MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Monday, November 7, 2022

Memerintah Kebaikan Mencegah Kemungkaran

Memerintah Kebaikan Mencegah Kemungkaran
Oleh Mustamsikin

Sekelumit catatan mengikuti pengajian kitab An-Nashaihud Diniyyah karya Sayyid Abdullah Ba'alawiy Al-Haddad mengenai amar ma'ruf nahi mungkar perlu penulis reportase sebagai bagian dari pentingnya membuat catatan ringan. Selain sebagai tindak lanjut dari pengajian juga sebagai upaya menyimpan materi yang disampaikan dalam bentuk tulisan. 

Pengajian umum rutin mingguan yang diadakan di Mushola Pondok Panggung Tulungagung setiap Senin malam kali ini menguraikan penjelasan tentang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran atau amar ma'ruf nahi mungkar. Beliau KH. Fathurrohman, menyampaikan dengan runtut materi pada kitab An-Nashaihud Diniyyah kali ini.

Sepanjang uraian beliau, penulis maupun peserta lain mengikuti dengan antusias. Apalagi topik yang sedang dibahas adalah memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Salah satu topik penting dalam kehidupan seorang muslim. 

Menurut Sayyid Abdullah bin Alawi Al Hadad amar ma'ruf nahi mungkar merupakan sebuah keniscayaan. Tidak ada keringanan dalam meninggalkan hal ini. Sebagaimana pesan Nabi Muhammad Saw yang beliau kutip. Nabi mengatakan, "Barang siapa melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika masih tidak mampu maka ingkar dengan hati. Yang demikian adalah selemah-lamahnya iman."

Lebih dari itu beliau menegaskan, bahwasannya Allah tidak akan menerima uzur yang langka--mengada-ada, dan alasan-alasan yang dusta ketika amar ma'ruf nahi mungkar ditinggalkan oleh seorang muslim. Kecuali alasan meninggalkan tersebut jika didapati dampak dari amar ma'ruf nahi mungkar dapat menimbulkan banyaknya keburukan. Atau perbuatan tersebut dapat diterima sama sekali. Yang demikian dapat menggugurkan kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar.

Kata Syekh Abdullah bin Alawi Al-Haddad seorang yang enggan mencegah terjadinya kemungkaran sedang ja kuasa melakukan itu atau diam ketika terjadi kemungkaran, maka sesungguhnya ia ikut ambil bagian dalam dosa kemungkaran tersebut. Hal ini pengingat bagi kita semua agar menghindari orang-orang yang melakukan kemungkaran dan memalingkan diri dari mereka. Sebab orang yang membersamai orang yang berbuat kemungkaran ia berpotensi mendapatkan siksa dari Allah.

Mengapa disiksa? sebab ia berdekatan dengan orang yang melakukan kemungkaran. Sedang yang demikian diperhitungkan oleh Allah. Sebagaimana misalnya jika Allah menimpakan azab kepada orang yang ingkar maka orang yang tidak ikut melakukan namun berada di sekitarnya akan tertimpa petaka pula. Sebagaimana yang terjadi pada kisa-kisah yang terjadi pada orang Yahudi. Maupun kisah orang-orang yang berburu binatang dihari Sabtu.

Kisah-kisah mereka menunjukkan orang yang membersamai kaum yang berbuat ingkar akan turut mendapatkan siksaan atau bencana. Maka dari itu, kita semua harus berusaha semaksimal mungkin selain mencegah kemungkaran kita juga harus menghindarinya baik dengan berpindah dari tempat semula atau minimal ingkar dengan hati.

Di samping itu, orang yang melakukan
amar ma'ruf nahi mungkar harus benar-benar berhati-hati. Jangan sampai terlalu bersemangat melakukan itu namun mengabaikan aspek yang lain. Mislanya mengumbar aib orang lain. Sedangkan yang demikian adalah sesuatu yang dilarang. Kata Nabi Muhammad Saw., sebagaimana disadur oleh penulis kitab ini, "Siapa yang meniadaklanjuti aib orang saudaranya maka Allah akan menindaklanjuti aib dari orang tersebut."

Dengan demikian maka seseorang harus hati-hati dalam melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Jangan sampai perbuatan tersebut malah menyasar sesuatu yang seharusnya ditutupi malah diumbar. Pesan beliau KH. Fathurrahman agar hati-hati dalam beramar ma'ruf nahi mungkar. 

Sekian catatan mengenai pengajian kitab kali ini. Semoga catatan sederhana ini dapat meningkatkan semangat dalam beramar ma'ruf nahi mungkar. Sekaligus juga dapat dijadikan pengingat. 

Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 07-11-2022.

No comments:

Post a Comment