MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Wednesday, October 18, 2023

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy
Kajian Kitab Jam'ul 'Abir
Oleh Mustamsikin

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy, menjadi pembuka kurun kedua dari deretan tafsir yang sajikan oleh Syekh Dr. Afifudin Dimyathi Al-Haj pada kitab Jam'ul 'Abir. Setelah kajian lima kitab tafsir yang tergolong kurun pertama telah usai, kini saatnya memasuki kelompok tafsir kurun kedua. Seperti apa? Dan bagaimana kitab Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy? Akan diungkap secara ringkas dalam ulasan sederhana ini.(1)

Kitab Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy merupakan sebuah kitab tafsir yang sejatinya tidak ditulis oleh Al-Hasan Al-Bashriy (12-110) sendiri. Kitab ini ditulis oleh Dr. Muhammad Abdurrahim, dengan merujuk pada riwayat-riwayat dalam penafsiran ayat Al-Qur'an dari  Al-Hasan Al-Bashriy. Dr. Muhammad Abdurrahim lah yang kemudian mempercayai riwayat-riwayat dari Al-Hasan berikut menyiapkan kajian tentang riwayat-riwayat tersebut, dan mewujudkannya menjadi Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy dengan dua jilid tebal.(2)

Sekilas Al-Hasan Al-Bashriy bernama  lengkap Abu Sa'id Al-Hasan bin Yasar Al-Bashriy, seorang pemuka ulama ahli sunnah wal jama'ah budak dari Zaid bin Tsabit. Ada yang berpendapat Al-Hasan merupakan budak dari Abi Al-Yasar Ka'b bin Amr Al-Sulamy. Ia lahir pada tahun ke-12 dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw.(3)

Termasuk keistimewaan yang dimiliki oleh Al-Hasan yakni iklim keluarga yang kondusif yang dekat dengan keluarga Nabi Saw. Ibu Al-Hasan adalah tabingin perempuan yang hidup mengikuti sekaligus melayani Ummu Salamah istri Nabi Muhammad Saw. Sewaktu kecil karena ibunya sibuk menjalankan tugas dari Ummu Salamah, membuat Al-Hasan menangis hingga ia membuat Ummu Salamah menyusuinya supaya ia tenang.(4)

Tidak cukup sampai disitu, Ummu Salamah mengajak Al-Hasan untuk bertemu dengan para sahabat. Hingga Umar bin Al-Khattab memanggilnya, dan mendoakan, "Ya Allah berikan  kefakihan dalam masalah agama kepadanya, dan buatlah manusia mencintainya." Nampak dari sini sejak kecil Al-Hasan mendapat pendidikan dari rumah kenabian.(5)

Selain itu, Al-Hasan termasuk anak yang cerdas. Ia telah menghafal Al-Qur'an sejak umur sepuluh tahun. Di samping itu tentu pergaulan Al-Hasan adalah para pembesar dari kalangan sahabat Nabi Saw. Hingga ia banyak meriwayatkan dan belajar dari mereka. Hal ini tentu sangat mempengaruhi kehidupan Al-Hasan di masa mendatang.(6)

Pada puncaknya Al-Hasan menjadi sosok yang alim, bijaksana, dan fasih dalam berbicara. Dalam sebuah pendapat dikatakan, bahwa kebijaksanaan Al-Hasan dalam bertutur, atau ungkapannya yang selalu mengandung hikmah sebab air susu yang ia minum dari Ummu Salamah, istri Rasul Saw. Berkah kenabian inilah yang menjadi penyebab perkataan Al-Hasan mengandung hikmah.(7)

Keutamaan lain yang dimiliki oleh Al-Hasan adalah memiliki guru-guru yang luar biasa. Apalagi mereka datang dari kalangan sahabat Nabi Saw. Di antara sahabat yang pernah ia ambil ilmunya adalah, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-As'ary, Ammar bin Yasir, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas dan masih banyak lagi. Dengan segala kelebihan yang ia miliki baik secara pribadi maupun lingkungan yang membentuknya, berikut jasa yang telah ia tinggalkan Al-Hasan berpulang pada tahun 110 H., wafat saat usianya mencapai 88 tahun.(8)

Selanjutnya mengenai Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy, kitab tafsir ini memiliki watak  yang identik dengan penafsiran kalangan tabi'in secara umum. Metode yang digunakan pun identik dengan tafsir bermanhaj ala mufassir kalangan tabi'in. Sebab era itu keseluruhan bermuara pada penafsiran bil ma'tsur. Madrasah tafsir bil ma'tsur menjadi madrasah tafsir yang terbaik. Di sisi lain penafsiran terbaik setelah kalangan sahabat adalah kelompok tabi'in.(9)

