MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Tuesday, November 22, 2022

Berbaik Sangka

Berbaik Sangka
Oleh Mustamsikin

"Husnudzan (berbaik sangka) susahnya apa sih?" Gus Baha.

Sebagaimana dalam pengajian rutin kitab An-Nasaihuddiniyyah yang penulis ikuti pada Senin 14 November 2022, kajian saat itu membahasa banyak hal. Di antaranya, tidak wajib bagi seseorang membahas kemungkaran yang tertutup, berbaik sangka kepada sesama muslim, selektif dalam menerima informasi, dan golongan yang selamat, dan kriteria orang yang dapat merasakan manisnya iman. 

Dari pembahasan tersebut penulis ingin kembali menguraikan tentang berbaik sangka kepada sesama muslim dalam tulisan ini. Tanpa mengabaikan pokok bahasan yang lain, penulis mengira ini tema bahasan ini sangatlah penting. Sebab berbaik sangka kepada sesama untuk saat ini hampir suatu yang langka kita temui.

Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Hadad (w. 1132 H.) menyebutkan bahwasannya berbaik sangka kepada sesama muslim merupakan perkara wajib. 

Mengapa sedemikian wajib, lebih jauh beliau menjelaskan bahwasannya banyak orang yang keliru menilai orang yanh dinilai sebagai pelaku mungkar. Padahal untuk melakukan validasi dalam kasus tindakan kemungkaran yang dilakukan seseorang, menurut kacamata beliau kita harus melihat sendiri kemungkaran itu, atau setidaknya dengan kita mendapat informasi yang diberikan oleh orang yang bertakwa. Sekaligus orang itu tidak berkata kecuali kebenaran. 

Berbaik sangka kepada sesama memang tidak selalu mudah. Kendati juga tidak terlalu sulit jika seseorang mau menggali lebih dalam pengaruh positif yang timbul dari berbaik sangka.

Kita rasakan betul sekarang ini, dengan banyaknya orang yang sering melakukan kesalahan dalam menilai seseorang itu timbul sebab ketergesaan mengambil kesimpulan, ketidakmauan tabayyun (klasifikasi) atas informais yang diterima, kemalasan dalam membaca dan mencari informasi pembanding, dan semangat menyebarluaskan informasi  yajg keliaru sehingga mengakibatkan dampak yang sangat besar. Apalagi dampak itu menyasar sesama muslim yang kita telah diperintahkan untuk turut menjaga harga diri mereka sebagaimana pesan maqasidus syariah. 

Selain itu, kebiasaan berburuk sangka kepada sesama muslim sudah hampir mendarah daging. Apalagi si muslim yang dimaksud adalah pesaing kita dalam berbagai hal. Bisa jadi pesaing dalam hal ekonomi, bisnis, karir, atau bahkan pesaing dalam religiusitas. Kebiasaan buruk seperti inilah yang perlahan kita hilangkan. 

Kita harus berusaha memahami pesan QS. Al-Hujurat 12, yang menyebutkan, kita diperintahkan untuk banhak prasangka sebab sebagian darinya adalah dusta. Kita harus ingat betul-betul larangan ini. Sehingga kita tidak mudah menilai seseorang dengan penilaian buruk. Padahal sejatinya kita tidak tahu apakah penilaian yang kita lakukan berdasar pada fakta yang sebenarnya atau karena hanya didasari semangat menyalahkan yang timbul dari nafsu kita. 

Agar tidak semakin runyam akibat yang timbul dari buruk sangka kita pada orang lain, maka kita perlu sadar diri. Apakah kita sering berbaik sangka kepada orang lain atau sebaliknya. Jika sudah baik maka kita perlu menjadikannya sebagai sikap yang harus dipertahankan. Sebaliknya jika kita sering berprasangka buruk pada orang lain maka kita harus bertaubat. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 22-11-2022 






Sunday, November 13, 2022

Kaidah Dalam Bersikap

Kaidah Dalam Bersikap 
Oleh Mustamsikin

Nabi Muhammad Saw., mengajarkan banyak hal terhadap umatnya. Selain memang beliau ditugaskan sebagai rasul, beliau memang benar-benar nabi yang memiliki kecerdasan luar biasa. Sabda-sabda beliau menandakan betapa beliau sosok yang luar biasa. Apa yang beliau katakan seringkali membuat akal ini cenderung membenarkan.

Seperti halnya sabda beliau yang diriwaytakan oleh Imam Ibu Hibban dalam kitab Mukhtarul Ahadis karya Assayyid Ahmad Al-Hasyimi. Beliau mengatakan, "Apa pun yang menimbulkan kebencian jika dilihat oleh orang-orang darimu maka janganlah itu kamu lakukan ketika kamu sedang sendirian."

Semula penulis terhenyak bukan kepalang logika yang disabdakan oleh nabi ini. Seakan menggertak kesadaran penulis. Tentang kaidah bersikap dan berperilaku.

Bagaimana tidak, dalam sabda beliau di atas mengandung ajaran yang luar biasa jika diterapkan. Pastinya orang tidak akan merugi bahkan akan mendapat keuntungan. Bagaimana tidak?

Nabi Saw., mengajarkan agar seseorang melakukan sesuatu yang baik untuk disembunyikan sekaligus baik untuk diperlihatkan. Jika seseorang hendak berbuat yang buruk maka ia harus menimbang apakah perbuatan buruk itu jika diketahui orang akan mengundang kebencian mereka atau tidak. Jika perbuatan itu dinilai buruk ketika diketahui orang lain maka urungkanlah. Jika itu baik maka lakukanlah.

Selain itu, sabda Nabi Saw., tersebut juga memberi perhatian kepada seseorang untuk mampu memilah dan memilih apa yang harus ia lakukan baik dalam kesendirian maupun bersama orang lain. Mampu mengekang dirinya agar tidak melakukan perbuatan buruk meskipun dalam kesendirian. 

Dari sabda nabi tersebut, penulis menilai bahwa 'sesederhana' itu kalimat Nabi Saw., dalam memberikan kepada umatnya dalam memilih sikap. Meski demikian sederhana jika dipahami secara mendalam sangat logis apa yang beliau ajarkan. Hal ini mirip dengan sabda beliau yang diriwaytakan oleh Imam Ibnul Mubarak.

Dalam riwayat tersebut beliau mengatakan, "Jika engkau ingin melakukan sesuatu maka pikirlah akibatnya terlebih dahulu, jika akibatnya baik lanjutkan jika buruk maka hentikanlah."

Sabda Nabi Saw., tersebut cukup mengena. Cukup sebagai pilihan sikap bagi orang yang akalnya waras untuk melangsungkan apa yang hendak ia lakukan atau mengurungkannya. Kalau seseorang hendak melakukan sesuatu selayaknyalah ia berpikir apa akibat yang timbul dari perbuatan yang ia lakukan.

Ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw., yang demikian seyogyanya dipahami lebih dalam. Apalagi ajaran bekiau erat dengan pilihan sikap seseorang dalam bertindak sehari-hari. Agar orang mampu mengekang diri agar tidak melakukan perbuatan buruk maka ia harus ingat bahwa keburukan merupakan sesuatu yang dibenci oleh khalayak ramai. Sebab itulah baik sendiri maupun dalam keramaian seseorang janganlah berbuat buruk.

Begitu juga ketika seseorang hendak melakukan sesuatu seharusnya ia telah memikirkan apa konskwensi yang ia dapatkan dari perbuatan yang akan ia lakukan itu. Menimbulkan hal buruk atau baik. Jika baik lanjutkan jika buruk urungkan.

Nah demikianlah sekelumit ajaran Nabi Muhammad Saw., yang dapat kita jadikan pegangan dalam keseharian. Lebih-lebih dalam merencanakan dan melakukan sesuatu perbuatan. Sekaligus ajaran beliau sebagaimana penjelasan penulis di atas adalah kaidah dalam bersikap dan bertindak.

Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 13-11-2022.

Thursday, November 10, 2022

Serba Serbi PKKM MA Sunan Kalijogo 2022

Serba Serbi PKKM MA Sunan Kalijogo
Oleh Mustamsikin

Penilaian Kinerja Kepala Madrasah MA Sunan Kalijogo, yang dilaksanakan bersamaan dengan MA Ma'arif Kraton dan MA Abdulloh Bangsongan telah usia kemarin 09 November 2022 yang bertempat di Aula utama gedung 2 MA Sunan Kalijogo berjalan lancar. Kegiatan dimulai jam 08.30 hingga 13.30.

Kegiatan PKKM kali ini cukup menyita perhatian panitia. Mulai menyiapkan istrumen yang diminta hingga persiapan fisik menghadapi dua pengawas madrasah. Ibu Yaqutatun Hamroh, M. SI. Dan Bapak Akhmad Jamil, M. SI. Kedua pengawas inilah yang kali ini yang memberikan penilaian kepada kinerja kepada madrasah.

Penulis sendiri sebagai kordinator bagian B. yakni bidang menejerial berupaya semaksimal mungkin menyiapkan apa yang perlu disiapkan dan diadakan. Sementara kali ini penulis didampingi oleh tiga srikandi, Mbak Putri, Bu Mira da Bu Ninik, untuk menyiapkan segala sesuatunya. 

Sempat penulis katakan pada salah satu srikandi tersebut, jangan terlalu dipikir yang penting dikerjakan. Pusing boleh-boleh saja namun, kerja harus lebih optimal. Santai tapi selesai, jangan sampai terlihat serius tapi malah amburadul

Dalam benak penulis mungkin juga panitia yang lain, PKKM adalah hal yang bikin dredek namun tidak kali ini. Pengawas sebagai penilai terlihat santai-santai saja. Sehingga tidak membuat kepala madrasah maupun panitia khawatir dan was-was atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab dengan bukti yang akurat. 

Sesaat setelah PKKM dibuka oleh Drs. Tamam, selaku Kepala Madrasah MA Sunan Kalijogo, dilangsungkanlah sambutan oleh pengawas. Kali ini waktu untuk Bu Yaqut, orang yang disiplin namun egaliter. Beliau secara panjang lebar menerangkan apa esensi PKKM dan tujuannya. 

Seingat penulis beliau menjelaskan bahwa, PKKM ditujukan untuk mengukur sejauh mana madrasah menjamin mutu sebagai lembaga pendidikan? Sejauh mana kepala madrasah mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin sebuah lembaga pendidikan?

PKKM juga sebagai sebuah barometer untuk mengetahui sejauh mana madrasah memiliki progres peningkatan ke arah yang lebih baik. Seusai dengan visi dan misi madrasah. Selain itu PKKM juga dapat dijadikan sebagai pemanasan untuk menghadapi akreditasi. Jika di PKKM penilai memberikan catatan yang perlu diperhatikan, dilaksanakan dan dilengkapi oleh pengelola lembaga penyelenggara pendidikan, maka pada akreditasi nanti hasil dari PKKM akan membantu setidaknya 50%. 

Melalui PKKM inilah progres mutu madrash dapat diketahui. Sehingga lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama ini, mampu menyelenggarakan pendidikan sebagaimana mestinya. Sebagaimana ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah. 

Setidaknya itu yang penulis ingat dari apa yang disampaikan oleh pengawas sebelum PKKM dimulai. Setelah sambutan kemudian dilanjutkan dengan proses penilaian yang dimulai dari MA Ma'arif dan MA Abdulloh Bangsongan. Secata bergantian kedua madrasah tersebut dinilai. Untuk bagain A dan B dinilai oleh Bu Yaqut. Sedang C dan D dinilai oleh Pak Akhmad Jamil. Kemudian dilanjut MA Sunan Kalijogo. 

Saat proses penilaian inilah penulis merasa banyak mendapat ilmu terutama dalam memahami visi dan misi madrasah. Beliau Bu Yaqut menjelaskan dengan gamblang bagaimana dari visi madrasah kemudian dicapai dengan misi, dan tujuan madrasah. Beliau menjelaskan bahwa visi madrasah harus disosialisasikan kepada seluruh warga madrsah. Sehingga pada nantinya arah madrsah itu jelas. 

Bagaimana sebuah visi dicapai melalui misi yang dituangkan. Kemudian apa kendala dalam mewujudkan visi itu. Apa yang harus dievaluasi dan diperbaiki dalam mewujudkan visi madrasah. 

Kemudian penilai juga menjelaskan pentingnya sebuah madrasah memiliki guru yang profesional dengan menyiapkan media pembelajaran utamanya LCD projector. Selain itu juga pendidik harus memahami tugasnya dengan baik. Mampu memahami apa yang harus ia lakukan sebelum mengajar di awal pertemuan dengan menyepakati kontrak belajar dengan siswa. 

Selanjutnya guru dan siswa juga selayaknya membuat karya inovasi untuk membantu pemebelajaran. Seperti tutorial wudhu yang benar. Atau pemebelajaran yang lain yang dapat diupayakan oleh guru dan murid untuk membantu pembelajaran. 

Selain itu, guru harus terus meningkatkan kompetensi dengan berbagai cara. Bisa aktif mengikuti MGMP, seminar maupun workshop. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi madrasah tadi. Kompetensi guru harus terus ditingkatkan, jangan sampai guru ketinggalan zaman. Jangan hanya mengandalkan metode yang telah ada tanpa inovasi dan menyesuaikan dengan zaman. 

