MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Sunday, October 31, 2021

YouTube Sebagai Sarana Belajar

YouTube Sebagai Sarana Belajar
Oleh Ahmad Mustamsikin Koiri

Belajar tidak mengenal waktu dan usia. Bahkan Rasul Saw, menegaskan bahwa belajar merupakan tugas bagi insan manusia dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu setiap manusia dituntut untuk terus menambah pengetahuannya dan mengamalkan apa yang telah ia ketahuai. 

Sebagai tugas manusia, belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang ideal adalah dengan pertemuan antara guru dan murid secara langsung. Sebagaimana kegiatan belajar seperti ini berlangsung sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Belajar yang seperti inilah yang kemudian melahirkan bukan saja ilmu pengetahuan secara teoritis namun juga secara praksis. Pertemuan antara guru dan murid secara langsung tidak hanya transformasi pengetahuan secata teori namun juga ada bimbingan secara praktik. 

Pembelajaran yang demikian memang ideal dan sangat efektif untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dapat ditrasformasikan dengan baik. Selain itu pembelajaran yang mempertemukan antara guru dan murid memudahkan dalam hal pengawasan. Guru dapat mengawasi, serta melakukan yang terbaik untuk kesuksesan murid dalam pembelajarannya. Di samping itu, murid juga dapat mengonfirmasi ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru dengan prilaku guru itu sendiri. Murid juga dapat meniru prilaku guru secara langsung. 

Pembelajaran yang demikian memang metode terbaik untuk memperoleh pengetahuan. Namun demikian, seiring  perjalanan waktu, ditambah dengan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih pembejaran secara langsung menjadi kurang diminati. Apalagi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia. Pembelajaran secara langsung tatap muka antara guru dan murid harus ditiadakan untuk sementara waktu demi memutus matarantai penyebaran virus Covid-19. 

Sejak melonjaknya kasus pandemi ini, pembelajaran dengan sistem tatap muka bagi guru dan murid harus dihentikan untuk sementara waktu. Sehingga guru dan murid tidak lagi dapat berinteraksi secara langsung. Ia terbatasi oleh ruang di mana antara guru dan murid harus dipisahkan oleh jarak dan sekat tertentu. Dari sinilah kemudian pembelajaran harus dialihkan dengan sistem jarak jauh atau daring. 

Pembelajaran jarak jauh memang jauh dari kata ideal namun demikian pembelajaran harus dilakukan. Apalagi belajar adalah kewajiban sepanjang hayat. Nah, dari sinilah muncul bebagai sarana untuk terus melansungkan pembelajaran meski melalui dunia maya. Grup diskusi maya, seperti WhatsApp, Telegram, google meat, zoom, ditambah dengan live streaming youtube menjadi sarana yang erat dengan pemebelajaran jarak jauh. 

Dengan perkembangan sarana pembelajaran di dunia maya di atas, membuat gaya belajar baru. Baik guru maupun murid dapat sewaktu-waktu melakukan pembelajaran. Bahkan materi pembelajaran yang telah disampaikan dapat diulang melalui youtube. Khusus media satu ini--youtube--akan penulis urai dalam tulisan ini sekaligus posisinya sebagai sarana yang cukup efektif untuk belajar. Terlebih youtube bukan hanya untuk mengulang kembali pembelajaran yang telah disampaikan namun untuk memperoleh dan menambah berbagai pengetahuan baru. 

Baik guru maupun murid dapat mengakses berbagai pengetahuan di youtube. Mulai hal yang paling baik hingga yang paling buruk dapat dilihat melalui youtube. Dalam konteks inilah yotube menjadi sarana belajar yang cukup instan. Jika guru lelah membuat vidio pembelajaran atau ingin menambah pengetahuan ia dapat menonton youtube. Pun juga murid, jika ia ingin memperluas wawasan tinggal membuka youtube. 

