MUSTAMSIKIN

Tafsir Al-Hasan Al-Bashriy

Monday, October 31, 2022

Sinergi Guru, Orang Tua, dan Peserta Didik Sebagai Solusi

Sinergai Guru Orang Tua, dan Peserta Didik Sebagai Sebuah Solusi
Oleh Ahmad Mustamsikin Koiri

Semenjak penulis menjadi guru di salah satu madrasah aliyah di Kediri--sejak 2016 silam, penulis menyadari bahwa menjadi guru tidak mudah. Apalagi di zaman yang serba penuh tantangan ini.Tantangan yang menerobos semua lini kehidupan tak terkecuali dunia pendidikan. 

Bagi guru di zaman yang sejatinya serba cepat dan mudah ini, mereka mendapati tantangan serius dalam persaingan. Guru yang enggan terus belajar akan tertinggal. Apalagi sekarang sumber belajar siswa dapat diperoleh dari internet. Youtube misalnya. Guru yang minim inovasi tidak memiliki daya tarik yang cukup boleh jadi akan ditinggalkan oleh peserta didik. Dan bahkan akan tergantikan oleh bimbel online atau aplikasi belajar yang serba murah meriah. 

Tantangan serupa juga menyasar orang tua peserta didik yang sama-sama mengalami satu kondisi yang semakin berat. Tidak sedikit di antara mereka yang berkeluh kesah dengan keadaan dimana mereka mengalami kebingungan dalam memberi suport kepada anak-anak mereka. Lebih-lebih untuk meningkatkan minat belajar. Belum lagi, kian hari biaya kehidupan maupun pendidikan terus meroket. 

Sejalan dengan itu peserta didik juga mengalami kondisi serupa. Mereka disibukkan dengan duni maya yang serba online seperti game, youtube, dan hiburan maya sejenis. Hampir sering ditemukan anak yang khusuk berjam-jam memantengi layar smartphone atau gawai yang mereka miliki. Alih-alih mereka belajar dan memperluas wawasan dengan banyak membaca buku. Mereka malah disibukkan dengan hal-hal yang sifatnya hiburan belaka. 

Tidak bisa dipungkiri memang, tantangan dalam pendidikan semakin berat dirasakan. Baik bagi guru sebagai pendidik, orang tua peserta didik maupun peserta didik sendiri. Ketiga elemen ini dalam waktu yang bersamaan mendapat tantangan masing-masing sebagaimana penulis paparkan di atas. Lalu bagaimana tips dalam menghadapi tangang-tantangan yang menghadang?

Penulis yakin setiap tantangan dapat dihadapi, tinggal sejauh mana seseorang memiliki komitmen yang kuat dan usaha yang keras. Guru, orang tua maupun peserta didik harus mengerahkan semua kemampuan guna menghadapi tangangan yang luar biasa menghadang laju lokomotif pendidikan.

Bagi guru untuk menghadapi tantangan yang ada harus berupaya untuk selalu mengupdate pengetahuan. Mengubah cara mendidik dan menyusaikan dengan zamannya. Guru juga harus terus membuat kreasi dan inovasi baru dalam mendidik peserta didik melalui media yang beragam. 

Sebagai seorang guru harus dinamis, tidak boleh mandek dan mengandalkan pengetahuan dan metode pembelajaran yang sudah usang. Boleh jadi mengajar bertahun-tahun dapat mempermudah guru dari penguasaan materi pembelajaran, namun tidak pada metode pembelajaran. Jika guru hanya monoton dalam menyampaikan pelajaran hanya mengusai satu metode pembelajaran maka bersiaplah untuk ditinggalkan. 

Belum kalau guru bersifat apatis dan tidak mau tahu terhadap perkembangan dunia pendidikan maka ia akan ditinggalkan dan akan terganti oleh aplikasi. Ia akan tersudut oleh kondisi dimana akan dijauhi oleh peserta didik. Sedangkan bagi orang tua, sudah sepantasnya jika mereka terus berusaha untuk menyesuaikan dengan keadaan. Utamanya dalam hal memberi motivasi kepada anak-anak mereka sebagai peserta didik. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup dan update dalam menghadapi tantangan pendidikan yang dialami oleh anak-anak mereka. 

