(Bagian Ke 10)
Kajian Kitab Jawahirul Adab
Oleh Mustamsikin
Melanjutkan kajian kitab Jawahirul Adab karya Syekh Ibnu Mukhtar mengenai adab murid kepada guru. Pada kajian yang lalu telah dibahas mengenai adab bertanya kepada guru. Pada kajian kali ini akan dibahas tentang pentingnya murid memiliki banyak rasa malu kepada guru. Termasuk di antaranya tidak berjalan di depannya.
Memiliki banyak rasa malu kepada guru merupakan adab yang penting bagi seorang murid. Sebab dengan rasa malu itulah murid akan lebih banyak mendapat manfaat dari guru dan ilmu yang ia peroleh. Dalam syair Syekh Ibnu Mukhtar mengatakan,
وأكثر الحياء ولاتمش اما # مه وقم مسلما اذ قدم
"Dan perbanyaklah rasa malu dan janhan berjalan di depannya, serta berdirilah seraya mengucapkan salam ketika ia datang."
Dari syair di atas diperoleh tiga hal penting adab seorang murid kepada guru. Pertama, seorang murid hendaknya memperbanyak rasa malunya kepada guru. Kedua, murid hendaknya tidak berjalan di depan guru. Ketiga, murid hendaknya berdiri dan mengucapkan salam ketika guru tiba.
Bagi seorang murid menjaga adab termasuk rasa malu ketika di berhadapan dengan guru adalah keniscayaan. Mengapa demikian sebab rasa malu itulah yang kemudian menunjukkan jati diri murid. Menunjukkan bahwasannya murid memiliki akhlak yang baik. Selain itu yang demikian akan lebih mendekatkan murid untuk memperoleh ridha guru.
Begitu juga menurut Syekh Ibnu Mukhtar, murid tidak berjalan di depan guru. Meskipun dalam keadaan tertentu diperbolehkan bahkan dianjurkan. Sepertihalnya penjelasan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari dalam Adabul Alim, "Ketika murid berjalan bersama guru di malam hari hendaknya murid berada di depan. Sedangkan jika pada siang hari murid hendaknya di belakang kecuali ketika dalam keadana berdesak-desakan." Begitu juga ketika di tempat yang belum diketahui keadannya karena ada kubangan lumpur, dan tempat yang menhawatirkan hendaknya murid berjalan di depan guru.
Selain itu, termasuk adab murid dalam syair di atas adalah murid berdiri seraya mengucapkan salam ketika guru tiba. Mengucapkan salam yang dimaksud ketika guru sudah dekat tidak sejak guru dikejauhan, sebagaimana penjelasan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari. Mengucapkan salam bukan hanya ketika guru datang namun, juga ketika murid berpapasan dengan guru di jalan ketika posisi guru sudah dekat dengan murid.
Demikianlah di antara adab murid kepada guru. Meski kian hari adab yang demikian kian memudar, namun pendidikan tentang adab harus tetap dilakukan. Jika tidak niscaya adab akan hilang.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 26-01-2022.
Sumber gambar: islami.co
No comments:
Post a Comment