Kini youtube memang cukup menjadi trend sebagai saeana bagi semua kalangan. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Ingin belajar dengan tutorial langsung dapat mengakses youtube. Belelajar memasak, membenahi peralatan rumah tangga, hingga peralatan elektoronik dapat diakses melalui youtube. Belum lagi, seseorang dapat memgambil keuntungan materi degan mengisi konten di youtube dengan syarat dan ketentuan tertentu. 

Dalam hal beryoutube untuk menambah wawasan, penulis sendiri merasakan bahwa kehadiran youtube memberikan banyak sekali manfaat. Sejauh pengalaman penulis sebagai pembelajar dan pendidik, youtube menjadi sarana belajar yang sangat efektif. Dari youtube penulis dapat mendengarkan paparan para intelektual dalam berbagai seminar dan juga mendengarkan pengajian-pengajian para kiai dan tuan guru. 

Penulis memandang seseorang yang terbatas dalam biaaya untuk mendatangi seorang guru untuk belajar, terbatas waktu untuk belajar, menyaksikan tayangan secara langsung, ingin wawasan yang instan maka youtube hadir sebagai solusi. Belajar apapun tinggal klik di youtube maka akan muncul sesuatu yang dikehendaki dengan berbagai pilihan. Meski demikian perlu diketahui bahwa tidak selalu belajar melalui youtube menjadi prioritas utama. Kembali lagi pada youtube hanya merupakan sarana. 

Di balik kelebihannya ada sekian kelemahan yang tersaji dalam youtube. Apalagi jika seseorang pemula yang ingin belajar agama hanya melalui tayangan di youtube. Maka potensi tingkat kesesatannya akan lebih tinggi. Mengapa demikian, sebab tidak ada penyaringan dalam youtube. Semua dapat dilihat tanpa sensor. Penyaring ada pada pengguna, pun juga sesor. Maka dalam konteks belajar agama bagi pemula menyaksikan praktik agama maupun cara beragama dengan hanya youtube sebagai sarana sangat tidak disarankan. 

Belum lagi prilaku oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuat konten yang tidak baik. Terlebih konten yang saling membenturkan sebuah ajaran agama satu dengan yang lainnya. Membenturkan satu tokoh figur dengan yang lainnya. Organisasi satu dengan yang lainnya. Selain itu memang khusus belajar agama haruslah melalui guru yang jelas. Guru yang bukan hanya fasih mengajar dengan lisannya namun mumtaz dalam prakteknya. 

Sebagaimana penjelasan penulis di atas tidak dipungkiri memang belajar melalui youtube banyak hal yang bermanfaat dapat kita gali. Termasuk wawasan baru. Akan tetapi kita harus benar-benar selektif dan tidak menjadikan youtube sebagai satu-satunya sarana memperoleh pengetahuan. Harus ada pembanding atau sumber lain untuk mengontrol dan menilai apakah pengetahuan yang ditayangkan di youtube adalah suatu kebenara atau hoax.

Sebahai penutup, dalam konteks youtube sebagai sarana menyebarkan dan memperoleh ilmu pengetahuan penulis menilai bahwa youtube cukup efisien dan efektif. Kecuali pada ilmu-ilmu yang harus diketahui secara detail dan dirujukkan pada pakar yang spesialis di bidangnya. Ingat youtube adalah sarana bukan tujuannya. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 31-10-2021
Sumber gambar Akurat.co









Thursday, October 7, 2021

Mbah Yai Mayan dan Keutamaan Kitab Alfiyyah

Keutamaan Kitab Alfiyyah Dalam Pandangan Mbah Yai Mayan
Oleh Mustamsikin 
Salah satu kitap yang paling fenomelal di kalangan pesantren salafiyyah di Nusantara adalah kitab Alfiyyah karya Jamaluddin Muhammad bin Abdillah bin Malik (w.672 H) atau yang terkenal dengan sebutan Ibnu Malik. Kitab yang berisikan seribu bait nazam atau syair ini sangat masyhur hampir di seluruh pesantren Nusantara. Bahkan kitab ini menjadi materi wajib hampir di seluruh pesantren salaf yang tersebar di seantero Nusantara.