Orang tua tidak boleh menutup diri untuk melek terhadap kondisi yang ada. Kondisi yang dialami oleh anak-anak mereka saat ini. Orang tua juga harus berperan aktif dalam mengawal pendidikan anak-anak mereka. Tidak boleh lelah. Dan bahkan harus mengetahui terobosan yang solutif untuk mengantarkan anak-anak mereka untuk memperoleh pengetahuan. 

Adapun peserta didik sudah sepantasnya mereka bersemangat untuk memperoleh pengetahuan melalui banyak sumber. Sudah selayaknya mereka juga mampu menghadapi tantangan yang hadir saat ini. Mereka harus mampu mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. 

Suatu contoh misalnya mereka harus lebih mendahulukan belajar daripada bermain gawai. Atau dengan memanfaatkan gawai guna menambah dan menunjang pendidikan. Menggunakan gawai untuk memperluas wawasan dengan cara mengikuti bimbel online. Menggunakannya untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk menunjang penguasaan mereka atas pelajaran yang diajarkan oleh guru di dalam kelas. 

Terakhir untuk menghadapi tantangan baik guru, orang tua maupun peserta didik harus memiliki sinergi yang kokoh. Guru jika hanya mengandalkan dirinya sendiri tanpa orang tua yang solid dalam mengawasi dan memberi semangat kepada peserta didik baik secara moral maupun material akan kesulitan. Begitu juga orang tua tanpa peran optimal dari seorang guru niscaya mereka akan kelimpungan. Apalagi bagi peserta didik tanpa guru dan orang tua yang memiliki misi yang sama apalah di punya kemampuan. 

Sinergi ketiga elemen antara guru, orang tua maupun murid harus diperkuat. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai. Guru dapat menjadi teladan dan inspirasi. Orang tua dapat menjadi sosok yang selalu memberi motivasi. Murid yang selalu tahan uji dan selalu mampu beradaptasi menghadapi tantangan yang merintangi.

Penulis dalam hal ini memberi kesimpulan bahwasannya puncak dari suksesnya pendidikan tidak terlepas dari peran aktif ketiga elemen di atas. Guru, orang tua dan peserta didik. Apapun tantangan, hambatan, dan rintangan dalam pendidikan akan mudah dihadapi serta diproleh solusi.
Demikian sedikit uraian penulis tentang pentingnya sinergi guru, orang tua, dan peserta didik untuk memajukan pendidikan. Tanpa kelompokan dari ketiganya mustahil kemajuan pendidikan akan diperoleh.

Semoga bermanfaat. 
Wallahu A'lam Bisshawab 


Kesan Membaca Buku Dan Arsy Pun Berguncang

*Resensi Buku Dan 'Arsy pun Berguncang*
Oleh Mustamsikin 

Identitas buku
1. Nama pengarang:
Ahmad Husain Fahasbu
2. Judul buku: Dan' Arsy pun Berguncang
3. Penerbit: Diva Press
4. Tempat terbit: Jl. Wonosari, Baturetno Banguntapan Yogyakarta.
5. Tahun terbit: 2022
6. Tebal buku: 230 hlm
7. Kategori: kisah sahabat Nabi Saw. 
8. Harga buku: 70000
9. Resolusi: 14x20 cm

Salah satu buku yang begitu menarik bagi penulis adalah buku _Dan 'Arsy pun Berguncang Sirah Unik Sahabat-Sahabat Kanjeng Nabi_ yang ditulis oleh Ahmad Husain Fahasbu. Sosok penulis muda dari kalangan pesantren alumnnus Ma' had Aly Situbondo. 

Buku ini begitu menarik dan ciamik untuk dibaca. Menarik sebab di dalamnya disajikan kisah-kisah para sahabat Nabi Muhammad Saw., dengan segenap sisi heroik dari masing-masing mereka. Kisah-kisah kurun terbaik Islam pasca Nabi Muhammad Saw. 

Dalam buku ini disajikan tiga puluh enam sahabat nabi yang menemani berjuang beliau. Masing-masing kisah heroik para sahabat dituangkan dengan bahasa yang begitu renyah, mengalir dan pokoknya bikin merinding para pembaca. (h.19) 

Sudah sejak lama sebenarnya penulis penasaran dengan isi buku Dan Arsy Pun Berguncang, yang ditulis oleh alumni Ma'had Aly Situbondo ini. Namun baru tanggal 22 Oktober 2022 setelah mendapat info harga khusus di hari santri penulis memesan buku ini.