Saat penilaian inilah penulis berupaya menunjukkan karya yang penulis susun. Meski hampir semunya karya kolaborasi buku antologi, penulis merasa lega. Pengawas terlebih dahulu menanyakan apa ini? Seakan tertarik dengan setumpuk buku yang penulis bawa. Dengan penuh percaya diri penulis jelaskan bahwa inilah karya penulis. 

Dengan perasaan gembira penilai berulangkali membaca hamdalah. Merasa bangga kepada guru yang memiliki karya tulis. Meski karya tulis tersebut tidak madrk disitu. Maknanya harus disebarluaskan. Kemudian kemampuan menulis karya harus ditularkan kepada guru-guru yang lain. 

Dari pesan pengawas inilah penulis seakan terdorong bagaimana jiks masing-masing guru memiki buku. Minimal buku antologi buku keroyokan. Sehingga mereka kemudian mereka punya buah tangan dari selama mereka mengajar. Selain itu tentu penulis sangat bangga, dan merasa mendapatkan apresiasi. Tidak sia-sia mengotang-ngotong buku dari rumah.

Paling tidak itu kesan yang sangat mendalam yang penulis dapatkan saat proses penilaian berlangsung. Selebihnya tentu perbaikan dan peningkatan di sana-sini perlu dilakukan. 

Setelah penilaian dirasa cukup, kemudian pengawas mengakhiri kegiatan ini dengan penutupan dsn memberi kesimpulan atas terselenggara PKKM. Kedua pengawas memberi sambutan sembari mengingatkan apa yang kemudian harus dikerjakan sebagai tindak lanjut atas terselenggaranya PKKM. Dalam sambutannya Pak Akhmad Jamil, menyebut PKKM adalah raport kepala madrash yang rutin dilaksanakan setiap tahun. 

Demikianlah serba-serbi PKKM. Setelah kegiatan ditutup ringkes-ringkes dan pengembalian barang dilakukan. Sebelum itu tentu ramah tamah sebagai sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan. 

Sebagai penutup terima kasih banyak kepada Bapak dan Ibu penilai PKKM. Terlalu banyak ilmu yang penulis peroleh. Semoga ini sebuah pengalaman sekaligus bekal untuk lebih baik. Utamanya untuk kemajuan MA Sunan Kalijogo dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 10-11-2022. 





Monday, November 7, 2022

Memerintah Kebaikan Mencegah Kemungkaran

Memerintah Kebaikan Mencegah Kemungkaran
Oleh Mustamsikin

Sekelumit catatan mengikuti pengajian kitab An-Nashaihud Diniyyah karya Sayyid Abdullah Ba'alawiy Al-Haddad mengenai amar ma'ruf nahi mungkar perlu penulis reportase sebagai bagian dari pentingnya membuat catatan ringan. Selain sebagai tindak lanjut dari pengajian juga sebagai upaya menyimpan materi yang disampaikan dalam bentuk tulisan. 

Pengajian umum rutin mingguan yang diadakan di Mushola Pondok Panggung Tulungagung setiap Senin malam kali ini menguraikan penjelasan tentang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran atau amar ma'ruf nahi mungkar. Beliau KH. Fathurrohman, menyampaikan dengan runtut materi pada kitab An-Nashaihud Diniyyah kali ini.

Sepanjang uraian beliau, penulis maupun peserta lain mengikuti dengan antusias. Apalagi topik yang sedang dibahas adalah memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Salah satu topik penting dalam kehidupan seorang muslim. 

Menurut Sayyid Abdullah bin Alawi Al Hadad amar ma'ruf nahi mungkar merupakan sebuah keniscayaan. Tidak ada keringanan dalam meninggalkan hal ini. Sebagaimana pesan Nabi Muhammad Saw yang beliau kutip. Nabi mengatakan, "Barang siapa melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika masih tidak mampu maka ingkar dengan hati. Yang demikian adalah selemah-lamahnya iman."

Lebih dari itu beliau menegaskan, bahwasannya Allah tidak akan menerima uzur yang langka--mengada-ada, dan alasan-alasan yang dusta ketika amar ma'ruf nahi mungkar ditinggalkan oleh seorang muslim. Kecuali alasan meninggalkan tersebut jika didapati dampak dari amar ma'ruf nahi mungkar dapat menimbulkan banyaknya keburukan. Atau perbuatan tersebut dapat diterima sama sekali. Yang demikian dapat menggugurkan kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar.

Kata Syekh Abdullah bin Alawi Al-Haddad seorang yang enggan mencegah terjadinya kemungkaran sedang ja kuasa melakukan itu atau diam ketika terjadi kemungkaran, maka sesungguhnya ia ikut ambil bagian dalam dosa kemungkaran tersebut. Hal ini pengingat bagi kita semua agar menghindari orang-orang yang melakukan kemungkaran dan memalingkan diri dari mereka. Sebab orang yang membersamai orang yang berbuat kemungkaran ia berpotensi mendapatkan siksa dari Allah.

Mengapa disiksa? sebab ia berdekatan dengan orang yang melakukan kemungkaran. Sedang yang demikian diperhitungkan oleh Allah. Sebagaimana misalnya jika Allah menimpakan azab kepada orang yang ingkar maka orang yang tidak ikut melakukan namun berada di sekitarnya akan tertimpa petaka pula. Sebagaimana yang terjadi pada kisa-kisah yang terjadi pada orang Yahudi. Maupun kisah orang-orang yang berburu binatang dihari Sabtu.

Kisah-kisah mereka menunjukkan orang yang membersamai kaum yang berbuat ingkar akan turut mendapatkan siksaan atau bencana. Maka dari itu, kita semua harus berusaha semaksimal mungkin selain mencegah kemungkaran kita juga harus menghindarinya baik dengan berpindah dari tempat semula atau minimal ingkar dengan hati.

Di samping itu, orang yang melakukan
amar ma'ruf nahi mungkar harus benar-benar berhati-hati. Jangan sampai terlalu bersemangat melakukan itu namun mengabaikan aspek yang lain. Mislanya mengumbar aib orang lain. Sedangkan yang demikian adalah sesuatu yang dilarang. Kata Nabi Muhammad Saw., sebagaimana disadur oleh penulis kitab ini, "Siapa yang meniadaklanjuti aib orang saudaranya maka Allah akan menindaklanjuti aib dari orang tersebut."

Dengan demikian maka seseorang harus hati-hati dalam melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Jangan sampai perbuatan tersebut malah menyasar sesuatu yang seharusnya ditutupi malah diumbar. Pesan beliau KH. Fathurrahman agar hati-hati dalam beramar ma'ruf nahi mungkar. 

Sekian catatan mengenai pengajian kitab kali ini. Semoga catatan sederhana ini dapat meningkatkan semangat dalam beramar ma'ruf nahi mungkar. Sekaligus juga dapat dijadikan pengingat. 

Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 07-11-2022.

Friday, November 4, 2022

Makna Hamdalah Kharidah 2

Makna Hamdalah Kharidah 2
Oleh Mustamsikin

الحمد لله العلي الواحد * العالم الفرد الغني 
الماجد

"Segala jenis pujian hanya untuk Allah Yang Maha tinggi, esa, mengetahui, tunggal, kaya, yang agung."

Setelah kajian yang lalu membahas tentang sosok Syekh Ahmad Al-Dardiri penulis kitab Al-Kharidah Al-Bahiyyah, selanjutnya kita akan membahas pendahuluan kitab tersebut mengenai makna hamdalah yang ada pada bait di atas. 

Mengutip pendapat Syekh Abdussalam Sanar hamdalah secara bahasa dimaknai oleh memuji dengan indah tanpa sebuah paksaan dengan perasaan mengagungkan. Sedangkan secara istilah syari'at adalah perbuatan yang menumbuhkan pengagungan pada zat yang memberi nikmat dengan sebab keberadaannya sebagai pemberi nikmat. 

Mengenai hamdalah ini penulis kitab Al-Taudhihat Al-Jaliyyat, mengungkapkan bahwa rukun memuji ada lima. Pertama, orang yang muji. Kedua, zat yang dipuji. Ketiga, nikmat. Keempat, perangkat memuji yakni lisan. Kelima, ungkapan pujian. Menurutnya pula hamdalah dapat dilakukan saat lapang maupun sempit. Meskipun hamdalah lebih sempit maknanya dari syukr. Kalau syukr dapat diekspresikan tidak hanya dengan lisan melainkan juga dengan hati maupun perbuatan. 

Adapun lafal yang utama untuk memuji yakni alhamdulillahi rabil 'alamien. Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. 

Selain memuji pada bait ini, Syekh Ahmad Al-Dardiri juga menyatakan bahwa pujian hanya untuk Allah Swt., zat yang tinggi--al-'Ali. Maknanya menurut Syarih kitab ini adalah Allah maha tinggi dari segalanya, menetapkan kesempurnannya serta melenyapkannya dari sifat minus. Bahkan tidak ada sesuatu yang melebihi keluhurannya. 

Allah juga al-Wahid esa, maksudnya Allah tiada sekutu baginya. Baik sekutu dalam zat, sifat, maupun perbuatan. Ia juga al-'Alim yang maha mengetahui. Mengetahui segala yang ada, yang tidak ada maupun serta sebab keberadaannya. Ia juga yang tunggal dalam zat, sifat, dan perbuatan. Ia pula al-Ghaniy maha kaya, tidak membutuhkan selain-Nya. Tidak butuh pada sesuatu pun, termasuk tempat, penentu, pengatur dan sebagainya. Ia pula al-Majid yang mulia, agung dan suka memberi. 

Penulis memahmi bahwasannya melalui nazam ini Syekh Ahmad Al-Dardiri, hendak memegaskan dari awal bahwa pembahasan yang akan beliau uraikan lebih lanjut pada kitab ini adalah ilmu tauhid. Pengesaan Allah Swt. Sedang yang demikian sudah tercermin dari bait nazam ini. 

Beliau penulis kitab ini, menjelaskan bahwa Allah adalah zat yang pujian hanya layak untuknya. Sifat-sifat sempurna Ia miliki sepenuhnya, maha tunggi, esa, mengetahui, tunggal, kaya--tak butuh selain-Nya, dan lagi agung. Ia juga tidak membutuhkan siapapun termasuk makhluk-makhluk-Nya. Tiada sesuatu pun yang dapat menjadi pesaing Allah dalam segala hal. Tidak pula ada sesuatu yang menyerupai-Nya dan tak pula Ia serupa dengan selain-Nya. 

Melalui bait nazam ini pula dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah Swt., Tuhan yang kita imani adalah pencipta yang maha sempurna. Kesempurnannya tak mengenal batas. Tiada sifat buruk pun yang pantas disandarkan kepada-Nya. Ialah Yang Maha Sempurna. 

Demikianlah uraian singkat sebagai pengantar memahami bait nazam Al-Kharidah Al-Bahiyyah ini. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 04-11-2022.

Sumber bacaan, Terjemah bahasa jawa Al-Kharidah Al-Bahiyyah karya Syekh Muhamad Shidiq, Syarah Al-Kharidah Al-Bahiyyah karya Syekh Abdussalam Sanar. Al-Taudhihat Al-Jaliyyat karya Hisyam Al-Kamil Hamid Musa. 


Thursday, November 3, 2022

Syaikh Ahmad Al-Dardiri Kharidah 1

Syaikh Ahmad Al-Dardiri
Pendahuluan Kharidah 1
Oleh Mustamsikin

يقول راجي رحمة القدير * اي احمد المشهور بالدرديري

"Berkatalah orang yang berharap rahmat Allah, yang maha kuasa yakni Ahmad yang terkenal dengan Al-Dardiri."

Syekh Ahmad Al-Dardiri (1127-1201 H) memiliki nama lengkap Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Abi Hamid Al-Adwiy Al-Azhari, yang terkenal dengan Al-Dardiri--sebuah nama kakek belia. Beliau lahir pada tahun 1127 H. Beliau seorang yang hafal al-Qur'an sejak usia dini dan menjadi pemuka mazhab maliki sebuah mazhab yang didirikan oleh Imam Malik bin Anas. 

Syekh Ahmad Al-Dardiri, selain sebagai ulama besar di mazhab maliki beliau juga pemuka tarekat khalwatiyah, sebuah tarekat yang didirikan oleh Syekh Umar Al-Khalwati di Afganistan. Sebagai seorang ulama, Syekh Ahmad merupakan sosok yang alim, zuhud, penegak kebenaran dan tidak takut terhadap hinaan maupun cercaan dari orang. 

Sebagai seorang yang alim Syekh Ahmad Al-Dardiri mengambil ilmu dari beberapa guru di antaranya, Syekh Ahmad Al-Shabagh guru di bidang hadis, Syekh Muhammad bin Salim yang masyhur dengan Al-Hanafi guru beliau di bidang tarekat, Syihabuddin Ahmad, Ali bin Ahmad guru di bidang fikih, Syekh Muhammad Al-Dafrawiy guru hadis musalsal. 

Selain memiki banyak guru, Syekh Ahmad Al-Dardiri juga memiliki beberapa murid yang mengambil ilmu dari beliau di antaranya Syekh Muhammad bin Muhammad bin Urfah Al-Dasuki, Syekh Mushthafa Al-'Aqbawi, Ahmad bin Muhammad Al-Shawi, Syekh Shalih bin Muhammad Al-Shiba'i, dan Syekh Sulaiman bin Muhammad Al-Fayumi. 