Dalam menafsirkan ayat Al-Qur'an langkah yabg dilakukan oleh Al-Hasn ialah mendahulukan tafsir Al-Qur'an bi Al-Qur'an, sebagaimana langkah yang ditempuh guru-gurunya seperti Ibnu Abbas. Banyak sekali penafsiran Al-Hasan pada sebuah ayat memperoleh makna yang jelas dengan ditolong dengan ayat yang lain. Langkah selanjutnya yakni menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan hadis yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Berikutnya menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat, sekira Al-Hasan mengetahuinya dan melihatnya. Tidak kurang dari dua puluh sahabat yang pendapatnya digunakan oleh Al-Hasan.(10)

Di samping langkah tersebut, dalam menafsirkan ayat Al-Qur'an Al-Hasan juga mengandalkan kebahasaan, sekira bahasa itu berasal dari bahasa Arab yang uslubnya ia ketahui. Kemudian ia juga tidak meninggalkan pendapat, ilmu dan ijtihadnya sendiri. Dalam hal ini ia menggunakan fokus pemikirannya, kemudian ia penggalian makna, dan pengunggulan atas pendapatnya. Inilah yang kemudian menunjukkan kefahaman Al-Hasan atas Al-Qur'an dan dalamnya pemikiran pada ayat-ayatnya.(11)

Contoh penafsiran, ketika Al-Hasan menafsirkan penggalan ayat dari QS. Al-Furqan ayat 38, وَقُرُونَۢا بَیۡنَ ذَ ٰ⁠لِكَ كَثِیرࣰا
Al-Hasan memaknai kurun dengan masa enam puluh tahun.(12)

Demikian semoga memberi manfaat.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 18-10-2023.

Catatan kaki
1M Afifuddin Dimyathi, Jam'ul 'Abir fi Kutub al-Tafsir, (Malang: Lisan Arabi, 2019), h. 15.
2 Ibid. 
3 Ibid. 
4 Ibid. 
5 Ibid. 
6 Ibid. 
7 Ibid. h. 16.
8 Ibid.
9 Ibid.
10. Ibid.
11. Ibid.
12. Muhammad Abdurrahim, Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy, (Kairo: Dar Al-Hadis, t.t), V. 2., h. 168.

Sumber terkait
https://archive.org/details/alfehrist.blogspot.com/page/n4/mode/1up

Sunday, May 28, 2023

Merenungi Bacaan

Merenungi Bacaan 
Edisi Ngaji Fikih Menyamak Kulit Binatang

Sebab menganggur dari kerja, penulis mencoba kembali untuk membuka buku-buku lawas yang pernah penulis pelajari di pesantren. Di antara buku itu adalah kitab Fathul Qarib karya Muhammad bin Qasim Al-Ghuzi syarah Taqrib karya Abu Syujak. 

Sambil terbata-bata dengan makna jawa--utawi iki iku, penulis kembali membaca kitab yang sudah lusuh sebab terlalu lama di pajang. Sebagaimana lazimnya pelajar di pesantren penulis membaca dengan keras sembari merenungi makna dan memahaminya pelan-pelan. 

Setelah sekian menit membaca satu pasal tentang cara menyamak kulit bangkai binatang dan kriteria binatang yang boleh dan tidak untuk disamak. Usai membaca dengan pelan tapi pasti penulis membaca kandungan makna teks yang penulis baca sembari membuka penjelasan dari ulama melalui kitab Al-Bajuri dan Al-Tazhib.

Dalam deretan teks yang penulis baca terdapat sebuah keteragan bahwa kulit bangkai binatang dapat suci setelah disamak kecuali dua jenis binatang yakni Anjing dan Babi berikut ketutunan keduanya atau salah satunya. Mengapa kulit keduanya tidak bisa suci, Syekh Mushthafa Dib Al-Bugha, menjelaskan bahwa Anjing dan Babi semasa hidupnya najis maka tidak bisa suci bagiannya--seperti kulit--setelah kematinnya. 

Duh setelah penulis merenungi penjelasan ini, penulis merasa kasihan Anjing dan Babi berikut keturunannya adalah percontohan binatang yang terpinggirkan. Sudah malang semasa hidup berlanjut setelah mati. Kenajisannya pun menyangkut  sekaligus keturunannya, meskipun wujudnya boleh jadi berupa bintang yang boleh dimakan dagingnya--Anjing melahirkan Kambing. 

Sejalan dengan penjelasan ini, Syekh Bajuri dalam penjelasannya mengutip kalimat indah, 

"Ketika nasab baik orang tua akan menjadikan baik anak keturunannya, barang siapa kagum sungguh serius ia akan tergores duri bunga mawar."

"Dan sungguh sebuah keburukan bagi anak yang jelek dari nasab yang baik, supaya nampak rahasia Allah membolak-balik dan menjatuhkan."

