(Bagian Ke 19)
Kajian Kitab Jawahirul Adab
Oleh Mustamsikin
Setelah kajian yang lalu membahas tentang larangan membaca dengan cepat serta memutus tulisan, pada kajian kali ini akan dibahas mengenai adab pencari ilmu yang lebih dekat dengan teknis menulis. Teknis menulis ini penting dikuasai sebab, dunia thalib tidak akan pernah lepas dari tulis menulis. Siapa yang sendang mencari ilmu pasti akan menulis.
Mengenai adab thalib yang lebih dengan teknis menulis kali ini adalah pentingnya menghindari menulis--tangan--dengan huruf yang terlalu kecil. Kecuali alat tulis--buku tulis--sebagai medianya terlalu sempit. Maupun dengan adanya menulis dengan tulisan kecil turut meringankan beban bawaan. Jika mungkin dengan huruf besar-besar butuh seratus halaman maka diharapkan dengan kecilnya tulisan cukup membutuhkan duapuluh lima halaman saja. Sehingga menjadi ringan jika dibawa.
Adab thalib ketika menulis disampaikan oleh Syekh Ibnu Mukhtar pada syair berikut,
واحذر من الدقيق دون سبب # كنحو ضيق او كخف الكتب
"Dan hindarilah menulis dengan huruf kecil kecuali dengan sebab sempitnya media menulis atau untuk tujuan memperingan bawaan."
Penulis memandang selain pesan tersurat dalam syair di atas tentang pentingnya menghindari menulis dengan huruf kecil tanpa sebab, juga mengandung pesan tersirat berupa urgensi seorang thalib memiliki kecakapan menulis. Lebih dari itu, bagi seorang thalib hendaklah benar-benar mampu menulis dengan baik. Baik pilihan hurufnya maupun gaya diksinya.
Tidak dipungkiri memang menulis akan menjadi bagian sangat penting bagi seorang thalib, hingga banyak ulama menulis tentang adab-adab dalam membuat sebuah tulisan termasuk di antarnaya Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari. Dalam hal ini Hadratussaikh lebih menekankan ketika menulis ilmu yang berbasis agama hendaklah dalam keadaan suci, menghadap kiblat, dengan badan, pakaian, dan alat tulis yang suci. Kemudian memulai sebuah tulisan dengan menulis basmalah dan menguringinya dengan handalah dan shalawat.
Adab menulis yang demikian perlu diperhatikan sehingga, tulisan yang diproduksi mengandung manfaat. Dapat memantik orang untuk merujuk tulisan yang kita buat. Pun juga dapat terus dikaji, diperbincangkan dan diapresiasi banyak orang.
Sebagai penutup semoga kita termasuk orang yang beradab. Utamanya ketika menulis sebuah tulisan.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 14-01-2022
Sumber gambar: m.viral.id
No comments:
Post a Comment