Sebagai seorang yang dipandang memiliki kepasitas ilmu agama baik fikih, lughat, akidah, maupun hadis, beliau banyak menulis karya di antaranya, Aqrabul Masalik, Minahul Qadir, Fathul Qadir, Tuhfatul Ikhwan, Risalah fi Mutasyabihatil Qur'an, Al-Taujih Al-Asna, Risalah fil Maulidinnabi, dan Kharidah Al-Bahiyah, kitab yang akan kita bahas ini. 

Beliau wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 1201 H. Di salatkan di masjid Al-Azhar serta dimakamkan di belakang Universitas Al-Azhar. 

Nama beliau masyhur dan harum semerbak sebagaimana kitab yang akan kita bahas ini. Kharidah Al-Bahiyah permata yang indah. 

Dalam nazam di atas beliau menyatakan bahwasannya besar barapan beliau memperoleh kasih sayang dari Allah zat yang senantiasa maha kuasa. Perkataan beliau pada nazam tersebut merupakan awal dari kitab Kharida Al-Bahiyah yang sangat fenomenal. Setidaknya banyak orang yang memberi komentar atau syarah kitab ini. Di antaranya, Syekh Abdussalam Sanar, dengan kitabnya Syarah Kharidah Al-Bahiyah, Syekh Hisyam Kamil Hamid Musa dengan kitabnya Al-Taudhihat Al-Jaliyah, kitab Hasyiyah Syarh Al-Kharidah karya Syekh Sa'id Faudah dan masih banyak lagi.

Sebuah kitab yang benar-benar memberi banyak manfaat yang di dalamnya memuat 74 bait yang fokus pada pembahasan ilmu akidah atau kalam, dan sedikit tentang tasauf di bagian akhir. 

Demikian sedikit sebagai pendahuluan kajian kitab Al-Kharidah Al-Bahiyah. Semoga diberi kemudahan. Untuk pembahasan selanjutnya. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 03-11-2022

Sumber bacaan, Syarah Kharidah Al-Bahiyah karya Syekh Abdussalam Sanar, Al-Taudhihat Al-Jaliyah karya Syekh Hisyam Kamil Hamid Musa, Hasyiyah Syarh Al-Kharidah karya Syekh Sa'id Faudah. 



Wednesday, November 2, 2022

Pentingnya Ceria

Usahakan Ceria
Oleh Mustamsikin

Setiap orang memiliki perbedaan satu dengan yang lain memandang sebuah kehidupan dan seni menjalaninya.Ada sementara orang yang dalam hidupnya dipenuhi dengan target dan keinginan. Ada yang memiliki obsesi tinggi. Ada yang hidup ala kadarnya mengikuti jalannya air. Ada yang tidak ingin sama sekali terbelenggu oleh keinginan dengan beragam dalih pembenar.

Semua pandangan boleh hadir dan menghinggap di kepala setiap orang yang kemudian menjadi prinsip hidup. Namun demikian yang terpenting adalah tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga tidak muncul persoalan-persoalan yang berantai. Tiada putus-putusnya.

Satu hal penting yang hendak penulis tekankan dalam menjalani kehidupan sebagaimana yang sering disebutkan oleh Gus Baha adalah keceriaan. Bagaimana kemudian orang mengusahakan ceria dalam hidupnya. Entah dengan apa pun ragam masalah yang menyertainya. Sebisa mungkin kelola. 

Kalau mengikuti pandangan ini bagaimana kemudian ceria harus diupayakan. Mengapa itu harus diusahakan? Sebab dengan keceriaanlah seseorang akan dapat mengalihkan perhatian untuk sambat atau berkeluh kesah tiada henti. Di samping itu tentu agar seseorang menerima ketentuan dari Allah dengan ikhlas.

Jika sudah demikian maka seseorang tersebut dapat dikatakan selamat dari murka Allah. Murka apa? Yakni pengusiran dari Allah untuk meninggakkan bumi dan kolong langit yang Ia ciptakan sebagaimana disampaikan dalam hadis qudsi. 

Masalah selalu hadir di tengah-tengah kehidupan memang sudah barang pasti. Sehingga masalah bukan untuk dihapuskan namun untuk diselesaikan dan didapati solusi mengatasinya. Jangan sampai hadirnya masalah membuat seseorang terpaku, meratapi keadaan, tanpa adanya usaha keras untuk mencari penyelesaian.

Nah, apa yang penulis uraian di atas masuk pada kategori mudah diucapkan namun agak sulit dipraktekkan. Sehingga perlu adanya latihan-latihan terus menerus supaya terus ceria dengan segala kondisi. Mampu menerima dan memahami arti sabar dan syukur Kalau tidak bisa maka paksa untuk ceria. 

Demikianlah sedikit seni mengelola kehidupan menurut resep yang biasa penulis dengar dari ngaji Gus Baha. Semoga kita semua dapat ceria, bersyukur atas nikmat dan bersabar atas musibah. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 02-11-2022






Tuesday, November 1, 2022

Selalu Ada Harapan

Selalu Ada Harapan
Oleh Mustamsikin

Betapa indahnya pemandangan anak-anak mulai mengenakan pakaian menutup aurat ala santri. Berpeci, berbaju koko dan bersarung bagi laki-laki dan berpakaian menutup aurat pada anak-anak perempuan lengkap dengan kerudung dan gamis.

Anak-anak yang mulai tumbuh di usia tujuh tahun sudah berlalu lalang di depan teras madrasah diniyyah takmiliyyah membuat perasaan ini membuncah. Senang bukan kepalang melihat mereka berjajar menunggu bel masuk kelas madrasah berbunyi. Sungguh panorama yang luar biasa.

Dalam pikiran penulis anak-anak yang seperti itulah kelak menjadi generasi di masa mendatang. Meski tidak dapat dipastikan masa depan mereka setidaknya dengan keyakinan yang penuh ada harapan baik untuk mengawal agama ini. Meminjam istilah Gus Baha sebagai penerus sujud.

Harapan baik bagi generasi islami harus kita yakinkan pada diri kita. Yakin se yakin-yakinnya bahwa Allah Swt., telah menyiapkan para pengawal agama-Nya. Dari generasi ke generasi tetap ada dan tetap ada harapan.

Jika Allah sudah berkehendak maka tiada yang dapat menghentikan kehendaknya atau bahkan sekadar menerka apa yang dikehendaki oleh-Nya. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bagi Allah Swt., termasuk tumbuhnya generasi islami di suatu era yang penuh dengan tantangan.

Tantangan yang dimaksud boleh jadi dari dalam maupun dari luar. Dari dalam generasi tumbuh begitu saja tanpa perhatian yang cukup dari orang tua. Sedang dari luar tantangan tekhnologi baru sulit dihindari. Seperti smartphone yang makin canggih dan teknologi informasi yang lain.

Demikianlah sedikit curahan hati penulis melihat pemandangan berupa santri kanak-kanak yang memiliki antusias untuk belajar agama. Wajah lugu mereka mengingatkan bahwa selalu ada harapan kebaikan di masa-masa mendatang.

Wallahu A'lam Bisshawab 

Monday, October 31, 2022

Sinergi Guru, Orang Tua, dan Peserta Didik Sebagai Solusi

Sinergai Guru Orang Tua, dan Peserta Didik Sebagai Sebuah Solusi
Oleh Ahmad Mustamsikin Koiri

Semenjak penulis menjadi guru di salah satu madrasah aliyah di Kediri--sejak 2016 silam, penulis menyadari bahwa menjadi guru tidak mudah. Apalagi di zaman yang serba penuh tantangan ini.Tantangan yang menerobos semua lini kehidupan tak terkecuali dunia pendidikan. 

Bagi guru di zaman yang sejatinya serba cepat dan mudah ini, mereka mendapati tantangan serius dalam persaingan. Guru yang enggan terus belajar akan tertinggal. Apalagi sekarang sumber belajar siswa dapat diperoleh dari internet. Youtube misalnya. Guru yang minim inovasi tidak memiliki daya tarik yang cukup boleh jadi akan ditinggalkan oleh peserta didik. Dan bahkan akan tergantikan oleh bimbel online atau aplikasi belajar yang serba murah meriah. 

Tantangan serupa juga menyasar orang tua peserta didik yang sama-sama mengalami satu kondisi yang semakin berat. Tidak sedikit di antara mereka yang berkeluh kesah dengan keadaan dimana mereka mengalami kebingungan dalam memberi suport kepada anak-anak mereka. Lebih-lebih untuk meningkatkan minat belajar. Belum lagi, kian hari biaya kehidupan maupun pendidikan terus meroket. 

Sejalan dengan itu peserta didik juga mengalami kondisi serupa. Mereka disibukkan dengan duni maya yang serba online seperti game, youtube, dan hiburan maya sejenis. Hampir sering ditemukan anak yang khusuk berjam-jam memantengi layar smartphone atau gawai yang mereka miliki. Alih-alih mereka belajar dan memperluas wawasan dengan banyak membaca buku. Mereka malah disibukkan dengan hal-hal yang sifatnya hiburan belaka. 

Tidak bisa dipungkiri memang, tantangan dalam pendidikan semakin berat dirasakan. Baik bagi guru sebagai pendidik, orang tua peserta didik maupun peserta didik sendiri. Ketiga elemen ini dalam waktu yang bersamaan mendapat tantangan masing-masing sebagaimana penulis paparkan di atas. Lalu bagaimana tips dalam menghadapi tangang-tantangan yang menghadang?

Penulis yakin setiap tantangan dapat dihadapi, tinggal sejauh mana seseorang memiliki komitmen yang kuat dan usaha yang keras. Guru, orang tua maupun peserta didik harus mengerahkan semua kemampuan guna menghadapi tangangan yang luar biasa menghadang laju lokomotif pendidikan.

Bagi guru untuk menghadapi tantangan yang ada harus berupaya untuk selalu mengupdate pengetahuan. Mengubah cara mendidik dan menyusaikan dengan zamannya. Guru juga harus terus membuat kreasi dan inovasi baru dalam mendidik peserta didik melalui media yang beragam. 

Sebagai seorang guru harus dinamis, tidak boleh mandek dan mengandalkan pengetahuan dan metode pembelajaran yang sudah usang. Boleh jadi mengajar bertahun-tahun dapat mempermudah guru dari penguasaan materi pembelajaran, namun tidak pada metode pembelajaran. Jika guru hanya monoton dalam menyampaikan pelajaran hanya mengusai satu metode pembelajaran maka bersiaplah untuk ditinggalkan. 

Belum kalau guru bersifat apatis dan tidak mau tahu terhadap perkembangan dunia pendidikan maka ia akan ditinggalkan dan akan terganti oleh aplikasi. Ia akan tersudut oleh kondisi dimana akan dijauhi oleh peserta didik. Sedangkan bagi orang tua, sudah sepantasnya jika mereka terus berusaha untuk menyesuaikan dengan keadaan. Utamanya dalam hal memberi motivasi kepada anak-anak mereka sebagai peserta didik. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup dan update dalam menghadapi tantangan pendidikan yang dialami oleh anak-anak mereka. 

Orang tua tidak boleh menutup diri untuk melek terhadap kondisi yang ada. Kondisi yang dialami oleh anak-anak mereka saat ini. Orang tua juga harus berperan aktif dalam mengawal pendidikan anak-anak mereka. Tidak boleh lelah. Dan bahkan harus mengetahui terobosan yang solutif untuk mengantarkan anak-anak mereka untuk memperoleh pengetahuan. 

Adapun peserta didik sudah sepantasnya mereka bersemangat untuk memperoleh pengetahuan melalui banyak sumber. Sudah selayaknya mereka juga mampu menghadapi tantangan yang hadir saat ini. Mereka harus mampu mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. 

Suatu contoh misalnya mereka harus lebih mendahulukan belajar daripada bermain gawai. Atau dengan memanfaatkan gawai guna menambah dan menunjang pendidikan. Menggunakan gawai untuk memperluas wawasan dengan cara mengikuti bimbel online. Menggunakannya untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk menunjang penguasaan mereka atas pelajaran yang diajarkan oleh guru di dalam kelas. 

Terakhir untuk menghadapi tantangan baik guru, orang tua maupun peserta didik harus memiliki sinergi yang kokoh. Guru jika hanya mengandalkan dirinya sendiri tanpa orang tua yang solid dalam mengawasi dan memberi semangat kepada peserta didik baik secara moral maupun material akan kesulitan. Begitu juga orang tua tanpa peran optimal dari seorang guru niscaya mereka akan kelimpungan. Apalagi bagi peserta didik tanpa guru dan orang tua yang memiliki misi yang sama apalah di punya kemampuan. 

Sinergi ketiga elemen antara guru, orang tua maupun murid harus diperkuat. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai. Guru dapat menjadi teladan dan inspirasi. Orang tua dapat menjadi sosok yang selalu memberi motivasi. Murid yang selalu tahan uji dan selalu mampu beradaptasi menghadapi tantangan yang merintangi.

Penulis dalam hal ini memberi kesimpulan bahwasannya puncak dari suksesnya pendidikan tidak terlepas dari peran aktif ketiga elemen di atas. Guru, orang tua dan peserta didik. Apapun tantangan, hambatan, dan rintangan dalam pendidikan akan mudah dihadapi serta diproleh solusi.
Demikian sedikit uraian penulis tentang pentingnya sinergi guru, orang tua, dan peserta didik untuk memajukan pendidikan. Tanpa kelompokan dari ketiganya mustahil kemajuan pendidikan akan diperoleh.