Kutipan pernyataan ulama di atas sungguh mengena, dan dapat dijadikan pelajaran.  Pertama, idealnya orang yang baik berpotensi melahirkan generasi yang baik. Oleh sebab itulah orang yang hendak mendapat keturunan baik memantaskan diri dan mencari pasangan yang baik. Kedua, orang yang baik harus menjaga keturunannya sehingga menjadi generasi yang baik pula. Sebab keturunan akan mencerminkan orang tuanya. Generasi mencerminkan pendahuluanya. Ketiga, generasi harus sekuat tenaga memantaskan diri memiliki kualitas lebih dari pendahulunya. Setidaknya setara dalam prestasinya. 

Selain penjelasan mengenai ini, di akhir pasal penulis kitab menyatakan bahwa jenazah tidak termasuk najis--sebagai pengecualian, sebab Allah memuliakan anak turun Adam. Saking mulianya manusia Allah menganugerahkan bentuk penciptaan yang paling baik di antara mahkluk-Nya yang lain. Maka dari itulah sepantasnya manusia menjaga kemuliannya sehingga tidak jatuh lebih rendah dari binatang. 

Demikian renungan atas bacaan penulis kali ini. Semoga memberi manfaat walau sedikit. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 28 Mei 2023.

Friday, May 26, 2023

Obrolan Haji

Obrolan Haji
Oleh Mustamsikin

Semalam di sela-sela rapat rutin selapanan madrasah diniyah takmiliyyah MTU Pon. Pes. Panggung Tulungagung, terlintas obrolan seputar ibadah haji. Utamanya tentang informasi pemberangkatan calon jemaah haji, kriteria calon jemaah haji, biaya haji, dan masa tunggu antrian ibadah haji.

Obrolan yang berlangsung gayeng di antara asatidz madrasah tentang haji semalam turut memberikan wawasan bahwa ibadah haji memang butuh persiapan. Para calon jemaah setidaknya harus menyiapkan fisik, batin, dan saku tepatnya utamnya uang. Khusus pembahasan tentang duit sering disebut-sebut. 

Dalam obrolan semalam meski hanya sebagai pendengar paling tidak informasi tentang haji dapat memberi wawasan yang bisa dibilang bermanfaat. Penulis menyadari dengan penuh kalau sudah obrolan tentang haji penulis merasa minder, rasa-rasanya penulis hati menjadi ciut. Terlebih kalau kata duit diulang-ulang. Belum lagi antrian pemberangkatan yang kian tahun kian lama. 

Boleh jadi yang tahun ini baru daftar lewat jalur reguler akan dimungkinkan berangkat dua puluh lima sampai tiga puluh tahun lagi. Itu pun kalau tidak ada kendala pemberangkatan seperti melonjaknya dana ibadah haji, sakit permanen atau meninggal sebelum berangkat. Jika diteropong melalui sudut biaya, kalau sekarang puluhan juta--kisaran lima puluh juta--lebih kira-kira tiga puluh tahun yang akan datang bisa jadi mencapai ratusan juta. 

Kendati demikian penulis yakin dengan keyakinan penuh bahwa siapa pun orangnya, seberapapun lama masa tunggunya, seber apa pun biaya yang harus dikeluarkan jika memang dikehendaki sebagai tamu Allah Swt., pasti akan dimudahkan. Boleh jadi dapat kuota haji gratis, kemudian langsung berangkat hingga mendapat predikat haji mabrur.

Kalau sudah masuk ke ranah itu tiada yang mustahil. Sehingga siapa pun harus punya keyakinan bahwa Ibadah haji wajib bagi mereka yang mampu melaksanakannya. Lalu bagi yang belum mampu ya berdoa dan berusaha memantaskan diri untuk menjadi tamunya Allah. Sehingga ikhtiar yang demikian dapat mengikis tumbuhnya rasa patah semangat untuk sekadar ingin mendaftar sebagai calon jemaah haji. 

Melanjutkan peristiwa semalam, tadi sore penulis dapat undangan walimatus safar tasyakuran darintetangga yang minggu depan akan bernagkat ke tanah suci. Walimah yang intinya minta doa restu dan makan-makan tadi mengingatkan kembali bahwa biaya haji lagi-lagi tidak sedikit. Jika saban calon jemaah haji akan berangkat dan kepulangannya harus tasyakuran sebagai acara serimonial maka pasti akan menambah ketersediaan biaya yang tidak sedikit. Setara biaya ngunduh mantu mungkin. 

Seremonial yang demikian menurut penulis kian hari menjadi menu wajib di masyarakat, meski itu semua adalah erat dengan budaya masing-masing daerah. Hingga kemudian tidak jarang seremonial bukan menjadi penyemangat malah menjadi momok sebab ada biaya yang dikeluarkan dan itu banyak. Kalau dalam pernikahan bisa disamakan dengan acara resepsi. Ada yang biasa ada yang berlebihan. 

