MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Thursday, March 17, 2022

Adab Menerima Tamu

Adab Menerima Tamu
(Bagian Ke 2) 
Kajian Kitab Jawahirul Adab 
Oleh Mustamsikin

Melanjutkan kajian kitab Jawahirul Adab, tentang adab penerima tamu atau tuan rumah. Pada kajian yang lalu telah dibahas tentang pentingnya menempatkan tamu pada tempat yang layak. Selanjutnya akan dibahas pada kajian ini tentang menyuguh tamu. 

Menurut Syekh Ibnu Mukhtar, setelah mempersilahkan tamu ditempat yang layak maka sebaiknya tuan rumah memberikan sesuatu yang biasa disuguhkan. Meskipun Syekh Ibnu Mukhtar juga melarang tamu mengada-ada yang tidak ada. Memaksakan diri untuk menjamu tamu, dengan cara mengada-ada. Yang demikian menurutnya tidak perlu. 

Dalam syairnya Syekh Ibnu Mukhtar menyatakan, 

وقدمن له بلا توانى # ضيافة بحسب الامكان

"Dan segeralah memberi suguhan kepada tamu sesui kadar kemampuan tanpa mengada-ada--mempersulit diri." 

Melalui syair di atas Syekh Ibnu Mukhtar, menganjurkan etika penting bagi tuan rumah yakni memberi suguhan atau jamuan kepada tamu. Mislanya tamu dikasih minuman atau makanan. Bisa air putih, teh, kopi, makanan ringan, atau jamuan makan. Yang penting tidak mempersukit diri dengan mengada-ada. Memaksakan diri memberi jamuan tamua padahal dengan uang pinjaman. 

Penukis memandang bahwasanya pendapat Syekh Ibnu Mukhtar, ini adalah pendapat yang ideal. Maksunya, menyuguh tanmu adalah etika yang baik, namun juga sekadarnya--sesuai kemampuan. Tidak kemudian karena menyuguh tamu harus lari kesana kemari untum meminjam uang. 

Nah demikianlah sedikit adab tuan rumah kepada tamu. Adab yang ideal pas dengan realita. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 17-03-2022. 

No comments:

Post a Comment