Thursday, July 28, 2022
Kiai Asrori Ibrohim
8 Tahun dikirim di Pon. Pes. Mojosari nganjuk, 1958 pulang, berdakwah. Mengajak masyarakat sekedik barokahi.
Friday, July 1, 2022
Sosok Tuna Netra Yang Ahli Ibadah
Mbah Jah In Memoriam
Oleh Mustamsikin
Sosok 'keramat' paku dusun Pulerejo telah berpulang keharibaan sang Maha Kuasa, innalillahi wainnailaihi rajiun. Ialah Mbah Jah sapaan akrab dari Siti Khodijah, sosok perempuan yang diusia senjanya masih tekun beribadah meski tuna netra di usia senjanya. Ialah potret perempuan yang benar-benar hebat.
Mbah Jah begitu orang sekitar memanggilnya, perempuan yang dikaruniai sebelas anak. Bahkan sebelum ia tutup usia di antara anaknya telah mendahuli. Sosok penyabar ahli ibadah dan istikamah berpuasa, berzikir dan ibadah yang lain.
Jika penulis teringat sosok Mbah Jah, maka yang terbayang hanyalah raut wajah bersih berseri-seri min atsaril wudu'. Wajah berseri-seri sebab seringnya wudhu. Wajah bercahaya yang ia ingat hanya beribadah dan beribadah. Meski di akhir senjanya ia tak lagi mampu melihat ia tetap semangat beribadah berjalan menuju masjid yang tak jauh dari rumahnya dengan bantuan tongkat.
Penulis sendiri melihat sosok tua yang harus merangkak untuk sampai masjid. Sesekali dibantu oleh anaknya untuk sampai ke masjid. Sosok tua yang bukan hanya ia rajin salat jamaah namun juga masih ikut mengaji, dibaan hingga manaqiban, bersama dengan tentangga-tetangganya yang lain.
Secara detail memang tidak banyak penulis ketahui tentang Mbah Jah, namun perihal ibadahnya sungguh penulis menyaksikan ia adalah sosok ahli ibadah. Penulis menduga keahlian ibadah Mbah Jah juga mengilhami anak-anaknya untuk tekun ibadah. Pun juga berkah ibadah dan keistikamahannya semua anak-anak Mbah Jah dikaruniai keberkahan.
Tidak sedikit dari anak dan cucu Mbah Jah yang kemudian jadi tokoh agama, pegawai negeri sipil, dosen, hingga tokoh masyarakat. Ada juga yang kemudian menjadi pemimpin pesantren. Mungkin inilah sedikit keberkahan yang dinampakkan Allah kelada hambanya yang ia terus mendekatkan diri kepada-Nya, dengan ibadah secara konsisten.
Kisah kemuliaan Mbah Jah mungkin akan terus berlanjut. Pastilah orang dusun Pulerejo akan mengingat Mbah Jah dari sisi ketekunan, keistikamaahan, himmah yang tinggi untuk terus beribadah hingga tutup usia.
Selamat jalan Mbah Jah, doa-doa terbaik untukmu meskipun engkau tak perlu doa sebab orang tau engkau ahli ibadah yang dirindukan surga. Usiamu telah sampai lebih dari delapan puluh tahun semestinya engkau adalah sosok tua teladan. Pemuda, dewasa, sejalioun orang tua akan tersipu malu karena semangat ibadahmu dengan kondisi fisik yang demikian.
Selamat jalan Mbah Jah, menemui kekasihmu yang engkau beribadah kerena-Nya.
Wallahu A'lam Bisshawab
Kediri, 01 Juli 2022
Subscribe to:
Posts (Atom)