Serunya acara serimonial yang demikian telah membudaya, sehingga membuat calon jemaah haji bisa pusing jika tidak benar-benar siap. Apalagi serimonial yang seperti itu kini merebak. Bukan hanya orang yang akan dan pulang dari menunaikan ibadah haji saja, melainkan orang yang akan dsn telah pulang umroh pun di paksa oleh budaya demikian. Sungguh terlalu.

Hemat penulis acara serimonial yang seperti itu di masyarakat perlu dibenahi. Agar tidak membuat kehidupan semakin sempit oleh hal-hal yang tidak substantif. Paling tidak acara serimonial tidak dijadikan prioritas dan tolak ukur keberhasilan. 

Nah itu saja, namanya juga obrolan. 
Semoga bermanfaat. 

Wallahu A'lam Bisshawab. 
Kediri, 26-05-2023










Saturday, April 29, 2023

Bincang-Bincang Agama

Bincang-Bincang Agama 1
Oleh Mustamsikin

Suasana lebaran masih terasa hangat sebab silaturahmi kepada handai tauan, kerabat, maupun kawan berlangsung dengan penuh keakraban. Lebih-lebih suasa tersebut juga penulis rasakan saat berkunjung di rumah seorang kawan senior--setidaknya ia sudah lebih berumur dan berpengalaman di masyarakat--pada Rabu 26 April 2023.

Setelah berbincang mengenai hal remeh-temeh layaknya tamu lebaran, mulai menanyakan kabar dan keadaan masing-masing, perbincangan berlanjut tentang bahasan yang bersinggungan dengan agama. Mulai pembahasan tentang perbedaan hari raya, seputar ru'yah dan hisab berikut polemik di masyarakat. Berikut cara mengelola perbedaan antar tokoh agama. 

Selain membincang mengelola masyarakat agar tidak timbul konflik, terkait perbedaan awal lebaran, penulis bersama kawan tadi juga membahas mengenai perkembangan semangat keberagamaan di masyarakat. Mulai awal masyarakat mengenal Islam, hingga para tokoh pejuang yang merintis edukasi dan sosialisasi (dakwah) tentang agama Islam di perkampungan yang notabenenya berada di lereng gunung Wilis. 

Perlu di ketahui mengawal dakwah Islam di lereng gunung tidak mudah. Sebab secara geografis masyarakat yang berada di lereng gunung cenderung jauh dari hiruk pikuk dunia pendidikan. Belum lagi juru dakwah yang menjangkau ke sana masih terbilang minim. Meskipun di kini suasana keberagamaan sudah jauh meningkat. 

Peningkatan yang dimaksud di tandai dengan semakin banyaknya orang menjalankan ritual ibadah seperti salat jamaah, puasa, hingga menjamurnya Madrasah Diniyyah Takmiliyyah meski sederhana. Menurut pengamatan kawan penulis ramaianya orang mau menjalankan syariat agama Islam masih beberapa puluh tahun yang lalu. Setidaknya dua generasi yang sebelumnya orang masih enggan melakukan ibadah salat. 

Tidak dipungkiri memang mendakwahkan Islam di daerah minus lagi-lagi membutuhkan semangat perjuangan dan konsistensi. Tanpa semangat dakwah dengan didukung keistikamahan yang kokoh tentu Islam di pelosok tidak akan berkembang bahakan akan menurun. Sekalipun untuk mengawal itu semua tidak begitu membutuhkan strategi metode yang rumit. 

Kembali para topik sederhana yang penulis bahas bersama kawan tadi, selain perkembangan Islam yang perlu pengawalan, terdapat hambatan yang tidak bisa diabaikan. Hambatan yang dimaksud muncul bukan sebab tantangan dari luar misalnya himpitan agama lain bukan. Hambatan muncul dari tokoh agama yang sakit hati yang kemudian gembosi masyarakat. 

Berdasar penuturan kawan, tokoh agama yang seperti itulah sejatinya yang membahayakan bagi kelangsungan perkembangan agama Islam. Mereka secara masif memberi teladan buruk, bahkan menyebarkan toksin yang dapat meracuni masyarakat. Alih-alih mereka memberi motivasi agar lingkungan menjadi baik nan religius malah mereka membuat kegaduhan di tengah masyarakat. 

Selain hambatan yang muncul, persoalan agama di masyarakat juga disertai dengan tantangan. Di antaranya meredupnya semangat generasi muda belajar agama yang didukung oleh minimnya minat orang tua memberikan pendidikan agama yang mumpuni--memondokkan anak misalnya. 

