MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Thursday, March 24, 2022

Mengenal Pribadi Sanad Literasiku

Menegenal Pribadi Sanad Literasiku
(Prof. Dr. Ngainun Naim, S. Ag., M. H. I) 
Oleh Mustamsikin

Rangakaian kata, kalimat, ratusan artikel pendek, buku-buku antologi yang pernah saya tulis sesungguhnya tidak terlepas dari peran guru saya Prof. Dr. Ngainun Naim, S. Ag., M. H. I, yang kemaren 23 Maret 2022 telah dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pak Naim--begitu saya biasa memanggil meski sekarang Prof--merupakan sosok yang selalu memberi teladan, inspirasi, motivasi, koreksi, masukan, dan kritik di bidang literasi. Beliau sosok yang luar biasa, tak terkendali dalam menyemai, memupuk dan membersamai setiap pecinta literasi dari kalangan murid-murid beliau.

Membincangkan Pak Ngainun Naim, memang di bidang literasi memang tidak ada habis-habisnya--meski saya terlambat menulis tentang kiprah beliau. Sebagai 'kafarat' murid yang tak taat momentum menulis tentang gurunya maka kisah tentang beliau yang akan lebih subyektif bersentuhan dengan saya akan saya uraikan dalam tulisan ini. 

Secara pribadi saya memang salah satu murid/mahasiswa Pak Naim yang tidak terlalu dekat namun merasa dekat. Setidaknya nomor WhatsApp saya disimpan oleh beliau, dan beliau sering mengajak terkait dengan hal-hal yang bersentuhan dengan dunia literasi--tulis menulis. Secara pribadi memang Pak Naim, jamak diketahui sebagai orang yang renyah. Pokoknya enaklah, bertemu, berdiskusi, dan bergaul dengan beliau serba indah. Beliau sosok yang ramah, santun, senang bercanda dan sering membuat orang tertawa. 

Pak Naim memang sosok akademisi namun keramahan membuat murid-murid beliau merasa seperti keluarga. Kalau bertemu tanya, "Pie kabarmu, suwe ra muncul, nandi wae?" Kata-kata yang membuat siapapun merasa akrab dengan beliau. Menurut saya inilah, sosok Pak Naim akademisi yang luar biasa. Meskipun suatu ketika pernah memhuat jengekel karena beliau mengkritik tulisan tangan saya, yang jelek. 

Bagi saya Pak Naim adalah sosok guru yang luar biasa. Pribadi yang ramah, egaliter, murah senyum dan penyabar. Sosok guru yang dirindukan untuk ditemui. Sejak beliau mengisi pelatihan literasi yang saya ikuti pada tahun 2013, sampai sekarang--sepengetahuan saya--beliau tidak banyak berubah ketika bertemu dengan murid-murid beliau. 

Pada awal tahun 2013 itulah saya pertama kali mengetahui bahwa beliau adalah begawan literasi STAIN Tulungagung--sekarang UIN. Kala kampus masih sepi dari dosen penulis yang mapan, beliau sudah tampil sebagi da'i kondang di bidang literasi. Kiranya sudah berpuluh tahun beliau menggeluti dunia literasi di kampus yang sekarang sudah jadi UIN. 

Kalau saya ditanya kapan kamu mengenal dengan Pak Naim? Pasti saya jawab, perkenalan, dan pertemuan saya lebih dekat dengan beliau setelah beliau mengajar saya dan kawan-kawan IAT angkatan 2015 di pasca sarjana. Dari bangku perkuliahan saya mengenal beliau hingga berlanjut beliau mengajak untuk lebih dekat mengenal penulis-penulis hebat tahun 2017 di ITS Surabaya. Bertemu dengan komunitas SPN (Sahabat Pena Nusantara) yang psda tahun 2018 bermetamorfose menjadi SPK (Sahabat Pena Kita). 

Puncak kedekatan penulis dengan Pak Naim adalah ketika penulis meminta kepada pengelola program studi IAT Pascasarjana IAT untuk dibimbing dalam penulisan tugas akhir (tesis) program magister oleh beliau bersama dengan Prof. Abad Badruzaman, Lc., M. Ag. Semenjak sering bertemu beliau baik dalam hal bimbingan maupun terkait literasi--sering keluar masuk LP2M beli buku tulisan beliau, saya  merasa semakin dekat dengan beliau. 

Selanjutnya kedekatan penulis berlanjut hingga sekarang, meski tidak secara fisik bertemu dengan beliau namun secara maya jalinan interaksi terkait literasi dengan baliau masih terjaga baik--setidaknya hingga detik ini. Beliau meski sudah sangat sibuk masih sempat mengajak ikut kopi darat tidak--pertemuan sesama anggota komunitas SPK. Selain itu beliau masih kerso memberikan komentar di status WA saya. 

Demikian secara pribadi pertemuan saya dengan Pak Naim--karena sudah larut malam sementara saya sudahi tulisan ini--masih berlanjut. Tunggu edisi selanjutnya. Sebelum saya tutup, selamat Pak atau Prof. Naim, atas capaian yang luar biasa. Dikukuhkan menjadi Guru Besar dan memperoleh jabatan akademik tertinggi di perguruan tinggi. Selamat Prof. 

Berlanjut... 
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 24-03-2022

No comments:

Post a Comment