Semoga bermanfaat. 
Wallahu A'lam Bisshawab 


Kesan Membaca Buku Dan Arsy Pun Berguncang

*Resensi Buku Dan 'Arsy pun Berguncang*
Oleh Mustamsikin 

Identitas buku
1. Nama pengarang:
Ahmad Husain Fahasbu
2. Judul buku: Dan' Arsy pun Berguncang
3. Penerbit: Diva Press
4. Tempat terbit: Jl. Wonosari, Baturetno Banguntapan Yogyakarta.
5. Tahun terbit: 2022
6. Tebal buku: 230 hlm
7. Kategori: kisah sahabat Nabi Saw. 
8. Harga buku: 70000
9. Resolusi: 14x20 cm

Salah satu buku yang begitu menarik bagi penulis adalah buku _Dan 'Arsy pun Berguncang Sirah Unik Sahabat-Sahabat Kanjeng Nabi_ yang ditulis oleh Ahmad Husain Fahasbu. Sosok penulis muda dari kalangan pesantren alumnnus Ma' had Aly Situbondo. 

Buku ini begitu menarik dan ciamik untuk dibaca. Menarik sebab di dalamnya disajikan kisah-kisah para sahabat Nabi Muhammad Saw., dengan segenap sisi heroik dari masing-masing mereka. Kisah-kisah kurun terbaik Islam pasca Nabi Muhammad Saw. 

Dalam buku ini disajikan tiga puluh enam sahabat nabi yang menemani berjuang beliau. Masing-masing kisah heroik para sahabat dituangkan dengan bahasa yang begitu renyah, mengalir dan pokoknya bikin merinding para pembaca. (h.19) 

Sudah sejak lama sebenarnya penulis penasaran dengan isi buku Dan Arsy Pun Berguncang, yang ditulis oleh alumni Ma'had Aly Situbondo ini. Namun baru tanggal 22 Oktober 2022 setelah mendapat info harga khusus di hari santri penulis memesan buku ini.

Sekilas buku ini memang menarik apalagi diberi pengantar oleh Al-Faqih Wa Ushulih KH. Afifuddin Muhajir. Sekaligus buku ini merupakan persembahan penulisnya untuk Kiai Afif. Persembahan murid kepada guru yang menjadi teladan, inspirasi, dan banyak memberikan pencerahan kepadanya.(h.5)

Sepengetahuan penulis dengan mengikuti diskusi penulis buku ini di laman facebook sudah sangat banyak bertebaran testimoni tentang buku ini sejak pre order setidaknya hingga kini cetakan kedua. Entah sebab penulisnya, atau isi yang terkandung di dalamnya maupun aspek lain.

Sekilas penulis akan menguraikan kenapa buku ini menarik dan patut dimiliki. 

Pertama, buku menarik bagi penulis bisa dilihat dari sisi penulisnya. Termasuk buku Dan 'Arsy pun Berguncang ini. Buku ini ditulis oleh sosok muda yang begitu moncer. Ditambah lagi ia adalah alumni pesantren kenamaan Ma' had Aly Situbondo salah satu lembaga yang didirikan oleh Kiai As'ad Samsul Arifin.

Sosok penulis muda yang dulunya penulis ikuti beberapa tulisannya di Alif.ID. Pun juga ternyata buku ini sebagian dari bagiannya pernah di muat di Alif.ID. Meskipun tentu dalam paparan buku ini lebih komprehensif. (h. 7). 

Entah mengapa dulu penulis begitu penasaran dengan sosok penulis buku ini, Ahmad Husain Fahasbu. Lama penulis ikuti tulisan-tukisannya begitu menarik. Ternyata ada santri pesantren murni yang analisisnya begitu mendalam bacaannya luas, dan senantiasa tak letih meluaskan pandangannya. Penulis menduga sosok ini bukan orang biasa. Gus lah kira-kira dalam bahasa kalangan pesantren menyebutnya. 

Kedua, buku ini menarik sebab menyajikan kisah para sahabat dari sudut yang berbeda. Jika kebanyakan buku sejarah sahabat mengisahkan sisi kehidupan yang biasa-biasa dialami orang pada umumnya, dalam buku ini disajikan dengan meneropong sisi paling menonjol yang diperankan oleh para sahabat ketika bersinggungan dengan sosok makhluk yang paling mulia yakni Muhammad Saw. 

Misalnya sosok Shafiyah binti Abdul Muthalib, sosok pejuang sekaligus perempuan yang pertama kali membunuh orang musyrik. (h. 20). Sosok Ja'far bin Abi Thalib, pejuang yang wajahnya mirip dengan baginda Nabi Muhammad Saw. (h. 26). Zaid bin Tsabit sekretaris pribadi Rasulullah yang insomnia. (h. 81). Anas bin Malik sosok pelayan Nabi Saw., yang didoakan nabi dan doa keberkahan yang begitu masyhur. (h. 184).

Kedekatan para sahabat kepada sahabatnya kanjeng Nabi Muhammad Saw., membuat terharu. Bagaimana mereka meneladani dan mengambil segala teladan yang dicontohkan nabi. Hingga denyut nadi kehidupannya berupaya menyesuaikannya dengan ajaran nabi.

Dari konten isi yang paling menarik bagi penulis adalah kisah Sa'ad bin Mu'adz, sosok sahabat yang memberkahi dakwah Islam hingga ketika ia masuk Islam semua Bani Abdul al-Asyhal ikut masuk Islam. (h. 114). Ialah sosok yang sangay disegani oleh kaumnya. Ia banyak berjuang hingga beberapa peperangan diikutinya mulai Perang Badar, Uhud, Khandak. Di perang Uhud ia paling terdepan melindungi nabi. Sedang di perang Khandak ia tertimpa panah dari Hubban bin Al-Arafah, yang sebab itulah satu bulan berikutnya ia wafat pada tanggal 5 Hijriah.(h. 115)

Kisah Sa'ad bin Mu'adz ini menarik lantaran Nabi Muhammad Saw., menyabdakan 'Arsy berguncang lantaran kematian Sa'ad. (h. 118). Wafatnya sosok pejuang yang tangguh dan oenuh dedikasi dalam mendakwahkan Islam yang direspon oleh alam. Penulis menduga sebab inilah atau mungkin inilah yang paling dekat mengapa buku ini diberi nama Dan' Arsy pun Berguncang. 

Ketiga, buku ini menarik sebab sumber rujukan yang dijadikan pijakan berkualitas. Ahmad Husain Fahasbu berhasil meramu tulisan dari berbagai rujukan primer yang benar-benar tepat. Sehingga semakin meneguhkan bahwa baik buku atau penulisnya memang orang yang berkualitas. 

Terakhir penulis ucapkan selamat kepada penulis buku ini. Banyak yang bisa penulis ambil, bahkan ketika buku ini penulis pameran kepada para murid mereka begitu antusias bergiliran untuk menelusuri kata demi kata dalam buku ini. Semoga buku ini terus bertebaran mempromosikan jejak sahabat Nabi Muhammad Saw. Dengan segala peran mereka. 

Wallahu A'lam Bisshawab. 
Kediri, 08-12-2022. 


Tuesday, October 11, 2022

Semarak Bulan Bahasa dan Sastra

Semarak Bulan Bahasa dan Satra Indonesia 
Oleh

Bulan Oktober sejak tahun 1980 ditetapkan sebagai bulan bahasa dan sastra. Sejak saat itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyebut bulan Oktober sebagai bulan bahasa. Baru pada tahun 1989 hingga saat ini bulan Oktober disebut dengan bulan bahasa dan sastra. Mengapa harus bulan Oktober? Kita ingat peristiwab bersejarah sumpah pemuda pada kongres pemuda dua, pada 28 Oktober 1928. Pada saat para pemuda bersumpah dan menyepakati beberapa hal salah satunya tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Jika kita menengok ke belakang, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Bangsa yang memiliki beragam suku, budaya, etnik, agama dan kepercayaan hingga bahasa daerah yang berjumlah ratusan. Sehingga diperlukan bahasa pemersatu antar suku bangsa sekaligus untuk mengikat persatuan antar suku tersebut dengan media bahasa pemersatu yakni bahasa Indonesia.

Dengan simpul bahasa Indonesia inilah bahasa-bahasa daerah 'dilebur' disatukan dengan bahasa Indonesia. Orang Jawa boleh menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, begitu juga orang Madura, Orang Papua, dan suku-suku yang lain untuk menjunjung suku bangsanya, akan tetapi dalam bingkai persatuan NKRI maka bahasa resmi dan bahasa permersaru adalah bahasa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, orang Jawa tidak lantas hilang kejawaannya, orang Sunda tidak hilang kesundaannya, orang Madura tidak hilang kemaduraannya. Dengan bahasa Indonesia mereka akan lebih mudah dipersatukan dalam satu frekwensi komunikasi. 

Untuk terus menjunjung bahasa pemersatu itulah kita perlu untuk terus melakukan upaya-upaya membumikan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan memperingati dan menyemarakkan bulan bahasa dan sastara. Kita perlu mengisi bulan bahasa ini dengan berbagai iven perlombaan misalnya atau seremonial lain sebagai wujud kepedulian kita pada bahasa persatuan. 

Perlombaan dapat diisi misalnya dengan penulisan karya sastra cerpen, puisi, hingga artikel ilmiah popular. Selain itu, kita bisa memeriahkan bulan bahasa ini dengan perlombaan pidato bahasa daerah yang dipadulan dengan bahasa Indonesia. Kita yakin meski sederhana dampak dari kegiatan seperti di atas akan menumbuhkan dan memperkuat kecintaan kita pada bahasa dan sastra Indonesia. Bahasa Indonesia akan semakin membumi, pun juga sastra Indonesia akan semakin diminati. 

Kita sangat berharap tentunya bulan bahasa kali ini tidak berlalu saja. Tidak ada suatu kegiatan yang menumbuhkan dan mengokohkan kita pada bahasa dan sastra Indonesia. Kalau tidak kita siapa lagi? Kalau bukan kita siapa yang mau megupayakan itu. 

Melalui tulisan sederhana ini, penulis mengajar kepada seluruh pembaca agar menggunakan moment bulan bahasa ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita guratkan tinta emas sejarah untuk dikenang di masa mendatang sebagai sumbangsih kita pada bahasa dan sastra Indonesia. Mari kita satukan tekat untuk terus mencintai bahasa Indonesia dan melanggengkan sastra Indonesia. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 11-10-2022. 








Thursday, September 15, 2022

Kisah Ilmu Laduni Syekh Mahfudz Termas

Kisah Ilmu Laduni Syeikh Mahfudz Termas 
Oleh Mustamsikin

Siapa yang tidak kenal Syekh Mahfudz Al-Turmusi (1285-1338 H) dengan sosok guru ulama nusantara yang lama bermukim di Makah dan wafat di sana. Guru hadis yang mulia dari Hadratussyaikh Hasyim As’ary pendiri Nahdlatul Ulama. Ulama yang alim allamah dibidang qira'at, hadis, ushul fikih dan fikih. 

Tidak dipungkiri Syekh Mahfudz merupakan guru besar ulama-ulama Jawa yang terkenal mengusai beragam ilmu keislaman. Karena kealimannyalah beliau mendapat gelar muhadist di bidang hadis, muqri'  dalam ilmu qira'at dan faqih dalam ilmu fikih serta ushuli pada bidang ushul fikih. Kemasyhuran nama beliau harum seantero Nusantara.

Selain memiliki kefasihan lisan atas penguasaanya pada ilmu qira'at, Syekh Mahfudz terkenal sebagai ulama yang memiliki kepiawaian dalam menulis. Tulisan-tulisan beliau banyak dan menjadi rujukan ulama Nusantara. Di antara karya tulis yang banyak menyita perhatian di hidang fikih adalah kitab Hasyiah Al-Tarmasy syarah atas kitab Minhajul Qawim karya Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali al-Sanmuty atau yang terkenal dengan Ibnu Hajar al-Haitami (909-974 H).

Sekelumit kisah tentang penulisan kitab karya Syekh Mahfudz ini akan kita bahas melalui tulisan sederhana ini. 

Dikisahkan oleh Gus Qoyyum (KH. Abdul Qoyyum bin Mansur bin Khalil PP. An-Nur Lasem), bahwasanya dalam proses penulisan Hasyiah Al-Tarmasy, Syekh Mahfudz meng-imla'-kan kepada Kiai Khalil (kakek Gus Qoyyum. Menurut penuturan Gus Qoyyum, Syekh Mahfudz memanggil santrinya yakni Kiai Khalil untuk menulis apa yang beliau sampaikan. 

Perlu diketahui bahwasannya Kiai Khalil merulakan salah satu skretaris dari Syekh Mahfudz. Kiai Khalil bernamakan asli Mashuri yang kemudian diubah namanya oleh Syaikhana Khalil Bangkalan. Nama Syeikhana Khalil diberikan kepada santri Masyhuri hingga kemudian bergantilah semula Masyhuri menjadi Khalil. 

Selanjutnya Syekh Mahfudz memegang kitab Minhajul Qawim, sembari mendiktekan kepada Kiai Khalil. Sebagaimana informasi Gus Qoyyum, Syekh Mahfudz hanya memegang kitab matan dari Minhajul Qawim tanpa membuka kitab yang lain. Dengan lancar tanpa hambatan Syekh Mahfudz mendiktekan syarah (komentar beliau pada matan) kitab tersebut tanpa membuka satu rujukan pun dari mulai sampai akhir. 