Kendati perbincangan berkutat pada hal-hal itu, namun yang seperti ini penting. Setidaknya untuk merencanakan kegiatan postif di masa mendatang dalam meningkatkan semangat keberagamaan di masyarakat. 

Demikian sedikit oleh-oleh lebaran. 
Semoga tidak sia-sia. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 29 April 2023. 
Kawan yang dimaksud adalah sering disebut dnegan Kiai Nduwur sebab berada di atas dataran tinggi. Berdomisili di Ponggok, Mojo, Kediri. 


Monday, February 27, 2023

Isi Aqidatul Awam 10

Isi Aqidatul Awam
Bait 21
Para Malaikat

تفسيل عشر منهم جبريل # ميكال إسرافيل عزرئيل

"Perincian mereka ada sepuluh, di antaranya Jibril, Mika'il, Israfil, Izra'il."

منكز نكير ورقيب وكذا # عتيد مالك ورضوان احتذا

"Mungkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik dan Ridhwan."

Penjelasan
Wajib bagi orang yang telah mukallaf untuk mengetahui jumlah malaikat yang ada sepuluh, yakni:
1. Malaikat Jibril
2. Malaikat Mika'il
3. Malaikat Israfil
4. Malaikat Izra'il
5. Malaikat Mungkar
6. Malaikat Nakir
7. Malaikat Raqib
8. Malaikat Atid
9. Malaikat Malik
10. Malaikat Ridhwan

Tuesday, February 21, 2023

Isi Aqidatul Awam 9

Isi Aqidatul Awam
Bait 21
Malaikat

 والملك الذي بلا أب ولاأم # لااكل لاشرب ولانوم لهم

"Malaikat mereka tidak memiliki ayah dan ibu tidak makan, minum dan tidak pula tidur." 

Penjelasan
Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya. Para malaikat tidak terlahir sebagai manusia memiliki ayah dan ibu. Mereka tidak berayah dan beribu, tidak berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan tidak makan, minum ataupun tidur. 

Monday, February 20, 2023

Isi Aqidatul Awam 8

Isi Aqidatul Awam
Bait 15-20
Para Nabi dan Rasul

تفسيل خمسة وعشرين لزم # كل مكلف فحقق واغتنم

"Wajib bagi setiap orang yang sudah mukallaf untuk mengetahui dengan benar perincian nama-nama para Nabi."

Penjelasan
Syekh Ahmad Marzuqi melalui bait di atas menjelaskan bahwasannya bagi orang yang sudah mukallaf untuk mengetahui dengan tahqiq nama-nama nabi yanh jumlahnya ada dua puluh lima. 

هم أدم إدريس نوح هود مع # صالح وإبراهيم كل متبع

" Mereka yakni Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim yang semuanya diikuti."

لوط وإسماعيل إسحاق كذا # يعقوب يوسف وأيوب احتذى 

"Luth, Isma'il, Ishaq, Ya'qub, Yusuf, Ayyub yang mengikuti nabi sebelumnya."

شعيب هارون وموسى واليسع # ذو الكفل داود سليمان اتبع

"Su'aib, Harun, Musa, Ilyasa', Dzul Kifli, Dawud, Sulaiman yang mengikuti nabi sebelumnya."

إلياس يونس زكريا يحي# عيسى وطه خاتم دع غيا

"Ilyas, Yusuf, Zakariya, Yahya, Isa, Nabi Muhammad Saw., dan tinggalkan keraguan."

عليهم الصلاة و السلام # وآلهم مادامت الايام

"Bagi mereka salawat dan salam dan kepada keluarga mereka selagi hari-hari berlangsung abadi."

Penjelasan 





Mauidhah Hasanah ISRA' MI'ROJ

Mauidhah Hasanah
Oleh KH. Nadjib Zamzami
ISRA MI'RAJ 20-02-2023

Pembukaan. 

1. Berkah ini semoga bisa memetik hikmah dari peringatan Isra' Mikraj menuju sukses di masa mendatang sukses dunia akhirat.
2. Mengambil mutiara-mutiara ISRA Mi'raj
A. Allah sendiri yang melakukan Isra' Mikraj
B. Yang diisrak mikrajkan adalah hamba-Nya
C. Pada peristiwa itu ada awwalan ada akhiran (berangkat dari masjid menuju masjid). Secara konsisten. Dimulai drngan baik dan konsisten sampai akhir baik.Contoh. Berdoa sebelum pintar dan sesudahnya.
D. Allah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada Rasul SAW. untuk disebarkan.
E. Kita mengabdi dan hanya kepada Allah mengabdi.
F. Allah menyucikan hati Nabi Muhammad Saw., untuk menyucikan dari suci menjadi lebih suci. (menerima dan menyampaikan)
G. Ada hikmah dibalik diutusnya Nabi Saw., bersama Malaikat Jibril. Maknanya kota tidak bisa hidup sendiri.
H. Diperintah untuk salat adalah hatinya.
I. Salat harus dilakukan 
K. Salat diusahakan jamaah
L. Kisah orang yang ketinggalan salat jamaah
M. Ada proses yang harus dilalui. Harus adanya musyawarah.
N. Semoga setelah kegiatan ini lebih baik, ibadah, salatnya, doanya dll. Menjadi insan saleh salehah berguna nusa dan bangsa.
3. Yarasulallah. 
4. Anak MTs ke Aliyah mondok. Yang sudah aliyah mau kuliah tetap memilih perguruan tinggi yang Ahlu Sunnah Waljamaah. Jangan sampai keluar dari Sunan Kalijogo menjadi wahabi. 
5. Jangan sampai cari tempat selain Ahli Sunnah wal Jama'ah (kos, pondok dll). 
6. Yang belum segera menamakan pendidikan patuhi peraturan.

