lam Bisshawab.

6 comments:

  1. Semoga kita selalu termasuk orang yang selalu bersyukur atas nikmat yg diberkan Allah SWT

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah masih diberikan nikamat sehat...semoga manfaat

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah semoga ni mat ini menjadikan kita orang yg slalu bersyukur kepada Alloh Aamiin

    ReplyDelete
  4. Selalu menanti kajian kitabnya Ustad

    ReplyDelete