Secara mengalir Syekh Mahfudz, menguraikan panjang lebar makna dari teks matan kitab Minhajul Qawim. Bahkan terlontar dari lisan beliau kutipan-kutipan panjang dari kitab-kitab fikih seperti Tuhfah, Mughni dan kitab lain tanpa membuka terlebih dahulu kitab tersebut. Pun juga kitap-kitab yang beliau kutip tidak berada di depan beliau dan tidak perlu beliau kemudian membuka kitab yang beliau kutip. Hal ini pun disaksikan sendiri oleh Kiai Khalil dan Prof. Adnan--santri beliau yang menjadi rektor pertama UIN Yogyakarta. 

Ajaibnya meski Syekh Mahfudz meski tanpa membuka kitab-kitab yang beliau kutip, kutipan beliau persis dengan teks pada kitab aslinya. Inilah yang kemudian dinilai oleh Gus Qoyyum sebagai ilmu mauhabah atau ladunni. Sebagaimana judul Hasyiah Al-Tarmasy, yang beliau beri nama semula dengan Mauhabah Dzil Fadhal. Sebutan ini--menurut Gus Qoyyum--sesuai dengan proses penulisan kitab ini yang lebih ditopang oleh ilmu ladunni--ilmu pemberian langsung dari Allah.

Ilmu ladunni Syekh Mahfudz aktif berperan saat mensyarah kitab Minhajul Qawim, sehingga syarah beliau atas kitab tersebut mencapai tujuh jilid besar--cetakan Dar al-Minhaj. Kitab Minhajul Qawim yang semula tidak begitu tebal dengan syarah Mauhabah Dzil Fadhal ini menjadi berlipat-lipat ketebalannya. Bukan hanya tebal bentuknya, namun besar pula kualitas isinya. 

Khusus untuk memperoleh ilmu dari berbagai kitab, Gus Qoyyum memberikan doa rahasia yang beliau terima dari ayahnya, Kiai Mansur yang didapat dari Kiai Khalil dan Hadratussyaikh Hasyim As’ary dari Syekh Mahfudz. Doa yang dimaksud kalau diartikan berisi, "Ya Allah tundukkanlah kepada kami semua kitab." Doa ini adalah doa yang sering dibaca oleh Syekh Mahfudz. 

Dari uraian kisah menarik di atas, penulis hendak mengambil pelajaran yang amat bernilai. Khusus pada kisah penulisan kitab Hasyiah Al-Tarmasy, dapat diambil beberapa pelajaran. Pertama, dalam menulis karya seseorang hendaknya tidak mengandalkan kekuatan akal semata namun juga menghubungkan hatinya pada pemilik pengetahuan yakni Allah Swt. Kedua, seseorang dalam menulis hendaknya terlebih dahulu benyak membaca. Ketiga, ilmu yang diamalkan akan memantik ilmu ladunni sebagaimana pepatah mengatakan, "Siapa yang mengamalkan ilmu yang ia peroleh maka Allah akan mewariskan ilmu yang belum ia ketahui." Keempat, terdapat doa khusus untuk memperoleh ilmu dari berbagai kitab. 

Demikianlah sekelumit kisah tentang ilmu ladunni Syekh Mahfudz Al-Turmusi. Semoga kita memperoleh manfaat besar dari kisah beliau. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 15-09-2022. 
Sumber https://youtu.be/kd556nLqjIs

Monday, September 12, 2022

PERTEMUAN PERDANA PENGURUS UKHSAMA SENIN LEGI

Notulensi Petemuan Perdana Pengurus Ukhsama 2022-2027

Tempat Ndalem Agus H. Ahmad Syafiq
Tanggal/Jam 12 September 2022
Jam 11.00-Selesai

Program Acara Yang Berlangsung 
1. Melengkapi Kepengurusan Banom Putri dan Banon Muda
2. Perencanaan Rapat Kerja
3. Perencanaan Program Kepengurusan dan Penentuan Waktu Rapat Kerja dengan program yang telah disusun berlandaskan AD/ART
4. Pembagian copy SK kepengurusan

A. Petugas Acara
1. MC. Bapak Ahmad Soim
2. Notulen Bapak Mustamsikin
3. Pendahuan Acara Bapak KH. Abdul Latif
4. Pemimpin Acara Bapak H. Yasin Bisri
5. Penutup Bapak Mahsun Aly

B. Isi Acara
Petugas Ketum Ukhsama 
1. Pembukaan 
2. Melengkapi Kepengurusan Banom
- Banom Putri Ukhsama
- Banom Muda
3. Perencanaan Program Kerja
 a. Pendahuluan oleh Ketua Umum
 b. Ta'aruf Pengurus pusat dan lembaga
 c. Menandaskan niat khidmah 
 d. Gerak pengurus sesuai dengan
    1. visi-misi pesantren    
    2. AD/ART (Khittah)
    3. Tradisi Kepesantrenan
    4. Kebijakan Romo Yai (Di atas AD/ART)
e. Gerak pengurus alumni
- Penyusunan Program 
- Sosialisasi AD/ART
f. tindak lanjut pimpinan rapat oleh H. Yasin Bisri
g. Penentuan Rapat Kerja 1 Ukhsama
(Waktu dan Tempat)  Ahad Legi 2 Oktober 2022 Jam 08.00 Tempat di Area Pesantren dengan membawa rancangan program kerja Lembaga. 
h. Penutup 

Catatan Acara ke 1 
Pimpinan Acara H. Yasin Bisri  
1.Melengkapi Kepengurusan Putri
- Refleksi oleh Bp. Mahsub Aly
Sejarah kepengurusan alumni 2002
- Diputuskan pengurus alumni, KH. Yasin Blitar, Wakil KH. Mahsun
- Tahun 2019 Reuni 1, penamaan istilah pengurus alumni yang disepakati ukhsama
- Kepengurusan Putri yang lalu ( Ibu Shafarah)
- Kepengurusan Muda yang lalu (Bp. Ahmad Soim) 
Untuk Saat ini, 
Banom Putri Sudah Terbentuk (tinggal menyesuaikan dengan AD/ART)
- Komunikasi Lebih Lanjut
Banom Muda (tinggal menyesuaikan dengan AD/ART) 
2. Perencanaan Program 
- Mengetahui dan memahami AD/ART bagi pengurus lembaga
- pembentukan grup WA bagi pengurus pusat dan lembaga Ukhsama
3. Perencanaan Rapat Kerja (Tindak Lanjut Program) 
- program jangka pendek, jangka panjang, selama 5 tahun ke depan



Ngaji Kifayatul Atqiya' Senin Legi, SPJ Reuni Dan Pengukuhan Ukhsama

*Kegiatan Rutinan Ngaji Senin Legi, SPJ Reuni dan Pengukuhan Pengurus UKHSAMA 12 September 2022* 
Oleh Mustamsikin

A. Tahlil
B. Pengajian Kitab (Romo Yai) 
C. Penyampaian LPJ Kegiatan Reuni (H. Yasin Bisri)
 1. Pemasukan dari seluruh kordinator kecamatan dan pemasukan transfer sejumlah 80 Juta Sekian (dana terkumpul) 72 Juta Sekian (kegiatan mubes dan reuni) 
Saldo 12 Juta Sekian.
 2. Penyerahan LPJ Panitia kegiatan kepada ketua pengurus ukhsama lama (KH. Mahsun). 
D. Sambutan Ketua Alumni (2017-2022).
 1. Pembukaan doa untuk masyayikh
  2. Atas nama pengurus ukhsama (2017-2022)
   a. Terimakasih kepada Romo Yai
   b. Semoga jerih payah pengurus alumni diterima Allah Swt. 
   c. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. 
   d. Harapan pengurus lama, semoga ke depan alumni langkung solit. Ukhuwahnya baik, sehingga setiap daerah yang ada alimninya terjangkau. Diijabahi Allah, tambah sae, istikamah, barakah. Alumni tidak lupa dengan aslinya. Ingat dawuh Nabi. (Orang tua kandung, meretua, dan guru). Alumni semua yang di rumah tetap merasa alumni. (Sak iso isone mulang Yai Sepuh). Semua alumni para masyayikh wa ahli baitihi harus kita hormati. 
    e. Alhamdulillah atas kerjasama luar biasa panitia reuni kita bubarkan. Panitia istirahat (panitia haul dan reoni). 
E. Pengukuhan Pengurus Pusat Ukhsama. 
  1. Pembacaan SK. (H. Yasin Bisri panitia mubes). 
  2. Pembacaan Struktur Pengurus UKHSAMA. 
  3. Baiat pengurus terpilih. 
 F. Sambutan dan pengarahan dari Pembina Ukhsama
1. Penyampain Jazakumullah ahsanal Jaza'
2. Memulai kegiatan pengajian senin legi depan dipercepat 
3. Nama pilihan UKHSAMA, makna ukhuwah persaudaraan, jangan sampai ada yang lepas kontrol. 
Kisah sahabat sejati sampai di akhirat. Dengan ukhuwah teman bisan menolong teman. 
4. Semoga UKHSAMA kompak lahir batin.
5. Alumni banyak sekali merajut ukhuwah ini.
6. Ukhsama maju, kompak dan ada kekompakan selain untuk memajukan organisasi. 
7. Mohon doa restu, Umroh lancar. 
Demikian, selamat sukses dan kompak. 
Bismillah tawakkaltu allah, sehat, selamat, sakses dunia akhirat. 

G. Doa penutup Kiai Fatihun Nada.

Tuesday, August 23, 2022

BAB TANDA I'RAB RAFA' DAN PENEMPATANNYA (JURUMIYYAH 4)

BAB TANDA I'RAB RAFA' DAN MASING-MASING TEMPAT KEBERADAANYA (JURUMIYYAH 4)
Oleh Mustamsikin
Setiap tanda indah jika berada tepat pada sesuatu yang ditandai. Kuku misalnya tepatnya berada di jari-jari. Hidung indah jika berada di wajah. Masing-masing memiliki tempat sendiri-sendiri yang kemudian menjadi karakteristik dari tempat itu. 

Sedang yang demikian juga ada pada i'rab. Apalagi jika sudah membahas tempat spesial dari masing-masing daei tanda-tanda i'rab rafa'. 

Perlu diingat bahwa i'rab rafa' yang memiliki empat tanda yakni,
1. Dhammah
2. Wawu
3. Alif
4. Nun

Masing-masing tanda tersebut menempati tempat yang berbeda-beda. 

Dhammah menjadi tanda bagi i'rab rafa' berada pada empat tempat,
1. Isim mufrad
2. Jamak taksir
3. Jama' muannats Salim
4. Fi'il mudhari' yang akhirnya tidak bertemu sesuatu apapun (alif dhamir tatsniyah, wawu dhamir jamak, ya' muanatsah mukatabah, nun jamak inats dan nun taukid

Wawu menjadi tanda bagi i'rab rafa' berada pada dua tempat,
1. Jamak muadzakar salim
2. Asmaul khamsah (ابوك، اخوك، حموك، فوك، ذو مال) 

Alif menjadi tanda bagi i'rab rafa' berada pada, 
1. Isim tatsniyah 

Nun menjadi tanda bagi i'rab rafa' berada pada, 
1. Fi'il mudhari'yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, wawu dhamir jamak dan ya' muanatsah mukatabah atau af'alul khamsah (يفعلان،تفعلان، يفعلون، تفعلون، تفعليت) 

Nah demikianlah sedikit penjelasan tanda bagi i'rab rafa' dan masing-masing tempat dari tanda-tandanya. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 23-08-2022. 






Monday, August 22, 2022

BAB TANDA-TANDA I'RAB (JURUMIYYAH 3)

BAB MENGETAHUI TANDA-TANDA I'RAB
Oleh Mustamsikin
Apapun yang berubah pasti ada tanda yang menyertai perubahan itu. Misalnya perubahan yang terjadi pada fase pertumbuhan anak-anak menjadi remaja. Tanda perubahan pada fisik anak dari remaja ke dewasa pasti nampak jelas. 

Nah, membincang tanda pada sesuatu yang mengalami perubahan, tanda yang demikian itu juga terdapat pada i'rab. Setiap i'rab memiliki tanda, yang menjadi karakteristiknya. Entah itu, rafa', nashab, khafdl, maupun jazm. Untuk lebih jelas mari simak uraian berikut. 

Mengetahui Tanda-Tanda I'rab
Setelah kita mengenal bahwa i'rab dibahagi mejadi empat, dari keempat i'rab itu memiliki tanda masing-masing. 

A. Tanda I'rab Rafa'
Rafa' memiliki empat tanda, 
1. Dhammah 
2. Wawu 
3. Alif 
4. Nun 
B. Tanda I'rab Nashab
Nashab memiliki lima tanda,
1. Fathah
2. Alif
3. Kasrah
4. Ya' 
5. Membuang Nun
C. Tanda I'rab Kahfdl (Jar) 
1. Kasrah
2. Ya'
3. Fathah
D. Tanda I'rab Jazm 
1. Sukun
2. Membuang (nun/huruf illat) 

Demikin uraian mengenai tanda-tanda i'rab. Semoga memberi wawasan sederhana kepada kita semua. Khususnya bagi para pelajar yang masih ingin memahami ilmu nahwu. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 22-08-2022




Sunday, August 21, 2022

Aktivitas Membaca Yang Tumbuh Lagi

Lagi Gandrung Membaca
Oleh Mustamsikin

Beberapa hari ini saya sedang gandrung membaca. Saya sengaja menyisihkan waktu untuk membaca, baik pagi maupun petang. Kalau pagi di sela-sela jeda jam mengajar, kalau petang waktu antara salat Maghrib dan Isyak. 