Penutup. 

Saturday, February 18, 2023

Isi Aqidatul Awam 7

Isi Aqidatul Awam
Bait 13
Sifat Mustahil
فالمستحيل ضد كل واجب # فاحفظ لخمسين بحكم واجب

"Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Maka hafalkanlah secara wajib 50 aqa'id."

Penjelasan
Bagi orang yang sudah mukallaf wajib mengetahui aqo'id lima puluh. Maksudnya selain telah mengetahui sifat wajib dan jaiz baik bagi Allah maupun para rasul, mereka harus mengetahui juga sifat mustahil.

Jika dijumlah maka sifat wajib dan sifat mustahil bagi Allah dan para rasul-Nya berjumlah lima puluh dengan perincian.

1. Sifat wajib bagi Allah ada 20
2. Sifat mustahil bagi Allah ada 20
3. Sifat jaiz bagi Allah 1
4. Sifat wajib bagi para rasul ada 4
5. Sifat mustahil bagi para rasul 4
6. Sifat jaiz bagi para rasul 1
Jika dijumlahkan semuanya berjumlah lima puluh. 

Isi Aqidatul Awam 6

Isi Aqidatul Awam
Bait 12
Ishmah Para Rasul

عصمتهم كسائر الملائكة # واجبة وفاضلوا ملائكة

"Para rasul pasti memiliki ishmah (terjaga dari melakukan dosa) sebagaimana para malaikat. Dan mereka lebih utama dari pada malaikat."

Penjelasan
Nazam di atas menunjukkan bahwasannya para rasul sebagaimana malaikat sejatinya memiliki sifat ishmah yakni terjaga dari melakukan dosa. Di antara keduanya, para rasul lebih utama dari pada malaikat. 

Wednesday, February 15, 2023

Isi Aqidatul Awam 5

Isi Aqidatul Awam 5
Bait ke 11
Sifat Ja'iz Bagi Rasul

وجائز في حقهم من عرض #بغير نقص كخفيف المرض

"Dan boleh bagi para rasul untuk menerima sesuatu yang baru datang tanpa mengurangi derajat kesempurnannya seperti sakit yang ringan."

Penjelasan
Syekh Ahmad Marzuqi melalui bait di atas memberikan penekanan kepada orang yang mukallaf untuk meyakini bahwasannya di antara sifat jaiz yang ada rasul yakni menerima sesuatu yang baru. Seperti rasa lapar, haus maupun merasakan sakit. Mereka dapat merasakan sakit sebagaimana manusia pada umumnya. Namun, sakit yang demikian tidak menjadikan derajat mereka menjadi merosot. 

Isi Aqidatul Awam 4

Isi Aqidatul Awam 4
Bait ke 10
Sifat Wajib Bagi Para Rasul

أرسل أنبياذوي الفطانة # بالصدق والتبليغ والأمانة

"Allah mengutus para nabi yang memiliki sifat fathanah (cerdas), sidiq (jujur), tabligh (menyampaikan), dan amanah (dapat dipercaya)."

Penjelasan 
Syekh Ahmad Marzuqi, menunjukkan sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh para rasul serta wajib diketahui oleh orang yang mukallaf. Sifat-sifat yang dimaksud yakni,
1. Sidiq (jujur) 
2. Amanah (dapat dipercaya) 
3. Tablihg (menyampaikan) 
4. Fathanah (cerdas) 

Sifat-sifat tersebut wajib ada pada diri seorang rasul, sekaligus menegasikan kebalikannya. Seorang rasul tidak boleh, 
1. Dusta
2. Khiyanat
4. Menyembunyikan 
5. Bodoh



Tuesday, February 14, 2023

Isi Aqidatul Awam 3

Isi Aqidatul Awam 3
Bait ke 9
Sifat Jaiz Bagi Allah

وجائز بفضله وعدله # ترك لكل ممكن كفعله 

"Dan boleh bagi Allah dengan anugrah serta keadilan-Nya meninggalkan atau melakukan yang mungkin."