Kitab yang membahas tentang ilmu nahwu dan sharaf ini memiliki posisi di kalangan santri pesantren. Dengan memelajari kitab inilah kemudian santri dapat membaca kitab kuning dengan tanpa harakat (Jawa: kitab gundul), bahkan dengan kitab ini pula santri dapat mengarang sebuah kitab berbahasa Arab sesuai dengan kaidah dan taga bahasa yang benar. Lebih dari itu, puncak dari memelajari kitab Alfiyyah Ibnu Malik ini tak lain adalah mampu memahami al-Quran maupun hadis.

Keberadaan dan kegunaan kitab Alfiyyah memang tidak dapat dipungkiri. Sebab itulah tidak sedikit kitab ini mendapat sambutan yang luar biasa di kalangan pesantren utamanya  kiai sebagai pengasuh dan pendidik di pesantren. Salah satu kiai yang memandang lebih atas kedudukan dan kegunaan kitab Alfiyyah adalah KH. Abdullah Mun'im Ismail (Mbah Yai Mayan) Pendiri Pondok Mayan. Bahkan saking pentingnya kitab ini beliau membuat syair-syair khusus tatang keutamaan memelajari kitab Alfiyyah

Dalam kitab Syi'iran karya beliau disebutkan bahwa kitab Alfiyyah mengandung hikmah, berkah, kegunaan hingga mendatangkan kebaikan atau kemaslahatan. Kitab Alfiyyah menurut beliau sejatinya kitab Alfiyyah sangat berguna sebagaimana bukti-bukti yang telah nyata. 

Lebih jauh Mbah Yai Mayan memandang bahwa  dengan memelajari kitab Alfiyyah berguna untuk melancarkan pelajaran--terlebih untuk memahami kitab--yang mengandung hukum Islam. Menurut beliau urgensi kitab Alfiyyah ini dapat dibuktikan dimana-mana. Cukuplah kiranya dengan kitab Alfiyyah dapat menguasai ilmu nahwu dan sharaf yang kemudian sangat menjadi basic utama sebagai perangkat membaca dan memahami kitab berbahasa Arab. 

Selain memngungkap kegunaan kitab Alfiyyah Mbah Yai Mayan juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Ibnu Malik sebagai pengarangnya. Beliau mengatakan dalam sebuah syair, "Wahai pemilik kemuliaan pemilik keagungan Muhammad bin Abdillah bin Malik yang banyak ilmunya. Penulis kitab Alfiyyah yang bermazhab Syafi'i. Ialah kekasih Allah yang masyhur dengan sebutan jalaluddin. Ahli ibadah yang memiliki lautan ilmu yang sangat luas."

Dari penjelasan Mbah Yai Mayan atas kitab Alfiyyah di atas penulis menggarisbawahi bahwa kitab Alfiyyah sangat penting keberadannya, sangat bermanfaat untuk dipelajari, dan terbukti kedudukan dan posisinya di berbagai tempat. Kualitas kitab ini pun sangat baik sebab ditulis oleh seorang pakar yang mumpuni. Ahli ibadah yang ilmuanya luas bak samudra. 

Demikianlah sekelumit tentang kitab Alfiyyah dalam pandangan Kiai Sepuh Pendiri Pondok Mayan. Semoga uraian di atas menambah semangat kita untuk mencari ilmu. Serta mencintai ahli ilmu. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Sumber foto kitab Syi'iran karya Allah Yarham KH. Abdullah Mun'im Ismail (Mbah Yai Mayan). 






Tuesday, October 5, 2021

Tongkat Kedisiplinan Yai Sepuh Mayan

Tongkat Kedisiplinan Mbah Yai Sepuh Mayan
Oleh Mustamsikin
Sebagai kiai yang bertanggung jawab penuh atas pesantren yang diasuh beliau, Mbah Yai Sepuh Mayan (sebutan Allah yarham KH. Abdullah Mun'im Ismail) L. 1911, senantiasa meberi perhatian penuh kepada para santri. Utamanya ketika santri sedang dalam proses pembelajaran. Kisah ketelatenan beliau dalam memantau semua kelas dan mengecek langsung tingkat penguasan pelajaran kepada para santri beliau lakukan hampir setiap hari. Meski usia beliau sudah sepuh saat itu, namun semangat beliau dalam memantau langsung aktivitas KBM di kelas-kelas para santri tetap beliau lakukan.