Sekilas buku ini memang menarik apalagi diberi pengantar oleh Al-Faqih Wa Ushulih KH. Afifuddin Muhajir. Sekaligus buku ini merupakan persembahan penulisnya untuk Kiai Afif. Persembahan murid kepada guru yang menjadi teladan, inspirasi, dan banyak memberikan pencerahan kepadanya.(h.5)

Sepengetahuan penulis dengan mengikuti diskusi penulis buku ini di laman facebook sudah sangat banyak bertebaran testimoni tentang buku ini sejak pre order setidaknya hingga kini cetakan kedua. Entah sebab penulisnya, atau isi yang terkandung di dalamnya maupun aspek lain.

Sekilas penulis akan menguraikan kenapa buku ini menarik dan patut dimiliki. 

Pertama, buku menarik bagi penulis bisa dilihat dari sisi penulisnya. Termasuk buku Dan 'Arsy pun Berguncang ini. Buku ini ditulis oleh sosok muda yang begitu moncer. Ditambah lagi ia adalah alumni pesantren kenamaan Ma' had Aly Situbondo salah satu lembaga yang didirikan oleh Kiai As'ad Samsul Arifin.

Sosok penulis muda yang dulunya penulis ikuti beberapa tulisannya di Alif.ID. Pun juga ternyata buku ini sebagian dari bagiannya pernah di muat di Alif.ID. Meskipun tentu dalam paparan buku ini lebih komprehensif. (h. 7). 

Entah mengapa dulu penulis begitu penasaran dengan sosok penulis buku ini, Ahmad Husain Fahasbu. Lama penulis ikuti tulisan-tukisannya begitu menarik. Ternyata ada santri pesantren murni yang analisisnya begitu mendalam bacaannya luas, dan senantiasa tak letih meluaskan pandangannya. Penulis menduga sosok ini bukan orang biasa. Gus lah kira-kira dalam bahasa kalangan pesantren menyebutnya. 

Kedua, buku ini menarik sebab menyajikan kisah para sahabat dari sudut yang berbeda. Jika kebanyakan buku sejarah sahabat mengisahkan sisi kehidupan yang biasa-biasa dialami orang pada umumnya, dalam buku ini disajikan dengan meneropong sisi paling menonjol yang diperankan oleh para sahabat ketika bersinggungan dengan sosok makhluk yang paling mulia yakni Muhammad Saw. 

Misalnya sosok Shafiyah binti Abdul Muthalib, sosok pejuang sekaligus perempuan yang pertama kali membunuh orang musyrik. (h. 20). Sosok Ja'far bin Abi Thalib, pejuang yang wajahnya mirip dengan baginda Nabi Muhammad Saw. (h. 26). Zaid bin Tsabit sekretaris pribadi Rasulullah yang insomnia. (h. 81). Anas bin Malik sosok pelayan Nabi Saw., yang didoakan nabi dan doa keberkahan yang begitu masyhur. (h. 184).

Kedekatan para sahabat kepada sahabatnya kanjeng Nabi Muhammad Saw., membuat terharu. Bagaimana mereka meneladani dan mengambil segala teladan yang dicontohkan nabi. Hingga denyut nadi kehidupannya berupaya menyesuaikannya dengan ajaran nabi.

Dari konten isi yang paling menarik bagi penulis adalah kisah Sa'ad bin Mu'adz, sosok sahabat yang memberkahi dakwah Islam hingga ketika ia masuk Islam semua Bani Abdul al-Asyhal ikut masuk Islam. (h. 114). Ialah sosok yang sangay disegani oleh kaumnya. Ia banyak berjuang hingga beberapa peperangan diikutinya mulai Perang Badar, Uhud, Khandak. Di perang Uhud ia paling terdepan melindungi nabi. Sedang di perang Khandak ia tertimpa panah dari Hubban bin Al-Arafah, yang sebab itulah satu bulan berikutnya ia wafat pada tanggal 5 Hijriah.(h. 115)

Kisah Sa'ad bin Mu'adz ini menarik lantaran Nabi Muhammad Saw., menyabdakan 'Arsy berguncang lantaran kematian Sa'ad. (h. 118). Wafatnya sosok pejuang yang tangguh dan oenuh dedikasi dalam mendakwahkan Islam yang direspon oleh alam. Penulis menduga sebab inilah atau mungkin inilah yang paling dekat mengapa buku ini diberi nama Dan' Arsy pun Berguncang. 