Penjelasan 

Syekh Ahmad Marzuqi, melalui bait di atas menegaskan bahwa sifat yang ja'iz (boleh) bagi Allah yakni satu. Fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu (melakukan segala yang mungkin atau meninggalkannya).

Allah dengan anugrahnya boleh memberi pahala pada mereka melakukan kebaikan atau bahkan menyiksanya. Atau dengan sifat adil-Nya Allah menyiksa mereka yang berbuat keburukan atau memberinya pahala. 
 

Monday, February 13, 2023

Isi Aqidatul Awam 2

Isi Aqidatul Awam 2
Bait 5-8

 فالله موجود قديم باقي # مخالف للخلق بالإطلاق

"Maka bagi Allah, adalah sifat wujud, qidam (dahulu) , baqa (kekal) , mukhalah lil hawadits (berbeda dengan makhluk), dengan mutlak."

وقائم غني وواحد وحي # قادر مريد عالم بكل شي

"Sifat qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri), wahdaniyyat (esa), hayy (hidup), qudrat (kuasa), iradat (berkehendak), ilmu (mengetahui), terhadap segala sesuatu."

سميع ن البصير و المتكلم # له صفات سبعة تنتظم 

"Sama' (mendengar), bashar (melihat), kalam, (berfirman), ia--selanjutnya--memiliki tujuh sifat yang runtut. 

فقدرة إرادة سمع بصر # حياة ن العلم كلام ن الستمر

"Kaunuhu qadiran (maha kuasa), kaunuhu muridan (maha berkehendak), kaunuhun sami'an (maha mendengar), kaunuhu bashiran (maha melihat), kaunuhu hayyan (maha hidup), kaunuhu aliman (maha mengetahui), kaumuhu mutakalliman (maha berfirman) yang tetap."

Penjelasan
Sifat wajib bagi Allah yang tersaji pada nadzam di atas ada dua puluh. Meliputi shifat nafsiyyah, shifat salbiyyah, sifat ma'ani, dan ma'nawiyyah. 

A. Sifat Nafsiyyah
1. Wujud (ada)

B. Sifat Salbiyyah
2. Qidam (dahulu) 
3. Baqa' (kekal) 
4. Mukhalafah lilhawadis (berbeda dengan makhluk) 
5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri) 
6. Wahdaniyyat (esa)
 
C. Sifat Ma'ani
7. Qudrat (kuasa) 
8. Iradat (berkehendak) 
9. Ilmu (mengetahui) 
10. Hayat (hidup) 
11. Sama' (mendengar) 
12. Bashar (melihat) 
13. Kalam (berfirman) 

D. Sifat Ma'nawiyyah
14. Kaunuhu qadiran (Maha Kuasa) 
15. Kaunuhu muridan (Maha Berkehendak) 
16. Kaunuhu aliman (Maha Mengetahui) 
17. Kaunuhu hayyan (Maha Hidup) 
18. Kaunuhu sami'an (Maha Mendengar) 
19. Kaunuhu bashiran (Maha Melihat) 
20. Kaunuhu mutakalliman (Maha Berfirman). 





Isi Aqidatul Awam 1

Isi Aqidatul Awam
Bait 5

وبعد فاعلم بوجوب المعرفة # من واجب لله 
وعشرين صفة

"Dan setelah mengucapkan--basmalah, shalawat, salam--maka wajib untuk mengetahui dengan ma'rifat tentang dua puluh sifat yang wajib bagi Allah."

Penjelasan 
Syekh Ahmad Marzuqi, setelah memberi pendahuluan pada kitab ini, selanjutnya ia menegaskan kepada umat Islam yang sudah mukallaf--mendapat beban, Islam, baligh, berakal--untuk mengetahui sifat-sifat yang wajib bagi Allah. 

Jumlah sifat-sifat yang wajib bagi Allah Swt., ada dua puluh sifat. 







Pendahuluan Aqidatul Awam 3

Pendahuluan 
Aqidatul Awam Bait 3 dan 4

ثم الصلاة والسلام سرمدا # على النبيةخير من قد وحدا

"Kemudian salawat dan salam selamanya tersanjung kepada Nabi sebaik-baiknya orang yang meng-Esa-kan Allah Swt."

وآله وصحبه ومن تبع # سبيل دين الحق غير مبتدع

"Dan keluarga Nabi, sahabat, serta orang-orang yang mengikuti jalan agama yang benar bukan orang yang bid'ah."

Penjelasan
Syekh Ahmad Marzuqi, setelah mengucapkan Basamalah, Hamdalah dilanjutkan dengan menyanjungkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Sosok nabi yang paling baik dalam mengikrarkan ke-Esa-an Allah Swt.