Tiga hari yang lalu, saya coba membaca kitab ushul fiqih karya Ustadz Abdul Hamid Hakim, Mabadi' Awwliyah, dengan sistem baca cepat tak terasa beberapa jam saja khatam. Kemarin juga membaca kitab terjemah Yaqutun Nafis karya Habib Ahmad bin Umar Al-Syatiriy. Untuk bacaan harian rutin waktu petang aku coba membaca dengan keras kitab Kasyifatus Saja syarah atas Safinatun Naja, karya Syekh Nawawi Banten. Setelah cukup membaca kitab itu, sekira waktu salat Isyak sudah masuk saya menudahi pembacaan itu.

Setelah salat Isya' saya tunaikan, selanjutkan keinginan membaca masih membara. Aku buka terjemah Fathul Mu'in, pada bab seputar mandi dan hal-hal yang mewajibkannya--maklum langsung buka terjemahnya soalnya butuh yang instan tidak seperti dulu. Setelah dirasa cukup, saya mencoba untuk memgambil buku yang lain dengan konsentrasi ilmu yang berbeda yakni buku Manzumah Tarkibiyyah, ulasan seputar gramatika Arab yang di susun oleh Ibnu Abdul Hakim.

Buku tersebut tidak cukup tebal sehingga membaca sebentar saja sudah berhalaman-halaman. Hasilnya tidak ada satu jam buku ini sudah khatam dibaca. Maklum isinya sebagian besar adalah kandungan dari kitab Al-Ajurumiyyah karya Muhammad bin Muhammad Al-Shanhaji. Di sisi lain, saya juga sudah sering membaca isi buku itu dalam buku yang sejenis. Sehingga mempercepat pembacaan.

Bagi saya buku-buku yang saya sebut di atas dulunya sudah lama terbeli, namun belum ada keinginan untuk membaca--keinginan lo ya bukan kemauan. Memang keinginan kadang tidak berbanding lurus dengan kemauan. Sehingga meski sudah punya tidak pasti sudah digunakan. Seperti buku.

Nah demikianlah kisah miris saya yang lagi sahwat baca buku. Semoga pembaca tidak demikian. Cintailah buku dan membaca sebagaimana kamu mencitai gadged.

Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 21-08-2022. 

BAB I'RAB (JURUMIYYAH 2)

BAB I'RAB (JURUMIYYAH 2)
Oleh Mustamsikin
Tak ubahnya perubahan kondisi yang menimpa seseorang  karena suatu hal dalam setiap waktunya, dalam ilmu nahwu perubahan itu terjadi misalnya pada i'rab. Apa yang berubah mari simak uraian berikut.

Menurut kitab Al-Ajurumiyyah yang kita kaji kali ini, perubahan di akhir kalimat yang disebabkan oleh pengaruh 'amil baik secara lafaz atau kira-kira disebut i'rab.

Lalu apa itu amil? Amil adalah sesuatu yang menegakkan maknanya kalam (kalimat dalam bahasa Indonesia) yang memengaruhi i'rab.

Pengertian I'rab
Penulis kitab Al-Ajurumiyyah memberi pengertian i'rab dengan makna, perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya baik secara lafaz atau makna.

Macam-Macam I'rab
I'rab dibagi menjadi empat, 
1I'rab rafa'
2. I'rab nasab
3. I'rab khafdl atau jar
4. I'rab Jazm

Setelah diketahui bahwa i'rab ada empat maka selanjutnya i'rab akan berada pada kalimat isim maupun fi'il. 

I'rab kalimat isim
Dari empat i'rab di atas isim menerima 3 yakni rafa', nashab dan jar. 

I'rab kalimat fi'il
Dari empat i'rab di atas fi'il menerima 3 yakni rafa', nashab dan jazm.

Demikian kajian kitab Al-Ajurumiyyah pada pagi ini. Selamat menikmati semoga bermanfaat. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 21-08-2022.
Sumber gambar, alasantri.com





Saturday, August 20, 2022

BAB KALAM (JURUMIYYAH 1)

BAB KALAM (Al-AJURUMIYYAH 1)
Oleh Mustamsikin
Sebagai thullab (pencari ilmu) agama Islam mengetahui ilmu tentang gramatika dalam bahasa Arab merupakan sebuah keniscayaan yang tak dapat dihindari. Hal ini sedemikian penting sebab sumber ajaran Islam menggunakan bahasa Arab (Al-Qur'an, Hadis). Sehingga memahami bahasa Arab dari berbagai sisinya juga menjadi kebutuhan pokok bagi thullab

Sebab kebutuhan yang demikian, keberadaan ilmu seperti nahwu dan sharaf, menjadi menu pembuka utama yang harus dipelajari oleh thullab. Baik ilmu nahwu maupun sharaf keduanya harus dipelajari secara berimbang. Sehingga didapatkanlah pemahaman yang benar atas ungkapan berbahasa Arab dengan menggunakan keduanya. 

Dalam rangka mengenalkan ilmu juga  ilmu nahwu atau sharaf, maka perlu kajian--setidaknya sebagai pengantar--terhadap kitab yang memuat ilmu tersebut.

Untuk selanjutnya penulis akan mengenalkan bab-bab penting yang harus dipelajari dalam ilmu nahwu dengan materi utama yang merujuk pada kitab Al-Ajurumiyyah yang di susun oleh Syekh Muhammad bin Muhammad bin Dawud al-Shanhaji (w. 723 H). 

Pada bab pertama ini akan dibahas menganai kalam (kalimat dalam bahasa Indonesia). 

Pengertian kalam, menurut ulama ahli Nahwu, Kalam adalah lafaz yang tersusun serta berfaedah dan sengaja diucapkan (berbahasa Arab).

Unsur penyusun kalam, ada tiga yakni, kalimah (kata dalam bahasa Indonesia) isim, fi'il, dan huruf.

Kalimat isim dapat diketahui dengan, mutlaknya jar, tanwin, al (ال) dan huruf jar yakni, من، الى، عن، على في، رب، ب، ك، ل، dan huruf qasam و،ب، ت. 

Kalimat f'il dapat diketahui dengan, keberadaan قد،سين، سوف، dan ت ta'nis yang mati. 

Kalimat huruf dapat diketahui dengan ketiadaan tanda kalimat isim maupun kalimat fi'il. 

Demikianlah kajian pembuka kitab Al-Ajjurumiyyah semoga bermanfaat. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 20 Agustus 2022
Sumber foto akusantri.com



Sunday, August 14, 2022

Mauidhah Hasanah dan Restrukturalisasi Alumni

Pembukaan
Yang ikhlas
Ukhuwah sampai akhirat 

Sejarah PP. AL-ISHLAHIYYAH 
Pahatan angka Masjid 1880
Pondok ini didirikan pada 1911, Abah KH. Abdullah Mun'im Ismail, lahir 1901, didiran oleh KH. Mu'tasim, lama mondok di Langitan. Kiai Isma'il mantu, santri junior di langitan. 
Di antara keramat Kiai ismail, 10 putra. 
1. M. Bidayah
9. Siti Nihayah

Penjelasan dari Tafsir ayat
Kunci kesuksesan kita jika kita mengikuti mutaqaddimin. 

Penggandolan masal kepada para sesepuh, 
1. Al-Baqarah 150. Tugas nabi mulang teng kito. Mulang, mensucikan hati kita. Punya silsilah ilmu sampai Nabi Saw. Nabi mengajarkan apa yang tidak kita mengerti. 
2. Imam Ghazali, penjelasan hadis dalam ihya'. Selama mengarang kitab ihya' saya tawassul pada Nabi, kemudian Nabi Datang, bimbingan ruhani. 
3. Nabi tidak meninggal sampai kiamat. Nabi Ruhnya dikembalikan. Itu bisa dipahami jika kita punya digapai (silsilah). 

Bulan Muharram, waktu menyuci pusaka. Pusaka itu, keramat karena yang membuat. 

Ilmu ini luar biasa, punya silsilah. 
Diceritakan agar menambah kuat. 

KH. Abdullah Mun'im Ismail 
Haji 1951/1952. Saat itu pondok dipegang KH. Zainuddin Basyari, bersamaan dengan KH. Abdul Karim, yang lemah. 
Suatu malam, KH. Karim bermimpi, dengan Sayyidina Hamzah, Dolah aku mimpi, kita ziarah ke sayyidi syuhada'. Sayyidina Hamzah. Alaqah dengan orang salihin untuk mengantarkan pada Nabi Sangat kuat. 
Sholihin itulah kemudian nyambung. Pentingya alaqah dengan para shalihin. 
Amal, perbuatan, dan niat. Dengan para shalihin. 

Mbah-mbah dulu wasiat jangan sampai lepas dari NU. Ahli Sunnah Wal Jama'ah. Sunan Kalidjogo. 9 huruf. Alumni jangan sampai lepas dari aswaja, dan nu. Tarekat nyambung. 

Muhyidin Ibnul Arabi imla' ilmu kepada muridnya. Sebab Nabi yang mengajarkan. 

KH. Hasyim Asy'ari, washilah dulu ke Imam Bukhari, ketika mengajar terdiam menggali informasi ke Imam Bukhari.

Bareng-bareng kita menjaga jangan keluar ASWAJA. Dengan semua didampingi akhlak. A'rabi kurang akhlak. 
Al-Qur'annya tak sampai, tenggorokan. Tapi akhlaknya buruk. 

Abu Hurairah punya murid namanya Muhammad Bin Sirrin. Lihatlah silsilahnya. 

Terakhirnya, Restrukturisasi Alumni. 
Ikhlas, untuk menjadi pengurus baru. 
KH. Abdul Latif. 
Sekretaris M. Fahoni
Bendahara H. Ismail
Kepengurusan terbuntuk. 

Tambahan doa. 







Saturday, August 13, 2022

Mauidhah Hasanah

Mauidhoh Hasanah
Habib Umar Al Hird Batu
Penghormatan 

1. Mudah-mudahan habaib guru, sehat, dalam pandangan penjagaan Allah Swt. Sehingga dapat membimmbing kita.
2.  Nilmat, islam, iman, nikmat jadi umat Nabi Muhammad Saw., langkah kita ringan hati kita diketuk oleh Allah untuk datang ke majlis ini. 
3. Imam Hasan Al Bashri, tanda hamba yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia, kecuali hamba itu hatinya diberi cinta kepada Allah kepada kekasih Allah. Diberi rezeki mereka dekat dengan orang saleh. 
4. Hamba yang bahagia, tanda kita. 
5. Alhabib Abubakar Bin Muhammad Assagaf, Siapapun yang ingin aku dekatkan aku akan panggil mereka. Siapapun yang dekat yang tidak aku panggil tidak akan dekat denganku. 
6. Sahal Attasturi, Siapa yang ingin tahu bagaimana majlisnya Nabi dengan sahabat maka hadirlah kita dimajlis para ulama yang dekat dengan Allah. Majlis ulama, warisan langsung dari Rasul Saw. 
7. Majlis AL khidmah, menyambung menyambung kegugu sampai Nabi Saw. 
8. Mencari ilmu dengan memilih guru. 
9. Ilmu yang kita dapat di majlis 
10. Habib Abu Bakar Bin Masyhur, kalau wadahnya selamat, maka airnya bersih. Majlis, pesantren, tarekatnya, air al ilmu ibadah. Maka airnya berkah dan manfaat. Kita dipanggil mereka. 
11. Hajat-hajat kita dikabulkan. 
12. Al Manhaj Al Sawi, Syekh Mansur bin Amar, kalau beliau sudah membuka majlis ilmu pasar tutup semua ikut majlis beliau.  Kisah Budak 4 dinar, dan majikan fasik. Siapa yang punya empat dinar saya balas 4 doa yang diijabah oleh Allah. Budak itu mengangkat tangan, Ya Syaikh saya punya, mana janjimu. 
A. Tolong kau doakan kepada Allah barokahnya, Allah gerakkan untuk memerdekakkan saya. 
B. Doakan barokah saya hadr manjlis ini (ilmu zikir) majikan saya tobat. Hidayah dan taufik.
C. Syekh tolong doakan kepada Allah barokah saya hadir agar, agar saya punya 4 dinar. Semoga 4 dinar itu berkah. 
D. Doakan, Mudah-mudahan dosa saya, majikan, anda dan semua majlis diampuni doa. 
Wahai budakku, cerita. Panjang. Apa doamu 4 itu. Kabulkan semua. Refleksi dari kisah itu kita hadir di majlis untuk itu. 
13. Tidaklah pulang nantinya hajat kita qobul, dosa kita diampuni, ketirunuan kita shaleh salehah itiqamah, husnul khatimah. 





Serba Serbi Haul Sambutan Tuan Rumah

Sambutan Tuan Rumah
KH. Nadjib Zamzami

Habib Mustofa
Habib Umar
Habib Ba'bud dari Bali
Para Kiai alim Dzurriyah KH. Utsman, KH. Ahmad Asrari,

Jamaah alkhidmah, santri alumni, pejabat pemerintah.

