(Bagian Ke 2)
Kajian Kitab Jawahirul Adab
Oleh Mustamsikin
Melanjutkan pembahasan menganai etika berjalan di jalanan. Pada kajian yang telah lalu, kita diajak oleh Syekh Ibnu Mukhtar malui syairnya dalam kitab Jawahirul Adab, untuk memfokuskan pandangan ke arah depan ketika berjalan. Tidak terus-terusan menengok kanan dan kiri.
Sebagai etika lanjutan, maka pada kajian kitab Jawahirul Adab, kali ini kita akan membahas mengenai dua etika orang yang berjalan. Pertama, hindari tergesa-gesa. Kedua, tidak berhenti di tengah jalan kecuali ada hajat yang mendesak. Kedua etika tersebut tertulis jelas dalam syair berikut,
ولتبتعد عن عجل ولاتقف # على الطريق دون حاجة تصف
"Dan jauhilah kamj dari tergesa-gesa, dan janhan berhetai di tengah jalan kecuali ada hajat yang sangat."
Dengan memahami makna pesan dalam syair di atas kita akan tahu bahwasannya bagi orang yang tengah berjalan di jalan raya hendaknya tidak tergesa-gesa. Mengapa demikian sebab ketergesaan merupakan kebiasaan setan. Selain itu orang yang tergesa-gesa cenderung tidak fokus. Sehingga berpotensi membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
Selain itu, orang yang sedeng berjalan di jalan raya hendaknya tidak berhenti di tengah jalan. Berhenti yang dimaksud adalah tanpa adanya kebutuhan. Lain haknya jika berhenti karena mau menyeberang, maka tentu boleh.
Dua etika yang penulis paparan terkait dengan orang di jalanan tadi dibuat semata-mata untuk menjaga keselamatan dan ketertiban. Diri si pejalan di jalan raya selamat pun juga orang lain.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 08-03-2022.
Terima kasih
ReplyDelete