Salam hormat, dan keselamatan tandi juga disenandungkan kepada kelurga Nabi Saw., para sahabat dan juga kepada orang-orang yang mengikuti jalan yang benar. Mengikuti ajaran agama yang benar--golongan Ahli Sunnah Wal Jama'ah. Bukan orang-orang yang bebuat bid'ah. Memperbarui agama. 




Pendahuluan Aqidatul Awam 2

Pendahuluan
 Aqidatul Awam Bait 2

فالحمد لله القديم الأول # ألأخر الباقي بلاتحول

"Segala puji bagi Allah yang dahulu yang awal dan akhir yang kekal tiada berubah." 

Penjelasan 
Syekh Ahmad Marzuqi setelah berucap Basamalah, selanjutanya menuji Allah seraya membaca Hamdalah. 

Segala puji bagi--hanya pantas--untuk Allah zat yang qadim (dahulu tanpa permulaan), yang awwal (pertama yang ada), yang akhir (terlahir), yang baqi (kekal) tanpa menerima perubahan.

Pendahuluan Aqidatul Awam 1

Terjemah Bait 1
Aqidatul Awam

أبدأ باسم الله و الرحمٰن # وبالرحيم دائم 
الإحسان

Saya mwmulai mengarang dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayabg serta yang memberi kebaikan yang abadi. 

Penjelasan, 
Syekh Ahmad Al-Marzuqi, mengatakan bahwasanya dalam memulai mengarang kitab Aqidatul Awam ini terlebih dahulu memulainya dengan menyebut nama Allah. Berucap basmalah sembari memohon pertolongan kepada-Nya. 

Zat Yang Maha Rahman (mengasihi di dunia dan di akhirat). Yang Maha Rahim (menyayangi di akhirat saja). Zat yang kebaikan-Nya abadi sepanjang masa. 

Monday, January 9, 2023

Rasa Syukur Yang Paripurna

Rasa Syukur Yang Paripurna 
Oleh Mustamsikin

Ahad 1 Januari 2023 menjadi penanda aktivitas penulis di tengah hiajuanya padi persawahan. Bertepatan dengan tahun baru 2023 penulis merasa nyaman membersamai para ibu-ibu menyiangi rumput di sawah. Sungguh sebuah kegiatan yang menyenangkan.

Bagi penulis kegiatan seperti itu sangat biasa, sebagaimana aktivitas petani pada umumnya. Namun menjadi istimewa saat penulis mendengarkan ungkapan syukur "Alhamdulillah" yang keluar dari ibu-ibu penyemai rumput di sela-sela sarapan pagi. Lisan-lisan yang dipenuhi rasa syukur kepada pemiliknya.

Ungkapan penuh syukur ini menjadi penanda bahwa terikasih kepada Yang Maha Kuasa bisa diungkapkan di manapun dan oleh siapapun. Syukur tidak menunggu kaya. Syukur tidak terpaku pada keadaan yang benar-benar sempurna. Syukur bisa diungkapkan dibawah terik matahari yang menunjukkan sinar kehangatannya.

Ungkapan yang demikian juga menjadi karakter bagi orang-orang yang diberi sesuatu yang paling baik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. 

عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " ما أنعم الله على عبد نعمة، فقال : الحمد لله. إلا كان الذي أعطى أفضل مما أخذ ".

"Dari Anas berkata: Barsabda Rasulullah Saw." Tidaklah Allah memberi nikmat pada seorang hamba, kemudian hamba tadi berkata, Alhamdulillah. Kecuali Allah akan memberikan sesuatu yang lebih utama yang Ia ambil."

Dari hadis di atas jelas bahwa ungkapan syukur dapat memantik pemberian yang berkelanjutan dari Allah Swt. Di sisi lain siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah dan siapa yang kufur akan diazab oleh-Nya. 

Dari penjelasan penulis di atas dapat disimpulkan bahwasannya rasa syukur adalah puncak dari kenikmatan. Walaupun itu datang dari seorang emak-emak perkasa yang kesehariannya mencoba meringankan beban suami dengan menambah penghasilan semampunya. Sesuai kapasitas dan keahlian yang ia miliki. 

Jika merujuk pada kisah di atas tentu aneh jika rasa syukur tidak berada pada orang yang lebih nyaman posisi dan profesinya dari pada ibu-ibu penyemai rumput tadi. Keyakinan baik penulis, orang yang berada di perkantoran disejuki oleh dinginnya AC ruangan lebih dapat bersyukur dari pada ibu-ibu tadi. 

Apakah demikian yang terjadi? Penulis hanya berkeyakinan baik dan semoga itu benar adanya. 

Wallahu A'lam Bisshawab. 
Kediri, 10-01-2023.