1. Setelah idul fitri persiapan, 
Kalau ada baiknya ikhtiar fadhal dari Allah, kalau ada kurangnya saya minta maaf atas segalanya. 
2. Saestu saya mohon maaf. 
3. Atas segala bantuan, semua jazakumullah ahsanal jaza'. Semoga diterima menjadi rombongan ulama shaolihin Sultonul Auliya', bawah pimpinah Assyaikh Ahmad Asrari. 
4. Tanah mahdah isyarah Hadratussusyaikh Ahmad Asrari. Setelah haul usai, beliau isyarah. Melalui pintu. 
5. Panjenengan yang hadir insyaallah jadi rombongan beliau. 
6. Majlis tetesan air mata, majlis dimana hajat kita, atas berkat kanjeng rasul, kecuali dosa-dosa kita diampuni dan dikumpulkan, bersama auliya' wal ulama sholihin. 
7. Minta doa restu. 
8. Saya mewakili jamaah kediri raya kita ada PR. Majlis kedua, untuk khidmah masjid kedua. Alfitrah Dermojayan. 
9. Keluarga besar AL-ISHLAHIYYAH, yayasan alhisyami. Gak bisa ngladeni. 
10. Rangkaian haul malam jumat reuni alumni. Semoga acara selanjutnya lancar. 
11. Minta pangestu. 
12. Akhir. 


Thursday, July 28, 2022

Kiai Asrori Ibrohim

8 Tahun dikirim di Pon. Pes. Mojosari nganjuk, 1958 pulang, berdakwah. Mengajak masyarakat sekedik barokahi. 

Friday, July 1, 2022

Sosok Tuna Netra Yang Ahli Ibadah

Mbah Jah In Memoriam
Oleh Mustamsikin

Sosok 'keramat' paku dusun Pulerejo telah berpulang keharibaan sang Maha Kuasa, innalillahi wainnailaihi rajiun. Ialah Mbah Jah sapaan akrab dari Siti Khodijah, sosok perempuan yang diusia senjanya masih tekun beribadah meski tuna netra di usia senjanya. Ialah potret perempuan yang benar-benar hebat.

Mbah Jah begitu orang sekitar memanggilnya, perempuan yang dikaruniai sebelas anak. Bahkan sebelum ia tutup usia di antara anaknya telah mendahuli. Sosok penyabar ahli ibadah dan istikamah berpuasa, berzikir dan ibadah yang lain.

Jika penulis teringat sosok Mbah Jah, maka yang terbayang hanyalah raut wajah bersih berseri-seri min atsaril wudu'. Wajah berseri-seri sebab seringnya wudhu. Wajah bercahaya yang ia ingat hanya beribadah dan beribadah. Meski di akhir senjanya ia tak lagi mampu melihat ia tetap semangat beribadah berjalan menuju masjid yang tak jauh dari rumahnya dengan bantuan tongkat. 

Penulis sendiri melihat sosok tua yang harus merangkak untuk sampai masjid. Sesekali dibantu oleh anaknya untuk sampai ke masjid. Sosok tua yang bukan hanya ia rajin salat jamaah namun juga masih ikut mengaji, dibaan hingga manaqiban, bersama dengan tentangga-tetangganya yang lain. 

Secara detail memang tidak banyak penulis ketahui tentang Mbah Jah, namun perihal ibadahnya sungguh penulis menyaksikan ia adalah sosok ahli ibadah. Penulis menduga keahlian ibadah Mbah Jah juga mengilhami anak-anaknya untuk tekun ibadah. Pun juga berkah ibadah dan keistikamahannya semua anak-anak Mbah Jah dikaruniai keberkahan. 

Tidak sedikit dari anak dan cucu Mbah Jah yang kemudian jadi tokoh agama, pegawai negeri sipil, dosen, hingga tokoh masyarakat. Ada juga yang kemudian menjadi pemimpin pesantren. Mungkin inilah sedikit keberkahan yang dinampakkan Allah kelada hambanya yang ia terus mendekatkan diri kepada-Nya, dengan ibadah secara konsisten.

Kisah kemuliaan Mbah Jah mungkin akan terus berlanjut. Pastilah orang dusun Pulerejo akan mengingat Mbah Jah dari sisi ketekunan, keistikamaahan, himmah yang tinggi untuk terus beribadah hingga tutup usia. 

Selamat jalan Mbah Jah, doa-doa terbaik untukmu meskipun engkau tak perlu doa sebab orang tau engkau ahli ibadah yang dirindukan surga. Usiamu telah sampai lebih dari delapan puluh tahun semestinya engkau adalah sosok tua teladan. Pemuda, dewasa, sejalioun orang tua akan tersipu malu karena semangat ibadahmu dengan kondisi fisik yang demikian. 

Selamat jalan Mbah Jah, menemui kekasihmu yang engkau beribadah kerena-Nya. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 01 Juli 2022

Tuesday, May 31, 2022

Kisah Para Istri Kekasih Allah

Kisah Para Istri Kekasih Allah
Oleh Mustamsikin

Banyak hal yang menarik jika kita seringkali membaca tentang kisah perempuan-perempuan hebat. Termasuk di antaranya kisah perjuangan perempuan dalam biduk rumah tangga mereka. Kehidupan penuh perjuangan bersama para suami mereka. Kemudkan kisah perjuangan mereka yang perlu dicatat dengan tinta emas. Sebuah peran yangi sangat vital dalam kehidupan rumah tangga bersama suami-suami mereka.

Bagaimana kisah perjuangan mereka? Kita akan bahas dalam tulisan sederhana ini, uatamanya kisah perempuan hebat yang memiliki peran sangat vital bersama kekasih (wali) Allah Swt.

Kisah pertama datang dari Sayyidah Fathimah putri Rasulullah Saw., istri Ali bin Abi Thalib. Dalam kitab, Azwaj dikisahkan bahwasannya suatu ketika Fathimah mengeluh kepada ayahandanya, Nabi Muhammad Saw., tentang tugas rumah tangganya yang banyak. Ia mengeluh dan ingin kemudian membeli budak supaya dapat membantu dalam menyelesaikan tugas rumah tangganya, seperti menggiling gandum. Seketika rasul mendengarkan keluh putrinya dalam menjalankan tugas sebagai istri, Rasul Saw., menasehatinya seraya memegang alat penggiling gandum. Dengan tangan mulianya, Nabi Saw., memegang alat itu kemudian menggiling dengan sendirinya. Kemudian Nabi Saw., menjelaskan pada Fathimah, "Wahai anakku jika Allah berkehendak maka alat penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya, namun Allah menghendaki memberikan pahala bagimu, mencatat kebaikanmu, menghapus keburukanmu, dan meninggikan derajatmu. Wahai Fathimah, setiap perempuan yang menggiking gandum untuk suaminya dan anak-anaknya maka Allah mengganti setiap biji gandum dengan satu kebaikan san melebur keburukan--perempuan itu, mengangkat satu derajat. Wahai Fathimah setiap tetes keringat yang keluar dari perempuan yang menggiling gandum untuk suaminya maka ia akan dipisahkan oleh Allah dengan api neraka dengan tujuh jurang pemisah."

Sejatinya nasehat Nabi Saw., kepada putrinya masih panjang, namun nasehat-nasehat beliau Rasul Saw., kepada putrinya, menggambarkan betapa besar balasan Allah atas perjuangan para perempuan dalam kehidupan rumah tangganya. Setiap perjuangan yang ia lakukan demi suami dan anak-anaknya pasti akan diganti oleh Allah Swt dengan pahala dan kebaikan yang tak terkira.

Kisah kedua, datang dari perempuan istri Amiril Mukminin Umar ra. Kisah tentang istri Umar ini sangat masyhur. Suatu ketika datang seorang lelaki kepada Khalifah Umar untuk mengadukan perilaku buruk istrinya. Sebelum masuk pintu khalifah, si lelaki itu mendengar bahwa istri Umar sedang mengomel kepada Umar, sedang Umar hanya diam saja. Kemudian si lelaki tadi hendak pulang seraya berpikir sejenak, "Jika khalifah saja terhadap istrinya seperti itu lalu bagaimana tindakanku pada istriku? Kemudian ia bergegas pergi, namun dipanggil oleh Umar." Wahai pemuda ada keperluan apa kamu kesini? Pemuda itu menjawab, "Saya datang untuk mengadukan kepadamu tentang akhlak istriku yang sering mengomeliku, namun aku dengar istrimu juga seperti itu. Kemudian aku pulang dan aku berkata, jika khalifah Amiril Mukminin saja berlaku demikian oada istrinya--diam saat diomeli--lalu aku gimana? Kemudian Umar berkata pada pemuda itu, "Aku menanggung hak istriku, ia menyiapkan makanan untukku, mencuci pakaianku, menyusui anakku, padahal yang demikian tidaklah wajib ia lakukan. Sedang aku tenang bersamanya terhindar dari hal-hal yang haram. Maka aku siap menangung perlakuan buruk istriku kepadaku." Kemudian pemuda itu berkata,"Begitu juga istriku." Kemudian Umar membalas, "Wahai saudaraku tanggunglah itu, sesungguhya yang demikian tidak berlangsung lama."

Kisah ketiga, kisah istri Syekh Kharqan. Syekh Khorqon, merupakan orang yang sangat masyhur. Suatu ketika, Ibnu Isna ingin sekali berkunjung ke rumah Syekh Kharqan ini, namun sesampainya di rumah Syekh Kharqan, si Syekh ini tidak ada dirumah. Bertanyalah Ibnu Sina kepada istri Syekh Kharqan ini, "Di mana Syekh Kharqan? Istri syekh ini menjawab," Apa keperluanmu, pada orang--Syekh Kharqan suaminya--yang banyak dusta, kafir? Istri Syekh ini terus berkata atas keburukan suaminya yang tidak pantas di dengar. Sembari terdiam Ibnu Sina berkata dalam hatinya," Jika istrinya saja seperti ini melampaui batas memperlakukan suaminya seperti ini m, kalu bagimana Syekh Kharqan begitu masyhur? Bagiamana si istri ini memperlakukan suaminya? Kemudian Ibnu Sina ini mencari Syekh Kharqan ke hutan, di tengah jalan terlihatlah Syekh Kharqan bersama harimau yang menjadi pembantunya. Si harimau begitu menurut dan paham betul dengan Syekh Kharqan. Karena keheranan pada hal ini, Ibnu Sina bertanya kepada Syekh Kharqan. Kemudian Syekh Kharqan menjelaskan kepada Ibnu Sina, "Ya begitulah Syekh--Ibnu Sina--jika aku tidak mampu menanggung srigala yang ada di rumahku maka aku tidak akan bisa menanggung kayu ini di atas punggung harimau. Srigala yang dimaksud adalah istri Syekh Kharqan. Karena kesabaran Syekh Kharqan atas perlakuan buruk dari istrinya inilah Allah mengaugrahkan kepadanya kemuliaan atau karamah dapat menjinakkan binatang buas.

Dari kisah-kisah perempuan di atas dapat dipetik banyak pelajaran. Di antaranya, kisah Fathimah ra., istri Ali bin Abi Thalib, istri yang begitu taat kepada suaminya dengan kesalehan yang dijarkan oleh ayahandanya Rasulullah Saw., maka mengajakan kepada kita bahwasannya perjaungan perempuan dalam mengerjakan tugas rumah tangganya akan dibalas oleh Allah. Atas perjuangan yang sejatinya tidak wajib bagi merekalah kemudian Allah memberikan ganti yang begitu besar. Di sisi lain, siapa perempuan yang sabar dalam menjalani kehidupan rumah tangga bersama suaminya pasti akan mendapat pertolongan dari Allah Swt.

Selanjutnya kisah istri Umar yang umumnya juga sering dilakukan para istri, sejatinya mengajarkan kepada para suami untuk sabar. Letih, lelah, payah, dan banyak hal yang kadang menjengkelkan menurut istri dalam membantu suaminya adalah sangat wajar. Apalagi apa yang mereka lakukan seringkali bukan kewajiban mereka. Maka seharusnya para suami sadar bahwa banyak pengorbanan istri yang harus ia apresiasi setinggi-tingginya. Sebagaimana Umar yang bersabar ketika diomeli istrinya diam tanoa sedikit pun membalas.

Lalu, dengan kesabaran itu pula banyak karunia yang akan diperoleh suami. Sebagaimana kisah Syekh Kharqan. Ia diberi keistinewaan dapat menjinakkan binatang buas karena kesabaran atas prilaku buruk dari istrinya. Maka dari itulah jika suami ingin dapat kemuliaan dari Allah bersabarlah atas perilaku buruk yang datang dar makhkuk Allah yang namanya istri.

Demkian sedikit kisah, perjuangan perempuan dalam kehidupan bersama suami mereka. Sesungguhnya masih banyak kisah perjuangan mereka yang pasti akan kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam Bisshawab

Monday, May 23, 2022

Belajar Tak Mengenal Waktu

Belajar Tak Mengenal Waktu
Oleh Mustamsikin

Belajar tak mengenak waktu, demikianlah ungkapan yang acap kali terdengar dari orang-orang yang selalu punya harapan. Apalagi ucapan itu benar-benar keluar dari lisan orang yang dimasa lalunya dirasa kurang beruntung. Orang-orang yang baru kemudian sadar bahwa masa lalu yang terlewat tanpa diisi dengan kegiatan mencari ilmu.