Kondisi usia beliau yang kian uzur tak menyurutkan tekat beliau untuk sebisa mungkin bertanggung jawab pada para santri. Sebab usia yang uzur inilah seringkali beliau membawa tongkat untuk menopang tubuh beliau. Selain berfungsi sebagai penguat, tongkat juga acap kali digunakan beliau untuk menggebuk santri dan bahkan ustadz yang kurang peka saat beliau memasuki ruang kelas belajar para santri. Kisah gebukan tongkat ini  penulis dengar dari Bapak Nafi'an Jemekan--santri Mayan era Yai Sepuh. 

Menurut Pak Nafi'an tongkat keramat Mbah Yai Sepuh seringkali melayang ke para santri termasuk kepadanya. Tak jarang bunyi blieg--begitu tutur Pak Nafi'an--terasa keras menghantam punggung. Kendati demikian sekuat apapun tongkat itu dihantamkan oleh Yai Sepuh Mayan, dan sekeras apapun suara yang menimpa, tidak ada rasa sakit yang tertinggal. Bahkan santri yang sudah keseringan digebuk seakan kangen akan gebukan Yai Sepuh. Karena gebukan itu sudah menjadi menu wajib bagi para santri termasuk Pak Nafi'an.

Kisah tongkat keramat Yai Sepuh ini, memberi keyakinan pada penulis bahwa dibalik tongkat ada wujud tanggung jawab dan kedisiplinan. Tanggung jawab seorang kiai pada santri. Bagaimana ia belajar? Sejauh mana santri menguasai pelajaran? Setekun apa para ustadz mengajar dan mendampingi para santri? Kondisi apa saja yang terjadi saat KBM berlangsung?

Dengan kunjungan langsung ke kelas, semua pertanyaan tersebut akan terjawab. Selain itu, gebukan tongkat adalah cerminan kedisiplinan seorang kiai yang amat perhatian pada para santri. Hingga mereka memahami apa yang harus dilakukan setelah mereka merasakan tongkat keramat itu. Apakah kerasnya tongkat yang mengenai punggung mereka hanya berlalu? Ataukah turut menyadarkan mereka yang kurang tekun dan serius dalam belajar?

Dari kisah tongkat dan laku Yai Sepuh ini menambah kagum pada penulis akan makna dari besarnya makna tanggung jawab serta dalamnya nilain kedisiplinan seorang kiai pesantren. Kiai bukan hanya lihai menasehati di atas mimbar namun terjun langsung ke lapangan. Memastikan sejauh mana santri merespon dawuh kiainya.

Demikian kisah tongkat 'keramat' Yai Sepuh Pondok Mayan. Semoga  kisah-kisah penuh semangat ini turut menjadi isnpirasi bagi kita sebagai santri untuk lebih tekun belajar, lebih sabar dalam belajar dan menjalankan dawuh para kiai. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Sumber kisah Pak Nafi'an Jemekan, Ringin Rejo, Kediri. 


Monday, October 4, 2021

Mbah Yai Sepuh Mayan Sang Ahli Syair

Mbah Yai Sepuh Mayan Sang Ahli Syair
Oleh Mustamsikin
KH. Abdullah Mun'im Isma'il (L. 1911) Allah yarhamhu (selanjutnya dibaca: Mbah Yai Sepuh Mayan) merupakan sosok kiai pesantren yang sangat alim allamah. Boleh jadi sebutan kiai untuk beliau sebagaimana sebutan kiai tempo dulu sebagiaman ditegaskan Kiai Sahal Mahfudh Allah yarhamhu. Menurut Kiai Sahal, pada era dulu kiai adalah sebutan bagi sosok pemuka agama yang sangat alim berilmu banyak, menguasai hukum syari'at, seorang sufi dan mengamalkan ilmu yang ia ketahui.

