MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Tuesday, February 1, 2022

Adab Guru Bersama Murid

Adab Guru Bersama Murid 
(Bagian Ke 5) 
Kajian Kitab Jawahirul Adab 
Oleh Mustamsikin
Pada kajian kitab Jawahirul Adab, yang lalu telah dibahas mengenai pentingnya rasa ikhlas seorang guru dalam mendidik dan perasaan guru yang senantiasa siap menerima kebenaran walaupun dari orang yang lebih rendah. Melanjutkan pembahasan tersebut pada kajian kali ini akan dibahas mengenai pentingnya seorang guru percaya diri ketika mengatakan sesuatu yang ia tidak ketahui dengan, "Saya tidak tahu."

Kejujuran seorang guru harus dijunjung tinggi, apalagi ketika kejujuran itu menyelamatkan guru dari spekulasi. Kejujuran yang dimaksud adalah seorang guru berani dengan tegas menyatakan tidak tahu atau Allah maha tahu, jika ia ditanya sebuah persoalan namun ia tidak tahu jawaban dari persoalan tersebut. Rasa percaya diri guru yang demikian merupakan bagian dari adab seorang guru, hal ini sebagaimana Syekh Ibnu Mukhtar menyatakan, 

 وهكذا ترك الحياء من قول لا # أدرى اذا بد له ماسئلا
 "Dan begitu juga--adab seorang guru--tidak malu untuk mengatakan saya tidak tahu ketika ia ditanya."

Dari syair di atas jelas bahwa guru harus berani mengatakan tidak tahu, jika ia memang tidak tahu. Di samping sebagai bentuk kejujuran akademik, mengatakan tidak tahu adalah ciri khas orang alim sebagaimana perkataan Imam Nawawi yang dikutip dalam kitab al-Manhaj al-Sawi,"Di antara ilmunya orang alim yakni ketika ia tidak tahu mengatakan, Saya tidak tahu atau Allah maha tahu."

Selain itu pernyataan tidak tahu yang keluar dari guru bukanlah suatu aib yang dapat menjatuhkan martabat guru tersebut. Bahkan Imam Nawawi sebagaimana dikutip Habib Zein Bin Semit, perkataan saya tidak tahu tidak membuat derajat guru menjadi rendah. Bahkan itu adalah merupakan penunjuk agungnya kedudukan, ketakwaan, dan sempurnanya pengutahuan seorang guru.

Selain menyatakan, ungkapan saya tidak tahu seorang guru juga dapat menyatakan ketidaktahuannya dengan Allah maha tahu (Allahu a'lam). Pernyataan yang demikian juga merupakan kebiasaan dari ulama salaf. Sebagai mana Ibnu Mas'ud mengatakan, "Wahai manusia, jika seseorang mengetahui sesuatu katakanlah dengannya, jika tidak tahu katakanlah Allah maha tahu. Maka sesungguhnya di antara ilmu adalah menyatakan atas sesuatu yang tidak diketahui dengan mengatakan Allah maha tahu."

Sebagai penutup, demikianlah adab seorang guru ketika ia benar-benar tidak tahu atas jawaban suatu pertanyaan yang diajukan murid kepadanya. Inilah adab luhur seorang guru. Hal ini berkebalikan dengan guru yang tidak tahu namun tidak jujur. Ia berani menjawab persoalan yang ia sendiri tidak mengetahui jawabannya dengan sangat percaya diri. Inilah guru yang sejatinya tidak tahu namun sok tahu, yang kemudian dapat menyesatkan murid. 

Terakhir semoga tidak ada guru yang tidak tahu namun sok tahu. Berkatalah tidak tahu jika memang tidak tahu. Sebab yang demikian adalah tameng dari api neraka. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 01-02-2022. 
Sumber gambar: kompas.com
 


No comments:

Post a Comment