Oleh Mustamsikin
Peran serta kiai sangat besar bagi berdirinya sebuah pesantren. Lebih-lebih pesantren yang notabenenya adalah salafiyyah (pesantren yang dalam praktek keagamannya mengikuti ajaran para salaf al-Shalih). Pesantren dengan notabene salafiyyah sangat terikat oleh peran seorang kiai. Kiai adalah pemeran tunggal dalam keberlangsungan sebuah pesantren salafiyyah.
Di pesantren salafiyyah kiai memiliki kedudukan utama. Gerak gerik dan langkahnya selalu diikuti oleh santri. Pun juga peranya yang sangat besar dalam menata, mengatur dan menetapkan kebijakan pendidikan di pesantren yang diasuhnya termasuk dalam menata kurikulum pesantren. Pada era dulu, kiai bukan hanya menjadi inisiator dan penyokong dana dalam rintisan sebuah pesantren akan tetapi ia harus mumpuni secara keilmuan dalam memberikan pengajaran pada santri-santrinya.
Termasuk ciri keahlian kiai tempo dulu adalah kemampuannya dalam menjelaskan semua bidang keilmuan pesantren. Paling tidak ia telah menguasai berbagai cabang ilmu mulai fikih, ushul fiqih, tafsir, hadis, nahwu, sharf, ma'aniy, bayan, badi', arudh dan lain-lain. Kemampaun atas semua bidang ilmu agama ini mutlak harus dikuasai. Sebab ia adalah sosok pendidik yang perang tunggal (tanpa pembantu).
Salah satu kiai yang pendiri pesantren yang benar-benar meguasai berbagai bidang ilmu yang diajarkan dipesantrennya adalah KH. Abdullah Mun'im Isma'il (L. 1911) (selanjutnya dibaca Mbah Yai Sepuh Mayan) pendiri Pon. Pes. Al-Ishlahiyyah Kemayan Kediri. Beliau bukan saja manager ulung pesantren namun lebih dari itu, beliau adalah sosok yang ilmunya nyegoro allim allamah. Ilmuanya sangat luas. Kitab-kitab syarah dengan berbagai cabang ilmu agama yang beliau tulis adalah bukti nyatanya.
Mbah Yai Sepuh Mayan, sangat lihai dalam memberikan komentar atau syarah pada kitab-kitab klasik dengan berbagai cabang ilmu. Mulai kitab Washilatul Wildan syarah atas kitab Awamil al-Jurjani, Syarah Matan Jurumiyyah, Syarah Imrity, Syarah Nazam Alfiyyah, Syarah Waraqat, Syarah Maknun, Syarah Nazam Baiqunniyah, Syarah 'Arud, hingga Syarah Uqudul Juman. Selain beberapa kitab yang telah beliau tulis komentar atau syarah beliau masih memiliki banyak karya.
Dari tradisi kuat dengan keilmuan yang mapan inilah kemudian menjadi indikator bahwa Mbah Yai Sepuh Mayan adalah sosok kiai yang sebenarnya. Kiai yang benar-benar menguasai hampir semua cabang ilmu keislaman. Selain itu, tentu beliau adalah sosok penulis kitab yang produktif. Bahkan, hingga saat ini kini kitab syarah yang beliau tulis tetap menjadi bahan ajar wajib di pesantren yang beliau dirikan. Kendati beberapa naskah yang beliau tulis belum terkodivikasi dengan apik namun beberapa kitab yang beliau tulis tetap relevan hingga kini.
Dari sinilah kemudian penulis meyakini bhwa Mbah Yai Sepuh Mayan adalah srjatinya kiai. Sosok pendiri pesantren yang alim allamah. Sosok kiai pesantren yang sejati atau sejatinya kiai.
Wallahu A'lam Bisshawab
Mah Yai Mayan (Part 1).
No comments:
Post a Comment