Berpijak pada definisi kiai tersebut tepatlah jika Mbah Yai Sepuh Mayan termasuk di dalamnya. Bukan saja karena jasa besar beliau dalam mendirikan Pesantren Al-Ishlahiyyah namun juga karena ilmu beliau yang amat luas. Sebagaimana telah penulis singgung dalam, http://sikin12.blogspot.com/2021/10/mbah-yai-sepuh-mayan-kiai-yang.html bahwa beliau merupakan sosok yang sebenarnya kiai. Penguasaan berbagai bidang ilmu agama meneguhkan bahwa kiai harus benar-benar mumpuni.

Salah satu bukti penguasaan ilmu yang begitu dalam adalah tergubahnya beragam syair berbahasa arab yang begitu indah. Dalam kitab yang berjudul Syi'iran terkumpul gubahan-gubahan syair yang beliau kemas dengan apik dan ciamik. Kitab tersebut setidaknya memuat sanjungan-sanjungan atas wali-wali besar utamanya Syekh Abdul Qadir Al-Jilaniy (w. 561). Apresiasi kepada penulis, rekomendasi, dan urgensi memelajari kitab kitab Tanwiriul Hija karya KH. Ahmad Sidiq Jember (1926-1991). Hingga Sanjungan kepada Imam Ibnu Malik (w. 671) pengarang nazam Alfiyyah serta urgensi dan keutamaan menguasai kitab tersebut.

Beberapa bait syair dalam kitab tersebut misalnya sanjungan beliau pada Syekh Abdul Qadir, 
واعبد القادر اه انتم ساداتي٢ انتم جنودالله انتم ولي الله
"Dan wahai Syekh Abdul Qadir engkau tuanku. Engkau tentara Allah engkau kekasih Allah." 
Begitu juga ketika beliau memuji dan berwashilah kepada KH. Ahmad Shidiq, 
نسألك التوفيق و الهدايه # بالشيخ احمد صديق العلامة
"Kami memohon pertolongan-Mu dan hidayah-Mu dengan washilah Syekh Ahmad Shidiq yang sangat alim." 
Disusul kemudian apresiasi terhadap kitab Alfiyyah  karya Ibnu Malik
وبكتاب الفيه # ابن مالك العلامة 
#اللهم اللهم اللهم ٢ نرجو حصول البركة 
"Dengan kitab Alfiyyah karya Ibnu Maliah yang sangat aliam kami berharap tercapainya keberkahan duhai Allah". 

Dari beberapa bait syair di atas setidaknya cukup untuk menggambarkan kepiawaian Mbah Yai Sepuh Mayan dalam bersyair. Meski di atas hanya sebagian kecil--masih ada ratusan bait yang ada dalam kitab Syi'iran--gubahan beliau namun beberapa itu merupakan bukti nyata kealiman beliau. Penguasan beliau atas ilmu arudh dan sastra arab tidak dapat diragukan lagi.

Dari uraian di atas perlu dicatat kiai pesantren seperti Mbah Yai Sepuh Mayan merupakan sosok yang memiliki seni yang luar biasa. Apalagi seni menulis syair itu disusun dengan bahasa arab yang indah. Indah sajaknya, sastra dan pesan moralnya. Sosok kiai seperti inilah yang kian hari kian langka. Mungkin banyak yang menyandang gelar kiai plus pendiri pesantren namun keilmuan dan riyadhan dhahir batinnya tidak seperti Mbah Yai Sepuh Mayan. 

Sebagai penutup, semoga uraian ini bermanfaat. Sekaligus dapan menginspirasi kepada kita semua. 

Wallahu A'lam Bisshawab
Mah Yai Mayan (Part 2).
Sumber foto Instgram @pondokmayan
Kitab Syiiran dapat diperoleh dikoprasi Pon. Pes. Al-Ishlahiyyah Kemayan, Kranding, Mojo, Kediri.