Sejatinya, ucapan motivasi di atas cukuplah sebagai bagian dari ekspresi kesadaran dari orang yang berpengalaman demikian. Boleh jadi mereka kurang beruntung sebab keadaan yang lebih menuntut prioritas kegiatan selain mencari ilmu. Boleh jadi mereka memang tidak begitu respek dengan ilmu pengetahuan. Boleh jadi mencari ilmu tidak menjadi trend bentukan masyarakat di masa muda mereka. 

Segala kemungkinan alasan untuk tidak mencari ilmu bisa diajukan. Toh lebih penting dari itu adalah sekarang mereka sadar bahwa mencari ilmu sangat penting. Dengan kesadaran yang demikian menjadikan mereka mau belajar kembali walau usia tak lagi muda. Yang paling penting mereka sudah sadar dan mau belajar. 

Kasus sebagaimana penjelasan di atas seringkali penulis temui dalam kehidupan sehari-hari. Lebih-lebih mereka yang lingkungan masyarakatnya tidak memiliki trend mencari ilmu. Masyarakat yang masih berpikiran pragmatis. Masyarakat yang masih memandang bahwa mencari ilmu itu mahal, butuh biaya tak sedikit, ditambah nanti kalau punya ilmu belum tentu memiliki penghasilan banyak. 

Cara pandang yang demikian sah, dan banyak dikalangan masyarakat tertentu. Masyarakat yang masih menganggap tabu orang yang mencari ilmu. Meski demikian tentu masih ada harapan bagi mereka untuk sadar dan mau mencari ilmu. Jika bukan mereka sekarang yanh sadar barangkali anak dan cucu mereka kelak akan sadar. 

Oleh sebab itulah siapapun jangan pernah putus asa mencari ilmu. Pun juga jangan memandang mereka yang enggan mencari ilmu karena berbagai alasan dengan pandangan buruk. Mereka masih berpotensi untuk sadar dikemudian hari. Sepanjang kehidupan tak terkecuali bagi mereka yang menyesali masa lalunya masih ada harapan besar untuk kesadaran yang lebih baik. 

Demikian sedikit guratan pena setelah sekian lama tidak menulis. Semoga bermanfaat. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 23 Mei 2022





Sunday, March 27, 2022

Adab Di Dalam Majlis

Adab Di Dalam Majlis 
(Bagian Ke 7) 
Kajian Kitab Jawahirul Adab 
Oleh Mustamsikin

Kajian pada malam hari ini adalah kajian penutup mengenai adab di dalam majlis dalam kitab Jawahirul Adab. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana seharusnya seseorang yang tengah berada di dalam majlis bersikap dengan orang yang lebih tua?

Menurut Syekh Ibnu Mukhtar, jika seseorang berada di dalam majlis, kemudian melihat orang yang lebih tua dan lebih tinggi derajatnya maka selayknyalah ia mengagungkan orang tersebut. Kemudian jika ia dipanggil hendaknya ia segera mendekat, dengan penuh ketaatan.

Dalam syair berikut Syekh Ibnu Mukhtar menerangkan,

وإن يكن هناك من هو اسن # منك واعلى رتبة فابتعدن
وذا لتعظيم له ثم إذا # دعاك فاقترب اليه أخذا

"Dan jika di sana--di dalam majlis--terdapat orang yang lebih tua darimu dan lebih tinghi derajatnya, maka angubhjankah iaz kemudian jika kamu dipanggil mendekatlah dengan segera."

Melalui syair di atas Syekh Ibnu Mukhtar menegaskan bahwasanya seorang yang beradab niscaya ia akan memuliakan atau mengagungkan orang yang lebih tua. Apalagai tua secara umur ditambah derajat yang lebih tinggi, tentu orang seperti itu sangat tepat untuk diagungkan. Pun juga ketika orang tua tadi memanggil, maka segeralah mendekat dengan penuh ketaatan.

Demikianlah kajian kitab Jawahirul Adab, semoga kajian ini dan kajian yang telah lalu dapay memberikan manfaat. Amin-amin ya rabbal 'alamien.

Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 27-03-2022.

Saturday, March 26, 2022

Adab Di Dalam Majlis

Adab Di Dalam Majlis 
(Bagian Ke 6) 
Kajian Kitab Jawahirul Adab 
Oleh Mustamsikin

Setelah dua hari berlalu karena suatu hal, mari kita lanjutkan mengaji kitab Jawahirul Adab, karya Syekh Ibnu Mukhtar. Pembahasan kali kini masih seputar adab seseorang ketika bersama dengan banyak orang disuatu majlis. Apa adab yang akan kita bahas kali ini berkaitan dengan hal tersebut?

Pada bagian keenam ini, Syekh Ibnu Mukhtar menjelaskan ketika seseorang bersama banyak orang sedang di dalam majlis maka sebaiknya ia, menghindari sering menguap karena kantuk, molet-molet, (menggerakan badan), bermain jenggot, cincin, bermain baju, menghindari mengusir lalat. Hal ini sebagaimana beliau sampaikan dalam syair berikut.
 والتجتنب في كثرة التاؤب #  وكثرة التمطى والتلعب
ملحية او خاتم ثياب # مقللا في الطرد للذباب

"Dan jauhilah kamu dari sering-sering menguat, banyak menggerakkan badan, bermain-main jenggot, cincin, menyedikitkan konsumsi*

Dari syair di atas dapat dipahami bahwa di dalam majlis terdapat adab-adab sepergi tidak boleh banyak menguap, tidak boleh banyak bermain dan lain-lai n sebagai mana di atas. Dengan demikian seseorang yang baik akan menjaga adabnya dengan bak.

Demikianlah kajian kitab Jawahirul Adab kali ini, semoga kajian ini bermanfaat. Berguna bagi para pembaca diberi keselaha. 

Jasa Besar Prof. Dr. Ngainun Naim Kepada Saya

Jasa Besar Prof. Dr. Ngainun Naim Kepada Saya
Oleh Mustamsikin

Sebagaimana yang telah saya tulis kemaren bahwasannya jasa Prof. Dr. Ngainun Naim, atau Pak Naim sangat besar bagi saya. Apalagi soal tulis menulis, beliau adalah teladan, inspirasi, dan motivasi bagi saya untuk tidak berhenti menulis. 

Seingat saya, saya telah menulis ratusan artikel pendek di media sosial facebook dan saya sebarkan pula di wa grup. Begitu juga saya juga menulis buku antologi--buku yang disusun banyak penulis--yang beberapa di antaranya beliau juga penulisnya. Bahkan beliau yang mengiisiasi penulisan buku-buku antologi hingga terbit. 

Bagi saya Pak Naim adalah sosok teladan yang konsisten di bidang literasi utamanya tulis menulis. Bagaimana tidak sejak diajar beliau ketika saya duduk di bangku perkuliahan S1 hingga kini beliau termasuk orang yang sangat konsisten memberi teladan. Terus dan terus beliau kembangkan sayap kepenulisan hingga beliau meraih jabatan akademik tertinggi di antaranya ditopang oleh tulisan-tulisan beliau baik artikel, buku, maupun jurnal internasional. 

Di samping itu bagi saya Pak Naim bukan sosok yang keluar dari bidang yang ia geluti. Di manapun, mengajar mata kuliah apapun dapat beliau hubungkan dengan buku dan dunia tulis menulis. Entah dengan cerita buku baru atau dunia literasi saat ini.

Belum lagi beliau bukan sosok yang  kemecer mengomentari berita yang lagi viral di jagat media. Beliau tenang dan tetap di atas rel literasi. Entah ilmu apa yang beliau gunakan kok bisa-bisanya tetap pada jalur literasi. Kalau kuliah tidak sedang diskusi beliau menyampaikan, Saya baru dapat buku ini, dari kawan yang belum pernah bertemu secara fisik. Isinya bla-bla bla...

Begitu sering Pak Naim, memberikan motivasi baik di dalam kelas perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Beliau begitu gigih untuk mengajarkan, memberikan dorongan kelada semua mahasiswa beliau untuk menulis termasuk di antaranya saya. Cuma saya saja yang belum beruntung nulis buku sampai terbit.

Di luar topik kepenulisan tentu Pak Naim adalah guru saya, dosen saya. Beliau pembimbing tesis saya. Penguji tesis saya, dan juga pengoreksi tulisan arab saya. Rasaya diluar topik kepenulisan hubungan saya dengan beliau memutar kembali lagi ke tema menulis.

Demikianlah sedikit ungkapan pendek saya atas jasa beliau.
Bersambung....

Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 25-03-2022. 

Thursday, March 24, 2022

Mengenal Pribadi Sanad Literasiku

Menegenal Pribadi Sanad Literasiku
(Prof. Dr. Ngainun Naim, S. Ag., M. H. I) 
Oleh Mustamsikin

Rangakaian kata, kalimat, ratusan artikel pendek, buku-buku antologi yang pernah saya tulis sesungguhnya tidak terlepas dari peran guru saya Prof. Dr. Ngainun Naim, S. Ag., M. H. I, yang kemaren 23 Maret 2022 telah dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pak Naim--begitu saya biasa memanggil meski sekarang Prof--merupakan sosok yang selalu memberi teladan, inspirasi, motivasi, koreksi, masukan, dan kritik di bidang literasi. Beliau sosok yang luar biasa, tak terkendali dalam menyemai, memupuk dan membersamai setiap pecinta literasi dari kalangan murid-murid beliau.

Membincangkan Pak Ngainun Naim, memang di bidang literasi memang tidak ada habis-habisnya--meski saya terlambat menulis tentang kiprah beliau. Sebagai 'kafarat' murid yang tak taat momentum menulis tentang gurunya maka kisah tentang beliau yang akan lebih subyektif bersentuhan dengan saya akan saya uraikan dalam tulisan ini. 

Secara pribadi saya memang salah satu murid/mahasiswa Pak Naim yang tidak terlalu dekat namun merasa dekat. Setidaknya nomor WhatsApp saya disimpan oleh beliau, dan beliau sering mengajak terkait dengan hal-hal yang bersentuhan dengan dunia literasi--tulis menulis. Secara pribadi memang Pak Naim, jamak diketahui sebagai orang yang renyah. Pokoknya enaklah, bertemu, berdiskusi, dan bergaul dengan beliau serba indah. Beliau sosok yang ramah, santun, senang bercanda dan sering membuat orang tertawa. 

Pak Naim memang sosok akademisi namun keramahan membuat murid-murid beliau merasa seperti keluarga. Kalau bertemu tanya, "Pie kabarmu, suwe ra muncul, nandi wae?" Kata-kata yang membuat siapapun merasa akrab dengan beliau. Menurut saya inilah, sosok Pak Naim akademisi yang luar biasa. Meskipun suatu ketika pernah memhuat jengekel karena beliau mengkritik tulisan tangan saya, yang jelek. 

Bagi saya Pak Naim adalah sosok guru yang luar biasa. Pribadi yang ramah, egaliter, murah senyum dan penyabar. Sosok guru yang dirindukan untuk ditemui. Sejak beliau mengisi pelatihan literasi yang saya ikuti pada tahun 2013, sampai sekarang--sepengetahuan saya--beliau tidak banyak berubah ketika bertemu dengan murid-murid beliau. 

Pada awal tahun 2013 itulah saya pertama kali mengetahui bahwa beliau adalah begawan literasi STAIN Tulungagung--sekarang UIN. Kala kampus masih sepi dari dosen penulis yang mapan, beliau sudah tampil sebagi da'i kondang di bidang literasi. Kiranya sudah berpuluh tahun beliau menggeluti dunia literasi di kampus yang sekarang sudah jadi UIN. 

Kalau saya ditanya kapan kamu mengenal dengan Pak Naim? Pasti saya jawab, perkenalan, dan pertemuan saya lebih dekat dengan beliau setelah beliau mengajar saya dan kawan-kawan IAT angkatan 2015 di pasca sarjana. Dari bangku perkuliahan saya mengenal beliau hingga berlanjut beliau mengajak untuk lebih dekat mengenal penulis-penulis hebat tahun 2017 di ITS Surabaya. Bertemu dengan komunitas SPN (Sahabat Pena Nusantara) yang psda tahun 2018 bermetamorfose menjadi SPK (Sahabat Pena Kita). 

Puncak kedekatan penulis dengan Pak Naim adalah ketika penulis meminta kepada pengelola program studi IAT Pascasarjana IAT untuk dibimbing dalam penulisan tugas akhir (tesis) program magister oleh beliau bersama dengan Prof. Abad Badruzaman, Lc., M. Ag. Semenjak sering bertemu beliau baik dalam hal bimbingan maupun terkait literasi--sering keluar masuk LP2M beli buku tulisan beliau, saya  merasa semakin dekat dengan beliau. 

Selanjutnya kedekatan penulis berlanjut hingga sekarang, meski tidak secara fisik bertemu dengan beliau namun secara maya jalinan interaksi terkait literasi dengan baliau masih terjaga baik--setidaknya hingga detik ini. Beliau meski sudah sangat sibuk masih sempat mengajak ikut kopi darat tidak--pertemuan sesama anggota komunitas SPK. Selain itu beliau masih kerso memberikan komentar di status WA saya. 

Demikian secara pribadi pertemuan saya dengan Pak Naim--karena sudah larut malam sementara saya sudahi tulisan ini--masih berlanjut. Tunggu edisi selanjutnya. Sebelum saya tutup, selamat Pak atau Prof. Naim, atas capaian yang luar biasa. Dikukuhkan menjadi Guru Besar dan memperoleh jabatan akademik tertinggi di perguruan tinggi. Selamat Prof. 

Berlanjut... 
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 24-03-2022