YouTube Sebagai Sarana Belajar
Oleh Ahmad Mustamsikin Koiri
Belajar tidak mengenal waktu dan usia. Bahkan Rasul Saw, menegaskan bahwa belajar merupakan tugas bagi insan manusia dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu setiap manusia dituntut untuk terus menambah pengetahuannya dan mengamalkan apa yang telah ia ketahuai.
Sebagai tugas manusia, belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang ideal adalah dengan pertemuan antara guru dan murid secara langsung. Sebagaimana kegiatan belajar seperti ini berlangsung sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Belajar yang seperti inilah yang kemudian melahirkan bukan saja ilmu pengetahuan secara teoritis namun juga secara praksis. Pertemuan antara guru dan murid secara langsung tidak hanya transformasi pengetahuan secata teori namun juga ada bimbingan secara praktik.
Pembelajaran yang demikian memang ideal dan sangat efektif untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dapat ditrasformasikan dengan baik. Selain itu pembelajaran yang mempertemukan antara guru dan murid memudahkan dalam hal pengawasan. Guru dapat mengawasi, serta melakukan yang terbaik untuk kesuksesan murid dalam pembelajarannya. Di samping itu, murid juga dapat mengonfirmasi ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru dengan prilaku guru itu sendiri. Murid juga dapat meniru prilaku guru secara langsung.
Pembelajaran yang demikian memang metode terbaik untuk memperoleh pengetahuan. Namun demikian, seiring perjalanan waktu, ditambah dengan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih pembejaran secara langsung menjadi kurang diminati. Apalagi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia. Pembelajaran secara langsung tatap muka antara guru dan murid harus ditiadakan untuk sementara waktu demi memutus matarantai penyebaran virus Covid-19.
Sejak melonjaknya kasus pandemi ini, pembelajaran dengan sistem tatap muka bagi guru dan murid harus dihentikan untuk sementara waktu. Sehingga guru dan murid tidak lagi dapat berinteraksi secara langsung. Ia terbatasi oleh ruang di mana antara guru dan murid harus dipisahkan oleh jarak dan sekat tertentu. Dari sinilah kemudian pembelajaran harus dialihkan dengan sistem jarak jauh atau daring.
Pembelajaran jarak jauh memang jauh dari kata ideal namun demikian pembelajaran harus dilakukan. Apalagi belajar adalah kewajiban sepanjang hayat. Nah, dari sinilah muncul bebagai sarana untuk terus melansungkan pembelajaran meski melalui dunia maya. Grup diskusi maya, seperti WhatsApp, Telegram, google meat, zoom, ditambah dengan live streaming youtube menjadi sarana yang erat dengan pemebelajaran jarak jauh.
Dengan perkembangan sarana pembelajaran di dunia maya di atas, membuat gaya belajar baru. Baik guru maupun murid dapat sewaktu-waktu melakukan pembelajaran. Bahkan materi pembelajaran yang telah disampaikan dapat diulang melalui youtube. Khusus media satu ini--youtube--akan penulis urai dalam tulisan ini sekaligus posisinya sebagai sarana yang cukup efektif untuk belajar. Terlebih youtube bukan hanya untuk mengulang kembali pembelajaran yang telah disampaikan namun untuk memperoleh dan menambah berbagai pengetahuan baru.
Baik guru maupun murid dapat mengakses berbagai pengetahuan di youtube. Mulai hal yang paling baik hingga yang paling buruk dapat dilihat melalui youtube. Dalam konteks inilah yotube menjadi sarana belajar yang cukup instan. Jika guru lelah membuat vidio pembelajaran atau ingin menambah pengetahuan ia dapat menonton youtube. Pun juga murid, jika ia ingin memperluas wawasan tinggal membuka youtube.
Kini youtube memang cukup menjadi trend sebagai saeana bagi semua kalangan. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Ingin belajar dengan tutorial langsung dapat mengakses youtube. Belelajar memasak, membenahi peralatan rumah tangga, hingga peralatan elektoronik dapat diakses melalui youtube. Belum lagi, seseorang dapat memgambil keuntungan materi degan mengisi konten di youtube dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Dalam hal beryoutube untuk menambah wawasan, penulis sendiri merasakan bahwa kehadiran youtube memberikan banyak sekali manfaat. Sejauh pengalaman penulis sebagai pembelajar dan pendidik, youtube menjadi sarana belajar yang sangat efektif. Dari youtube penulis dapat mendengarkan paparan para intelektual dalam berbagai seminar dan juga mendengarkan pengajian-pengajian para kiai dan tuan guru.
Penulis memandang seseorang yang terbatas dalam biaaya untuk mendatangi seorang guru untuk belajar, terbatas waktu untuk belajar, menyaksikan tayangan secara langsung, ingin wawasan yang instan maka youtube hadir sebagai solusi. Belajar apapun tinggal klik di youtube maka akan muncul sesuatu yang dikehendaki dengan berbagai pilihan. Meski demikian perlu diketahui bahwa tidak selalu belajar melalui youtube menjadi prioritas utama. Kembali lagi pada youtube hanya merupakan sarana.
Di balik kelebihannya ada sekian kelemahan yang tersaji dalam youtube. Apalagi jika seseorang pemula yang ingin belajar agama hanya melalui tayangan di youtube. Maka potensi tingkat kesesatannya akan lebih tinggi. Mengapa demikian, sebab tidak ada penyaringan dalam youtube. Semua dapat dilihat tanpa sensor. Penyaring ada pada pengguna, pun juga sesor. Maka dalam konteks belajar agama bagi pemula menyaksikan praktik agama maupun cara beragama dengan hanya youtube sebagai sarana sangat tidak disarankan.
Belum lagi prilaku oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuat konten yang tidak baik. Terlebih konten yang saling membenturkan sebuah ajaran agama satu dengan yang lainnya. Membenturkan satu tokoh figur dengan yang lainnya. Organisasi satu dengan yang lainnya. Selain itu memang khusus belajar agama haruslah melalui guru yang jelas. Guru yang bukan hanya fasih mengajar dengan lisannya namun mumtaz dalam prakteknya.
Sebagaimana penjelasan penulis di atas tidak dipungkiri memang belajar melalui youtube banyak hal yang bermanfaat dapat kita gali. Termasuk wawasan baru. Akan tetapi kita harus benar-benar selektif dan tidak menjadikan youtube sebagai satu-satunya sarana memperoleh pengetahuan. Harus ada pembanding atau sumber lain untuk mengontrol dan menilai apakah pengetahuan yang ditayangkan di youtube adalah suatu kebenara atau hoax.
Sebahai penutup, dalam konteks youtube sebagai sarana menyebarkan dan memperoleh ilmu pengetahuan penulis menilai bahwa youtube cukup efisien dan efektif. Kecuali pada ilmu-ilmu yang harus diketahui secara detail dan dirujukkan pada pakar yang spesialis di bidangnya. Ingat youtube adalah sarana bukan tujuannya.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 31-10-2021
Sumber gambar Akurat.co