Sunday, October 3, 2021

Mbah Yai Sepuh Mayan, Kiai yang Sesungguhnya

Mbah Yai Mayan, Kiai yang Sesungguhnya
Oleh Mustamsikin
Peran serta kiai sangat besar bagi berdirinya sebuah pesantren. Lebih-lebih pesantren yang notabenenya adalah salafiyyah (pesantren yang dalam praktek keagamannya mengikuti ajaran para salaf al-Shalih). Pesantren dengan notabene salafiyyah sangat terikat oleh peran seorang kiai. Kiai adalah pemeran tunggal dalam keberlangsungan sebuah pesantren salafiyyah.

Di pesantren salafiyyah kiai memiliki kedudukan utama. Gerak gerik dan langkahnya selalu diikuti oleh santri. Pun juga peranya yang sangat besar dalam menata, mengatur dan menetapkan kebijakan pendidikan di pesantren yang diasuhnya termasuk dalam menata kurikulum pesantren. Pada era dulu, kiai bukan hanya menjadi inisiator dan penyokong dana dalam rintisan sebuah pesantren akan tetapi ia harus mumpuni secara keilmuan dalam memberikan pengajaran pada santri-santrinya.

Termasuk ciri keahlian kiai tempo dulu adalah kemampuannya dalam menjelaskan semua bidang keilmuan pesantren. Paling tidak ia telah menguasai berbagai cabang ilmu mulai fikih, ushul fiqih, tafsir, hadis, nahwu, sharf, ma'aniy, bayan, badi', arudh dan lain-lain. Kemampaun atas semua bidang ilmu agama ini mutlak harus dikuasai. Sebab ia adalah sosok pendidik yang perang tunggal (tanpa pembantu). 

Salah satu kiai yang pendiri pesantren yang benar-benar meguasai berbagai bidang ilmu yang diajarkan dipesantrennya adalah KH. Abdullah Mun'im Isma'il (L. 1911) (selanjutnya dibaca Mbah Yai Sepuh Mayan) pendiri Pon. Pes. Al-Ishlahiyyah Kemayan Kediri. Beliau bukan saja manager ulung pesantren namun lebih dari itu, beliau adalah sosok yang ilmunya nyegoro allim allamah. Ilmuanya sangat luas. Kitab-kitab syarah dengan berbagai cabang ilmu agama yang beliau tulis adalah bukti nyatanya.

Mbah Yai Sepuh Mayan, sangat lihai dalam memberikan komentar atau syarah pada kitab-kitab klasik dengan berbagai cabang ilmu. Mulai kitab Washilatul Wildan syarah atas kitab Awamil al-Jurjani, Syarah Matan Jurumiyyah, Syarah Imrity, Syarah Nazam Alfiyyah, Syarah Waraqat, Syarah Maknun, Syarah Nazam Baiqunniyah, Syarah 'Arud, hingga Syarah Uqudul Juman. Selain beberapa kitab yang telah beliau tulis komentar atau syarah beliau masih memiliki banyak karya. 

Dari tradisi kuat dengan keilmuan yang mapan inilah kemudian menjadi indikator bahwa Mbah Yai Sepuh Mayan adalah sosok kiai yang sebenarnya. Kiai yang benar-benar menguasai hampir semua cabang ilmu keislaman. Selain itu, tentu beliau adalah sosok penulis kitab yang produktif. Bahkan, hingga saat ini kini kitab syarah yang beliau tulis tetap menjadi bahan ajar wajib di pesantren yang beliau dirikan. Kendati beberapa naskah yang beliau tulis belum terkodivikasi dengan apik namun beberapa kitab yang beliau tulis tetap relevan hingga kini. 

Dari sinilah kemudian penulis meyakini bhwa Mbah Yai Sepuh Mayan adalah srjatinya kiai. Sosok pendiri pesantren yang alim allamah. Sosok kiai pesantren yang sejati atau sejatinya kiai. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Mah Yai Mayan (Part 1).