(Bagian Ke 4)
Kajian Kitab Jawahirul Adab
Oleh Mustamsikin
Melanjutkan kajian kitab Jawahirul Adab, masih seputar ada bertetangga. Pada kajian yang lalu telah dibahas tentang memberi sebagian buah-buahan yang kita panen kepada tetangga. Selanjutnya, kajian kali ini akan membahas tentang pentingnya menjaga diri dari melihat sesuatu yang dimiliki tetangga dan memaafkan tetangga.
Syekh Ibnu Mukhtar, dalam syairnya menegaskan dengan penuh kesungguhan akan pentingnya menjaga diri untuk tidak melihat seusuatu yang dimiliki oleh tetangga terutama istri tetangga. Dalam syairnya Syekh Ibnu Mukhtar menyatakan,
وغض عن زوجته بكل حال # واعف عن الزلة منه بارتحال
"Dan janganlah kamu memandang istri tetanggamu dalam setiap kondisi, dan segeralah memaafkan kesalahan tetangga."
Dari kandungan syair di atas dapat dipahami bahwa di antara etika bertetangga adalah tidak sering-sering dan berlama-lama memandang istri tetangga. Mengapa ini dilarang? Sebab tindakan yang demikian tidak dibenarkan. Apalagi dalam QS. An-Nur 30, Allah memerintahkan bagi orang yang beriman untuk menahan pandangannya. Padangan yang dimaksud menurut Imam al-Qurtuby dalam tafsirnya adalah memandang yang diharamkan.
Berpijak dari pandangan Syekh Ibnu Mukhtar, maka berlama-lama memandang istri tetangga merupakan prilaku terlarang. Boleh jadi dengan sering-sering melihat istri tetangga dapat memicu berbagai persoalan. Baik pada diri sendiri maupun orang lain. Boleh jadi dengan sering-sering melihat istri tetangga dapat menumbuhkan rasa suka pada istri tetangga dan timbul rasa ingin memiliki. Maka kemudian sebelum itu terjadi Syekh Ibnu Mukhtar menghimbau agar kita tidak sering-sering melihat istri tetangga.
Selanjutnya, pada syair di atas juga dibicarakan mengenai memberi maaf pada tetangga. Menurut Syekh Ibnu Mukhtar, segera memberi maaf atas kesalahan tetangga merupakan etika bertetangga yang baik. Dengan memberi maaf maka sekian persolan baru yang akan timbul dapat diantisipasi. Maka dari itulah jika ada tetangga yang berbuat kesalahan kepada kita hendaknya segera memberi maaf, meski mungkin berat.
Penulis memandang meski kita dianjurkan untuk memaafkan kesalahan tetangga, namun kita harus tetap menjaga diri agar tetangga kita tidak berbuat salah kepada kita. Sehingga baik kita maupun tetangga saling menjaga agar suasana bertetangga selalu kondusif.
Dari uraian di atas membawa manfaat
Nah demikianlah kajian kitab Jawahirul Adab, semoga kajian kali ini membawa manfaat. Utamanya bagi mereka yang ingin menjaga kondusivitas kehidupan bertetangganya.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 01-03-2022.
No comments:
Post a Comment