Ketiga, buku ini menarik sebab sumber rujukan yang dijadikan pijakan berkualitas. Ahmad Husain Fahasbu berhasil meramu tulisan dari berbagai rujukan primer yang benar-benar tepat. Sehingga semakin meneguhkan bahwa baik buku atau penulisnya memang orang yang berkualitas. 

Terakhir penulis ucapkan selamat kepada penulis buku ini. Banyak yang bisa penulis ambil, bahkan ketika buku ini penulis pameran kepada para murid mereka begitu antusias bergiliran untuk menelusuri kata demi kata dalam buku ini. Semoga buku ini terus bertebaran mempromosikan jejak sahabat Nabi Muhammad Saw. Dengan segala peran mereka. 

Wallahu A'lam Bisshawab. 
Kediri, 08-12-2022. 


Tuesday, October 11, 2022

Semarak Bulan Bahasa dan Sastra

Semarak Bulan Bahasa dan Satra Indonesia 
Oleh

Bulan Oktober sejak tahun 1980 ditetapkan sebagai bulan bahasa dan sastra. Sejak saat itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyebut bulan Oktober sebagai bulan bahasa. Baru pada tahun 1989 hingga saat ini bulan Oktober disebut dengan bulan bahasa dan sastra. Mengapa harus bulan Oktober? Kita ingat peristiwab bersejarah sumpah pemuda pada kongres pemuda dua, pada 28 Oktober 1928. Pada saat para pemuda bersumpah dan menyepakati beberapa hal salah satunya tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Jika kita menengok ke belakang, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Bangsa yang memiliki beragam suku, budaya, etnik, agama dan kepercayaan hingga bahasa daerah yang berjumlah ratusan. Sehingga diperlukan bahasa pemersatu antar suku bangsa sekaligus untuk mengikat persatuan antar suku tersebut dengan media bahasa pemersatu yakni bahasa Indonesia.

Dengan simpul bahasa Indonesia inilah bahasa-bahasa daerah 'dilebur' disatukan dengan bahasa Indonesia. Orang Jawa boleh menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, begitu juga orang Madura, Orang Papua, dan suku-suku yang lain untuk menjunjung suku bangsanya, akan tetapi dalam bingkai persatuan NKRI maka bahasa resmi dan bahasa permersaru adalah bahasa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, orang Jawa tidak lantas hilang kejawaannya, orang Sunda tidak hilang kesundaannya, orang Madura tidak hilang kemaduraannya. Dengan bahasa Indonesia mereka akan lebih mudah dipersatukan dalam satu frekwensi komunikasi. 

Untuk terus menjunjung bahasa pemersatu itulah kita perlu untuk terus melakukan upaya-upaya membumikan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan memperingati dan menyemarakkan bulan bahasa dan sastara. Kita perlu mengisi bulan bahasa ini dengan berbagai iven perlombaan misalnya atau seremonial lain sebagai wujud kepedulian kita pada bahasa persatuan. 

Perlombaan dapat diisi misalnya dengan penulisan karya sastra cerpen, puisi, hingga artikel ilmiah popular. Selain itu, kita bisa memeriahkan bulan bahasa ini dengan perlombaan pidato bahasa daerah yang dipadulan dengan bahasa Indonesia. Kita yakin meski sederhana dampak dari kegiatan seperti di atas akan menumbuhkan dan memperkuat kecintaan kita pada bahasa dan sastra Indonesia. Bahasa Indonesia akan semakin membumi, pun juga sastra Indonesia akan semakin diminati. 

Kita sangat berharap tentunya bulan bahasa kali ini tidak berlalu saja. Tidak ada suatu kegiatan yang menumbuhkan dan mengokohkan kita pada bahasa dan sastra Indonesia. Kalau tidak kita siapa lagi? Kalau bukan kita siapa yang mau megupayakan itu. 

Melalui tulisan sederhana ini, penulis mengajar kepada seluruh pembaca agar menggunakan moment bulan bahasa ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita guratkan tinta emas sejarah untuk dikenang di masa mendatang sebagai sumbangsih kita pada bahasa dan sastra Indonesia. Mari kita satukan tekat untuk terus mencintai bahasa Indonesia dan melanggengkan sastra Indonesia. 

Wallahu A'lam Bisshawab 
Kediri, 11-10-2022.